Hari ini Ahad 4 Februari 2012 bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1433 H adalah Hari Kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW. yang lazim disebut Maulid Nabi Besar Muhammad SAW
Seperti tahun-tahun sebelumnya Perayaan Maulid berlangsung di beberapa tempat, ada yang berlangsung sangat meriah namun ada pula yang berlangsung sederhana.
Perayaan Maulid dibeberapa daerah sudah menjadi tradisi, bahkan ada yang mengarah ke praktik syirik dengan mengadakan sesajian, berkurban untuk alam, laut misalkan, pemubadziran makanan atau harta, ikhtilath atau campur baur laki-laki dan perempuan, praktek yang mengancam jiwa dengan berdesak-desakan atau rebutan makanan, dan lainnya yang bertentangan dengan syari’at.
Dibalik semua perayaan yang berlangsung tersebut ada hal yang paling penting kita maknai, agar perayaan itu bukan sekedar seremonial belaka.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Kiamat dan ia banyak menyebut (Nama) Allah." (al-Ahzab: 21)
Sejarah manusia telah melahirkan banyak tokoh hebat yang telah menjadi titik balik suatu perubahan peradaban dan tatanan masyarakat tertentu hingga kemudian layak menjadi idola bagi masyarakat tersebut. Tokoh yang diidolakan ini merupakan unsur vital dari identitas yang paling sejati dari seseorang. Figur idola menjadi miniatur dari idealisme, Pengentalan dari berbagai jalan hidup yang diyakini. Bagaimana pun, sistem keyakinan selalu mengupayakan pengidolaan. Karena tanpa itu, keyakinan akan kehilangan kiblat.
Dalam tradisi Islam, ada budaya perayaan maulid Nabi: event yang dimanfaatkan untuk "menghidupkan" idola lewat pembacaan kembali lembaran-lembaran sejarah Nabi Muhammad. Dalam dunia Islam, Nabi Muhammad mestinya adalah super idol bagi setiap generasi Islam sepanjang zaman. Sayangnya, dalam proses gesekan budaya dan rentang waktu yang panjang, keidolaan Nabi terkadang tereduksi menjadi tokoh non empirik.
Sebagai ritual keagamaan, tradisi maulid memang masih diperdebatkan soal benar-tidaknya; sunnah-bid'ahnya. Perdebatan yang sebenarnya hanya pada level kulit; bentuk dan cara, bukan pada esensi "spiritualitas sejarah" dan "penghadiran ulang ketokohan" yang diupayakan lewat tradisi tersebut. Merayakan maulid Nabi berati berusaha menghadirkan kembali sosok ketokohan beliau dan memperpendek rentang waktu yang ada.
Sebagai sebuah seremonial, peringatan Maulid Nabi memang baru dilakukan pada pertengahan Abad ke-6 Hijriah. Tradisi ini dimulai di Mosul oleh Syaikh Umar bin Muhammad al-Mala, kemudian dikembangkan oleh Muzhaffar al-Din bin Zaynuddin (549-630), penguasa Irbil. Tapi, esensi maulid sebagai penghadiran tokoh sejarah secara praktis sudah sangat mengakar sejak generasi pertama umat Islam. Para sahabat adalah orang-orang yang paling "gemar" menghadirkan sejarah Rasulullah dalam ruang kehidupan mereka, mulai dari urusan rumah tangga sampai masalah politik dan militer.
Kehadiran sejarah Rasulullah menjadi inspirasi paling sempurna bagi seorang muslim dalam menjalani apapun dalam realitas hidupnya. Shalah al-Din al-Ayyubi, panglima agung muslimin dan teman perjuangan Muzhaffar dalam Perang Salib, menggunakan tradisi pembacaan sejarah Nabi sebagai strategi untuk menggedor motivasi pasukannya. Ada sisi-sisi sejarah Nabi yang memberikan gambaran sempurna sebuah jiwa heroik dan ksatria. Maka, al-Ayyubi meletakkan Rasulullah sebagai idola militer tentara melalui tradisi pembacaan sejarahnya.
Upaya al-Ayyubi membangkitkan heroisme muslimin vis a vis Pasukan Salib dalam bentuknya paling suspens. Dan, itu mutlak diperlukan sebagai urat nadi dari sebuah perlawanan dan perjuangan.
Al-Ayyubi memenangkan Perang Salib, mengusir mereka dari Al-Quds dan daerah-daerah muslimin yang lain--mungkin salah satunya berkat pengidolaan sejarah dan motivasi historik yang terus ditanamkan dalam ruang pikiran, jiwa dan pandangan hidup mereka.
