Home » , , , » BAGAIMANAKAH MENJADI SEORANG PEMIMPIN ?

BAGAIMANAKAH MENJADI SEORANG PEMIMPIN ?

Written By FATAMORGANA on Kamis, Mei 27, 2010 | 5/27/2010


Salah satu permasalahan yang sangat mendasar di negara kita adalah kesenjangan sosial yang semakin tajam antara miskin dan kaya. Hal ini merupakan masalah krusial yang harus menjadi perhatian kita semuanya.

Seperti telah diketahui dan dirasakan bersama, betapa keji dan biadabnya perbuatan korupsi yang mengakibatkan terampasnya hak azasi ratusan juta rakyat Indonesia. Mulai dari hak memperoleh pendidikan, kesehatan, sandang, pangan, papan dan sederet hak-hak lainnya yang harus dipenuhi oleh negara sebagai kewajiban mendasar terhadap rakyatnya.

Hak rakyat dan kewajiban negara, gagal untuk dipenuhi dan ditunaikan karena tindakan biadab dari para koruptor. Perang terhadap koruptor sudah lama dicanangkan, tetapi eksistensi dan kebiadaban para koruptor tetap ada dan semakin meningkat.

Hal ini seharusnya tidak terjadi jika para pemimpin kita meneladani sifat-sifat mulia Rasulullah saw, para Kholifah, dan para Sahabatnya, sayangnya sebagian besar pemimpin kita mengabaikan tata cara model kepemimpinan yang telah diajarkan Rasulullah, mereka tidak sempat membaca dan mempelajari sifat-sifat mulia itu, mereka justru disibukan berkoalisi, lobi-lobi, menghimpun dan menyusun strategi untuk menggalang kekuatan dimana-mana untuk pemilihan berikutnya,dst...

Mungkin hal itu juga terletak dari kesalahan kita semua. Kesalahan dalam memilih pemimpin yang patut menjadi panutan.

Saya tertarik mencermati kekalahan AM dalam pemilihan ketua umum Partai Demokrat secara telak pada putaran pertama, yang mengingatkan saya akan pernyataan kontroversial AM di Makassar saat kampanye presiden SBY-Boediono. Kala itu, AM dengan entengnya mengatakan "belum saatnya orang Bugis menjadi pemimpin." , tentu saja pernyataan ini di tujukan buat Pak JK waktu itu.

Hasil dari Kongres Partai Demokrat di Bandung kemarin. Saya dan mungkin banyak orang Bugis lainnya pasti kembali terkenang dengan pernyataan AM tersebut.

Adalah wajar jika kita berpikir jangan-jangan apa yang dikatakan Menteri Negara Pemuda dan Olahraga ini, benar. Belum saatnya orang Bugis memimpin. Lantas kapan? Kita tunggu waktunya.

Tetapi satu hal yang harus dipercaya oleh orang Bugis adalah pemimpin tidak dilahirkan, tetapi dibesarkan. Kalau kita mau memimpin bangsa ini, mari kita persiapkan generasi muda dari saat ini.

Tentu kuncinya adalah peran orang tua, pendidik, dan pengambil kebijakan. Dan satu hal yang perlu diingat, selalu terbuka pintu bagi orang Bugis untuk menjadi pemimpin. Perdana Menteri Malaysia, Dato Seri Najib Tun Razak adalah anak keturunan Bugis yang merantau ke Malaysia.

Jadi, AM dan kita semua orang Bugis tidak perlu khawatir akan ditolak menjadi pemimpin. Kekalahan hanyalah titik untuk memulai evaluasi dan belajar kembali. Paling tidak kita harus belajar dari pepatah Bugis;
Naia riasengage' to warrani maperengnge’ nare'kko moloi roppo-roppo ri laomu, rewe'ko paimeng sappa laleng molai.
" Artinya: "Orang yang unggul adalah yang berani dan kuat bertahan. Jikalau engkau mendapat jalan yang sukar, berpikir kembali dan berusahalah untuk menyelesaikan rintangan yang dihadapi."
Semoga Allah SWT senantiasa menganugerahkan kepada kita lisan yang baik, yang mampu menghasilkan perkataan yang benar, mulia, komunikatif, berkualitas, pantas, dan santun. Sehingga nantinya akan tercermin dalam setiap perilaku kita sehari-hari. Amin

Share this article :

44 comments:

  1. pertamax g yah..... moga pertamax

    BalasHapus
  2. Alhamdulillah bisa pertamax.... tp kebanyakan pemimpin malah disalah gunakan, kalau menurut aq sebelum jadi pemimpin, pimpin dulu diri sendiri, kalau memimpin diri sendiri aja belum bisa apalagi memimpin banyak orang

    BalasHapus
  3. susah jadi pemimpin ya bang.. pengalaman jadi pemimpin rumah tangga gimana bang?

