Sejarah adalah kata yang “kering” yang cenderung termarginalkan di mata dunia pendidikan kita saat ini. Isinya melulu tentang tanggal dan hafalan tanpa makna. Generasi kita butuh penyegaran untuk senantiasa menjadi pengingat dalam keterlenaan bangsa ini dalam melihat sejarah.
Mungkin kita pernah membaca ungkapan Milan Kundera, sastrawan Ceko, pemenang Nobel Kesusastraan. Ia berkata,”Langkah pertama untuk memusnahkan suatu bangsa cukup dengan menghapuskan memorinya. Hancurkan buku-bukunya, kebudayaannya dan sejarahnya, maka tak lama setelah itu, bangsa tersebut akan mulai melupakan apa yang terjadi sekarang dan pada masa lampau. Dunia sekelilingnya bahkan akan melupakannya lebih cepat”.
Kalimat Kundera ini sangat dengan kalimat , ”Jangan sekali-kali melupakan sejarah!'' Rangkaian kata-kata yang lebih dikenal dengan istilah 'Jas Merah' . Kalimat yang begitu melegenda dicetuskan oleh Putra Sang fajar 'Soekarno', tatkala dilengserkan dari tampuk kekuasaanya sebagai presiden RI pertama.
Respons dan persepsi rakyat Indonesia beragam, ada yang memperhatikan dan mempelajarinya secara serius, ada yang sekedar tahu lalu EGP ( emang gue pikirin…)….. dan nampaknya Teddy Soeriaatmadja terusik dengan kalimat Kundera dan Bung Karno, bersama Ayu Utami yang menjadi penulis naskah skenario, Teddy menjadikan pijakan semangat untuk tidak melupakan sejarah tadi lewat sebuah film yang diberi judul "Ruma Maida". dengan menggandeng Pemain:
Atiqah Hasiholan ... Maida
Yama Carlos ... Sakera
Davina Veronica Hariadi ... Ratu
Imelda Soraya ... Nani Kuddus
Nino Fernandez ... Ishak Pahing
Wulan Guritno ... Bertha
Verdy Solaiman ... Kolonel Maruyama
Frans Tumbuan ... Dasaad Muchlisin
Hengky Solaeman ... Kuan
Imam Wibowo ... Bung Karno
Rizal Edwin Manangsang ... Bung Hatta
Maida, gadis kikuk dan cuek yang idealis, yang mengelola sekolah bagi anak jalanan di sebuah bangunan tua yang terbengkalai.
Setelah dua tahun bergelut bersama anak-anak jalanan, memberikan pendidikan, Maida harus menghadapai kenyataan pahit. Rumah tempat mereka bernaung akan segera dihancurkan untuk kemudian dibangun pusat pertokoan. Maida dan sekolah liarnya terancam terusir.
Maida berjuang keras untuk mempertahankan sekolahnya. Tak ada celah untuk menghindar membuat gadis itu gusar dan beringas, insinyur pembangun rumah tersebut dihadapinya dnegan ketus. Adalah Sakera (Yama Carlos), sang insinyur yang rupanya juga mantan seorang aktivis semasa kuliahnya, tertarik dengan kegiatan yang dilakoni Maida.
Setelah serangkaian kesalahpahaman, mereka akhirnya sepakat sama-sama berupaya mempertahankan sekolah tersebut. Dalam perjuangannya, Maida justru menyibak misteri rumah tua tersebut. Bangunan itu adalah saksi bisu atas kisah cinta yang syahdu dan tragis antara dua insan di tengah perjuangan kebangsaan dan kemerdekaan Indonesia.
Alur cerita mulai berputar ke masa lampau dan kembali ke kenyataan sekarang. Penonton harus cermat mengenang waktu dan sejarah kebangsaan kita agar tidak kehilangan alur cerita. Tokoh lain yang penting dalam film ini adalah Bung Karno. Dalam film ini Bung Karno digambarkan bukan sebagai orator yang ulung. Tapi sebagai negosiator yang memiliki apresiasi seni yang tinggi.
Selain itu, kita akan dibuai dengan beberapa soundtrack dari grup band Naif dengan mengaransemen ulang lagu-lagu Juwita Malam, Di Bawah Sinar Bulan Purnama, dan Ibu Pertiwi selain lagu Keroncong Tenggara yang diciptakan Ayu Utami dan dinyanyikan langsung oleh pemeran Nani Kuddus (Imelda Soraya).
Nani adalah garis penghubung Bung Karno dengan tokoh imajiner dalam cerita Ruma Maida. Selain tokoh sejarah yang sudah terkenal, tokoh baru seperti Ishak Pahing (Nino Fernandez), Nani Kudus adalah imajiner. Karakter yang sengaja dimunculkan Ayu Utami untuk menunjukkan sisi lain Bung Karno.
Rumah tempat Maida mengajar, konon, adalah rumah di mana Bung Karno sering berbincang dengan Iskak Pahing dan keluarga.
Film ini bukan sekedar memberi hiburan yang bermutu. Selain lokasinya yang menarik di kota tua Jakarta dan Semarang, kualitas akting jebolan teater juga menghidupkan film ini. Bahkan jika Anda termasuk orang yang kurang peduli sejarah, bisa-bisa Anda menangkapnya sebagai kebenaran sejarah. Padahal tidak seluruhnya benar-benar pernah terjadi.