Sejarah dibaca memang untuk melahirkan tokoh di masa lampau. Ini menjadi salah satu filosofi dari displin sejarah itu sendiri. Dalam tradisi maulid kita, hal itu sangat kental. Bahkan, tidak hanya melahirkan tapi juga menyegarkan kembali bahwa hanya ada satu tokoh kunci dan super idol dalam keyakinan kita, yakni Nabi Muhammad saw.
Menciptakan idola dari tokoh sejarah adalah hal yang cukup sulit. Tokoh sejarah hanya digambarkan dalam bentuk cerita-cerita, tidak bersentuhan secara empirik dengan realitas yang sedang kita alami. Gambaran dalam sejarah tidak sekongkrit ketika seseorang secara langsung bertemu atau merasakan sendiri bagaimana sepak terjang tokoh itu. Diperlukan penciptaan momen yang tepat agar sejarahnya hadir, menyentuh dan meninggalkan pengaruh semi-empirik terhadap seseorang.
Di sinilah, peringatan sejarah secara serentak seperti Maulid Nabi menemukan urgensitasnya yang paling esensial. Seseorang lebih mudah mencintai ayah, ibu, saudara atau temannya daripada mencintai Rasulullah, karena ada interaksi langsung dengan mereka. Lebih mudah mengidolakan tokoh yang berada di sekeliling kita daripada mengidolakan tokoh sejarah seperti Rasulullah saw. Kita bisa bersentuhan langsung dengan kiprah dan kepribadian orang-orang yang berada di sekeliling kita. Mereka lebih mudah mengisi ruang pikiran dalam hidup kita daripada tokoh sejarah.
Sulitnya menghadirkan tokoh sejarah di detak dada, diakui oleh Rasulullah sendiri. Beliau memberikan posisi istimewa untuk orang-orang yang mempercayai beliau padahal mereka tidak pernah melihat beliau. "Mereka saudara-saudaraku," sabda beliau dalam sebuah hadits. Untuk para shahabat di sekelilingnya, Rasulullah tidak menyebut mereka "saudara", tapi "teman".
Keyakinan terhadap tokoh sejarah menjadi salah satu bagian paling inti dari agama. Dalam al-Durr al-Mantsur, al-Suyuthi menyebutnya sebagai keimanan terhadap al-ghayb dalam arti tidak hadir dalam realitas hidup. Kepercayaan terhadap al-ghayb ini merupakan point pokok dari religiusitas seseorang.
Makna Maulid Nabi yang dalam dunia kita terus diperingati setiap tanggal kelahiran beliau bukan lagi sebuah kesemarakan seremonial, tapi sebuah momen spiritual untuk mentahbiskan beliau sebagai figur tunggal yang mengisi pikiran, hati dan pandangan hidup kita.
Dalam maulid kita tidak sedang membikin sebuah upacara, tapi perenungan dan pengisian batin agar tokoh sejarah tidak menjadi fiktif dalam diri kita, tapi betul-betul secara kongkrit tertanam, mengakar, menggerakkan detak-detak jantung dan aliran darah ini.
Maka seperti al-Ayyubi yang menghadirkan Nabi Muhammad di medan perang kita mesti menghadirkan beliau dalam ruang hidup yang lain. Tidak hanya dalam bentuk cerita-cerita yang mengagumkan, tapi juga semangat keteladanan dalam menjalani realitas hidup ini.
izin copas pak... :)
BalasHapusSilahkan... yang penting jangan lupa link sumbernya.
HapusSemoga kita dapat mencontoh pola pikir dan prilaku Rasulullah swa dalam bersikap kesehariannya dengan selalu mengistiqomahkan setiap norma yang disampaikannya.
BalasHapusSukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
setujuu pak.. sudah selayaknya Rasulullah itu menjadi Idola setiap kita ...
BalasHapussalam maulidul rasul brother ... moga2 kita bertambah lebih nikmat
BalasHapusdengan mengamalkan sunnah2 Rasulullah SAW dan berselawat keatasnya..
Terima kasih
BalasHapuskoordinator sulawesi belum ada.
BalasHapusakan menjadi indah jika blogger bumi larinsang berkenan menjadi koordinator dan penggerak di sulawesi.
beban koordinator adalah menerima semua buku dan mencari biaya untuk mengirim ke jakarta atau langsung ambon. semoga beban ini bukan menjadi beban tapi menjadi pahala.
nanti saya konsultasikan dengan Dik Munir..