    BalasHapus
  4. Bila kita telah mampu merasa bahwa kita adalah pemimpin, lalu kita berusaha maksimal utk menjadi pemimpin yg amanah, maka insya allah negeri ini akan menjadi lebih baik bang...
    Terlalu berat beban Pimpinan Negara ini utk membuat perubahan, bila di tingkatan bawah tidak sama-sama berusaha utk amanah.
    Mari kita mulai dari diri kita utk berusaha menjadi pemimpin yang amanah, karena kita adalah PEMIMPIN

    BalasHapus
  5. Buah pikiran yang luar biasa bang.. Saluuts..

    BalasHapus
  6. jadilah pemimpin yang memimpin dengan mata hati dan nurani, jangan jadi pemimpin yang menjadi BOS

    pagi banggggg menjelang siang

    BalasHapus
  7. baru tau kalu AM kalah Pak... (g punya tipi)
    padahal aku kira bakal menang, soalnya keknya pndukungnya rame banged gitu...

    BalasHapus
  8. tidak benar itu perkataan AM.
    untuk menjadi seorang pemimpin, yg dibutuhkan bukan hanya keahliannya dlm memimpin saja ,tapi yg betul2 bisa amanah menjalankannya.
    apakah orang bugis atau bukan, tdk jadi ukuran .
    salam

    BalasHapus
  9. Setuju!
    Seorang pemimpin adalah seorang yang mampu menaklukkan berbagai masalah yang datang menghampiri dan kuat.
    Tak mudah menyerah :)

    BalasHapus
  10. Amin.
    Moga aja kita semua bakal jadi calon pemimpin. :)

    BalasHapus
  11. kalau AM gak menjawab Ketua PD itu artinya disayang Allah Swt bang.
    Pak Habibie kan orang Bugis, dia bisa memimpin kan.
    Jenderal M.Yusuf juga sukses dibidangnya
    Jadi bukan karena SARA atau Saru kok untuk menjadi seorang pemimpin he he he he
    salam hangat dari BlogCamp.

    BalasHapus
  12. gagal sekarang belum akhir segalanya.
    Masa depan yang cerah masih terbentang luas.
    Keep working and praying, Insya Allah.
    salam hangat dari BlogCamp

    BalasHapus
  13. mudah 2 ada pemimpin yang lebih baik lagi dimasa depan

    BalasHapus
  14. memang susah menjadi seoang pemimpin om.

    BalasHapus
  15. Maju terus . . . sip deh post-nya, , , ,

    BalasHapus
  16. menjadi seorang pemimpin yang baik itu tidak la semudah membalikkan telapak tangan!!

    BalasHapus
  17. ya ya ya sepertinya banyak para pemimpin atau lebih tepat nya calon pemimpin kudu lebih bersikap..baik n tau apa yang seharusnya dikatakan..karena cepat atau lambat perkataan kita akan kita tuai juga...

    BalasHapus
  18. Maaf Kegagalan jangan dilihat dari cara mereka jatuh tapi cara bagaimana mereka bangkit dari kesalahan dan keterpurukannya bilang aja mereka khilaf.....Hehehe

    BalasHapus
  19. Baru kali ini aku bisa masuk ke halaman bang iwan dengan lancar,kemaren kemaren susah bangetz lho? Knapa ya

    BalasHapus
  20. Ingat yang ini nda' ora dadi presiden yo ra patheken

    trus akhirnya.....

    BalasHapus
  21. makna dari ayat di atas kurang lebih, kalau menurut saya, bahwa setiap dari kita adalah pemimpin bagi diri sendiri. Bagaimana kita berfikir, berkata dan bertindak adalah hasil dari kempemimpinan itu.

    Masalah ras, bugis ataupun lainnya, saya kira hanya tinggal menunggu waktu.

    Yg jelas, lakukan apa yg terbaik untuk kita sendiri, lalu orang terdekat, lingkungan, negara, baru dunia :)

    BalasHapus
  22. hahahahah!
    jadi komentarnya itu berbalik pada dirinya gitu ya?
    apakah itu karma? Atau kualat?