RUMA MAIDA percaya bahwa masih banyak anak-anak muda yang ingin meneruskan cita-cita mulia para pelopor bangsa, yakni mencerdaskan bangsa dan hidup damai berdampingan dengan semangat bhinneka tunggal ika.
RUMA MAIDA percaya bahwa masih banyak anak-anak muda yang ingin meneruskan cita-cita mulia para pelopor bangsa, yakni mencerdaskan bangsa dan hidup damai berdampingan dengan semangat bhinneka tunggal ika.
~~~000oooo000~~~
Postingan ini saya peruntukkan buat anak-anakku yang tergabung dalam 'SMANSALILIRIAJA BLOGGER COMMUNITY', agar senantiasa dapat mempelajari sejarah, bukan cuman melalui bangku sekolah yang jumlah beban belajarnya semakin sedikit, dan jangan dibuai dengan kehadiran film-film horor dan sinetron cengeng.
Sumber :
Sumber :
bangsa yang besar tidak akan melupakan sejarah
BalasHapuswalaupun itu banyak berisi hapalan tanggal dan kisah
dari tanggal dan kisah tersebutlah kita menjadi seperti sekarang ini
pelem baru ya bang??? hmmm...
BalasHapushidup sejarah!! ^^
BalasHapusini film toh.....
BalasHapusaq paling suka sama sejarah yang mengupas tentang manusia purba, nah kalau tentang tanggal berapa tahun berapa kejadian ini terjadi..... busyet dah aq paling lemot kalau untuk menghapalnya..... xixixixixi
BalasHapusini resensi film yah? kapan diputar di bioskop? menarik nih sepertinya.
BalasHapusmengungkap sisi lain dari bung karno, sekaligus belajar kembali ttg idealisme. Seep dah..
hmm... setingnya pas banget itu di potonya, termasuk karakter2nya yang dekil. tapi aku malas ke bioskop ah,ga ada duit >.<
BalasHapusini film ya bak......kyaknya ni film rasa nasionalismenya tinggi banget..............
BalasHapusKalo pelajaran sejarah di sekolah2 kita memang cenderung membosankan karena semuanya hafalan, tanpa menyingkap maknanya. Bagus jg kalo ada yg membuat film2 yang menyisipkan sejarah.
BalasHapusceritanya bagus.... tinggal pengin lihat film nya aja. sering bukunya lebih bagus dari filmnya :)
BalasHapusPostingan mantap, review hebat. kelihatanya filmnya menraik bang. Nice post.
BalasHapusnice resensi film bro... film rumah maida sepertinya bagus yupz ("sepertinya", karena saya lum nonton film rumah maida ^_^)... sejarah memang seharusnya tidak dilupakan, tapi dijadikan pelajaran berharga untuk kehidupan di depan...
BalasHapusberkunjung ke blog ilmair lagi yupz jika berkenan...
Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa para Pahlwan-nya. Apakah Indonesia merupakan bangsa yang besar atau "besar"? Siapa saja, tolong bantu saya untuk menjawab pertanyaan di atas. Terima kasih.
BalasHapusini film bagus nda sih?
BalasHapuspenasaran, tapi ada yg bilang agak kurang nendang.
tanpa sejarah dan kebudayaan indonesia gak seperti ini dan dikenal dimana2 ampe bali, borobudur dan dijiplak n ambil hak ciptanya bangsa lain. yah kang ^^. pa kbr kang?
BalasHapusbangsa yang baik adalah bangsa yang tidak pernah melupakan sejarahnya,
BalasHapussalam
numpang lewat...
BalasHapusMari kita perjuangankan bngsa ini bro...
BalasHapusjgn sampai memori itu hilang...
mari datang kr blog aku.. ada salah satu cara supaya memori itu tetap ada....
sepertiya bagus nih mas..!
BalasHapuskapan tayag?
mampir bentar meski inet lelet
BalasHapusslalu ada yg baru disini,.... tinggal nunggu tayangnya,..
BalasHapusjangan pernah melupakan sejarah!
BalasHapusjadi penasaran filmnya mas,...
BalasHapusbetul y mas,kita memang tdk boleh melupakan akar bangsa kita di sini sejarah di masa lampau.
mempelajari sejarah sama saja kita menghargai bangsa kita...
Wah..kayaknya oke ni mas...
BalasHapusDan bener tuh, jangan hanya selalu film horor dan sinetron cengeng yang ditampilin :D
Setuju Mas,, Kalau bioskop Nontonya jangan film horor n cinta2 melulu kapan dapat ilmunya dari yang kita tonton...
BalasHapuswehhh wen pikir ini maida temennya si richie rich yg seneng banget marah-marah itu:p
BalasHapuswaaa ternyata pembuatan pelemnya di semarang juga to, koq wen ndak tau yah hehehe kurang gaul inih
Tanpa sejarah, sebuah bangsa akan kehilangan peta....
BalasHapusyup, jgn lupakan sejarah krn sejarah adalah bagian dari hidup.
BalasHapus