Hapusmet memperingati atau merayakan maulid nabi untuk para muslim...
BalasHapusnabi muhammad adala idola saya..
semoga saja kita dapat mencontoh nabi muhammad...
BalasHapusselamat memperingati hari maulid nabi..
wah sudah lama ga mampir ke sini... mengambil hikmah dari maulid nabi Muhammad SAW. semoga kedepannya kita jadi umatnya yang lebih baik
BalasHapusSemoga kita menjadi Umatnya dengan tetap berpegan teguh pada ajaran dan sunnahnya
BalasHapussalam dari pamekasan madura
Bang mohon di jemput award persahabatan di Ejawantah's Blog ya !
BalasHapusSukses selalu
Salam
Ejawantah's Blog
wah
BalasHapusinfo yang bagus nih
ya semoga di bulan maulid nabi ini bisa sehat dan di beri kebahagiaan dan bisa hidup lebih tenang
BalasHapushemmh,,setuju sekali itulah hikmah maulid nabi besar muhammad SAW,,,di kampung saya juga sudah menjadi tradisi jika ada maulid nabi..
BalasHapusBissmillah , assalamualaikum ?
BalasHapussaya rasa blog ini pantas masuk peringkat 5 blog terbaik se indonesia , saya lihat tulisannya sangat bermanfaat dan sangat membangun sya sendiri selaku pembaca , jarang jarang sekali blog membahas maulid nabi , saya harap blog ini terus update , salam kenal mas .
allahummasholli wasallim alaihi... subhanallah...
BalasHapusbiarpun perayaannya sederhana namun dibalik itu semua semoga ada hikmah, rahmat n barokahnya sob...
Sabtu kemarin kebetulan dirumahku ramee keluarga pada ngumpul, kaan tradisi dikampungku tuch ngerayainya pas malamnya. Jad as sabtu ngerayain di kampungku, bawa makanan atau buah atau jajan dibawa ke masjid gituh. rasanya seneng banget, hehehehe
BalasHapuscuma sayangnya nih buatku kok pas hari minggu yaa... hahahaha jadi gak libur dech... ^^
Subhanallah...
BalasHapusagar masalah perdebatan mengenai cara perayaan maulid, kita sebagai umat Islam selayaknya saling menghargai dan mengingatkan...
terlepas dari semua itu, banyaknya antusias masyarakat merupakan pertanda yang baik...
Di hari nan penuh makna ini, semoga kita dapat berinstropeksi diri dan menjadi sosok yang lebih baik sesuai dengan yang diteladankan Nabi Muhammad SAW kepada kita
BalasHapusUlasannya sangat bagus bang Iwan,,
sALAM SEMOGA KEMULIAAN DAN KESELAMATAN UNTUK RASUL JUNJUGAN TERCINTA SEMOGA BERSAMA MENDAPAT RAHMAT DARI ILLAHI
BalasHapusterimakasih,sangat bermanfaat sekali. mengingatkan sejarah dan makna maulid yang mungkin sebagian mulai terlupakan menjadi ingat kembali.
BalasHapusDhy2.blogspot.com
agar masalah perdebatan mengenai cara perayaan maulid, kita sebagai umat Islam selayaknya saling menghargai dan mengingatkan...
BalasHapuscerita cerita mengagumkan,,,,,,,,,,,
BalasHapusinformasi yang sangat mendidik, kalau diingat sasya masih jauh dari seorang islam...Ya Allah ampuni segala dosa-dosa hambaMu ini
BalasHapusWiiihh..
BalasHapusinfo yg sngat menarik nich....
makasih bnyak ...
Gambaran dalam sejarah tidak sekongkrit ketika seseorang secara langsung bertemu atau merasakan sendiri bagaimana sepak terjang tokoh itu
BalasHapusasli keren postingnya......:)
BalasHapusperayaan maulid nabi Muhammad SAW,yg mengarah ke praktik syirik itulh yg hrs kita hindari.
BalasHapusspya perayaan maulid nabi itu dpt brlngsng dgn khidmat dan brsih dri yg mngrah ke prktik syirik.
nice post
BalasHapussalam kenal ya..
terima kasih :)
nice post
BalasHapussalam kenal ya..
terima kasih :)
nice post, izin kopas pak
BalasHapusSalam kenal blog yg sngat pantastis
BalasHapusSebuah pencerahan baru yang masuk akal. Mohon izin untuk dikutip di blog kami. Syukron
BalasHapus