    BalasHapus
  23. memimpin susah - susah - susah...

    jangan patah semangat! pasti ada jalannya untuk memimpin :)

    BalasHapus
  24. Mulutmu harimaumu .... kata para pengamat ttg kekalahan AM dg statemennya ttg org Bugis jadi kaya senjata makan tuan yaaaa .....

    BalasHapus
  25. Yaa ayyunnas innakholaqnaqummindzakariwwaunsa waja'alnaakumm sungubawwaqobaila lita'arofu inna akromakum ngindalloohi atqokum ...

    BalasHapus
  26. AM itu Asal Menguap, ngomongnya seenaknya. Saya aja yang orang sunda menganggap JK lebih baik dari 2 kandidat lain. Sayang orang jawa kebanyakan masih superior dan penampilan luar lebih menarik daripada kerja nyata.

    Saya tunggu bang, pemimpin-pemimpin Bugis lain (tidak termasuk AM).
    I Love Bugis, I Love Indonesia...

    BalasHapus
  27. Sebuah pepatah yang bagus sekali, penuh harapan dan keyakinan akan keberhasilan.

    BalasHapus
  28. Setiap lelaki dewasa dan menikah adalah seorang pemimpin. Karenanya kalau dia berhasil menjadi pemimpin yang baik di rumah ...insya Allah menjadi pemimpin yg baik di manapun

    BalasHapus
  29. Seberuntung-untungnya orang yang lupa, masih beruntung orang yang beriman dan waspada.

    BalasHapus
  30. saya harus belajar memimpin diri sendiri dulu kayaknya deh..
    untuk melawan egoku yg tinggi..

    BalasHapus
  31. hmm...quote nya bisa jadi renungan
    trim`s

    BalasHapus
  32. Ternyata kena getahnya juga ya bang, Nabi Muhammad adalah tauladan pemimpin yang baik.

    BalasHapus
  33. manusia adalah seorang pemimpin
    paling tidak harus bisa memimpin diri sendiri, tapi mengendalikan hawa nafsu tidaklah mudah seperti sekedar bicara

    BalasHapus
  34. orang yang unggul adalah orang yang berani dan kuat bertahan
    kegagalan sebagai pelajaran untuk berpikir ulang dan bangkit dari kegagalan, bukan pantang menyerah ya. mengatasi permasalahan dan menemukan cara terbaik untuk bangkit

    pencerahan di pagi hari

    selamat berlibur bersama keluarga
    salam dari pamekasan madura

    BalasHapus
  35. kutipan yang teraksir mantap itu pak.

    BalasHapus
  36. setuju bang Iwan, seorang Pemimpin bukan dilahirkan semata akan tetapi memang dibesarkan baik oleh pengetahuan, lingkungan maupun pengalamannya.

    BalasHapus
  37. Pepatah yang sangat bermakna dan hendaknya setiap orang yang gagal selalu ingat kata2 bijaksana tesebut.

    BalasHapus
  38. siapa menepuk air di dulang terpecik muka sendiri sekarang dia merasakan sendiri apakah orang bugis yang memilih bersasarkan suku atau siapa

    BalasHapus
  39. sebelum menjadi pemimpin buat bnyk orang kita harus bisa memimpin diri kita sendiri terlebih dahulu,.. klo mimpin diri kita sendiri aja g mampu ,.. gmn mo mimpin orang lai,...

    BalasHapus
  40. "satu hal yang harus dipercaya oleh orang Bugis adalah pemimpin tidak dilahirkan, tetapi dibesarkan. Kalau kita mau memimpin bangsa ini, mari kita persiapkan generasi muda dari saat ini" by Amriawan.

    Sepakat kawan. Artikelnya sangat inspiratif. Salam peace :)

    BalasHapus
  41. Postingan bapak, penuh dgn Inspirasi bg sy!!
    Terima Kash Pak.!

    BalasHapus
  42. Paragraf terakhir mengingatkan saya pada pepatah: mulutmu adalah harimaumu.
    AM agaknya harus belajar lebih santun dalam berkata-kata.

    BalasHapus
  43. Siapapun pemimpinnya baik itu dari suku apa,yang penting bisa menjadi tauladan dan tidak koruptor dan bisa mensejahterakan rakyat

    BalasHapus

SAHABAT FATAMORGANA

 
Support : FATAMORGANA
Copyright © 2015. FATAMORGANA - MERANGKUM FAKTA, MEREKAM INFORMASI, DAN BERBAGI KHAZANAH
Created by Creating Website Published by Mas Template
Powered by Blogger