Home » , , , » JAMILA DAN SANG PRESIDEN

JAMILA DAN SANG PRESIDEN

Written By FATAMORGANA on Minggu, November 15, 2009 | 11/15/2009

jamilaMeskipun Film ini sudah lama diputar serempak di bioskop, namun awal November ini kembali jadi sorotan, karena Film "Jamila dan Sang Presiden" besutan Ratna Sarumpaet ini berhasil meraih NETPAC Award pada festival Asiatica Film Mediale yang berlangsung di Roma sejak 29 Oktober.

Dalam wawancaranya pagi tadi di salah satu stasiun TV swasta, Ratna Sarumpaet mengatakan "Jamila dan Sang Presiden" mengalahkan karya film unggulan dari negara-negara Asia lainnya, diantaranya, China, Jepang, Korea, India, Iran, Thailand dan Vietnam.

Selain meraih penghargaan The Network for the Promotion of Asian Cinema (NETPAC) juga terpilih untuk mewakili Indonesia pada kompetisi Piala Oscar pada bulan Februari 2010.

Sebelum berlaga di Oscar, "Jamila & Sang Presiden" akan mengikuti Asia-Pacific Film Festival di Sydney, Australia dalam waktu dekat.

Dikatakannya, NETPAC Award diberikan kepada film-film terbaik Asia saat acara penutupan festival Asiatica Film Mediale di Cinema Capricana, Roma .

NETPAC merupakan organisasi yang mewakili para kritikus, produser, distributor, curator, eksibitor, dan edukator yang bergerak di dunia perfilman.

NETPAC bertujuan untuk memajukan perfilman di kawasan Asia, dan telah dianggap oleh dunia sebagai otoritas yang sangat berkompeten dalam perfilman Asia.

Dewan juri yang diketuai kritikus film sangat disegani di Jepang Tadao Sato menilai keunggulan "Jamila & Sang Presiden" bukan saja terletak pada aspek artistik dan originalitasnya tetapi juga pada ketajaman kritik sosial dalam memotret kondisi sosial dan kemasyarakatan di Indonesia.

Ide cerita JAMILA DAN SANG PRESIDEN berawal dari tiga tahun yang lalu, UNICEF meminta Ratna Sarumpaet, sutradara teater handal yang juga aktivis perempuan, untuk menjalankan sebuah penelitian mengenai woman trafficking di Indonesia.

Ratna berkelana ke Batam, Solo, Indramayu, Surabaya, dan kota-kota di Kalimantan, merekam beragam cerita dari ratusan ribu korban perempuan yang kemudian disatukannya dalam sebuah pementasan teater yang sangat membuka mata. Dua ratus ribu anak di bawah umur diperdagangkan di Indonesia setiap tahunnya untuk alasan yang sangat menyedihkan, kemiskinan dan kurangnya pendidikan.

“Sebuah refleksi yang diharapkan dapat membuka mata masyarakat betapa masalah ini adalah masalah amoral yang datang dari kemiskinan, kebodohan, kemunafikan, keserakahan dan lemahnya penanganan hukum,” ungkap Ratna dalam rilisnya.

Jamila dan Sang Presiden dibintangi oleh beberapa actor antris senior antara lain, Christine Hakim, Ria Irawan, Ade Irawan, Dwi Sasono, Surya Saputra, Fauzi Baadillah, Atiqah Hasiholan, Adji Pangestu serta Melissa Karim.

Jamila dan Sang Presiden berkisah mengenai Jamila, seorang anak perempuan berusia enam tahun yang lahir di tengah kehidupan masyarakat di mana menjual atau menggadaikan anak untuk dijadikan pelacur adalah hal yang biasa. Alhasil Jamila dijual oleh sang ayah di usianya yang masih enam tahun.

Namun ibu Jamila berhasil merebut kembali Jamila dari mucikarin dan menitipkannya di rumah keluarga Wardiman, sebuah keluarga terhormat di Jakarta. Di rumah ini Jamila hidup berkecukupan dan tentram, hingga sampai akhirnya masalah muncul ketika Jamila beranjak dewasa.

Tanpa setahu Bu Wardiman, setiap malam Jamila telah menjadi budak seks yang dipakai secara bergiliran oleh Pak Wardiman dan Hendra, putra mereka hingga hamil. Akhirnya dia membunuh lelaki-lelaki tersebut dan melarikan diri.

Dalam pelariannya, dia tak lepas dari pria-pria yang tertarik hanya pada tubuhnya. Hingga akhirnya dia melarikan diri lagi. Apesnya saat melarikan diri berbarengan dengan adanya razia WTS. Karena dia pun sedang berlari-lari, akhirnya dia ikut dibekuk. Peristiwa inilah yang membuahkan perkenalannya dengan Susi (Ria Irawan).

Setelah ditahan, Jamilah juga dikaitkan dengan terbunuhnya seseorang dari gembong perdagangan wanita di Kalimantan. Ternyata pembunuhan ini memang terkait dengan Jamila, saat dia melakukan pelacakan keberadaan adiknya, Fatimah yang menjadi korban perdagangan anak perempuan. Fatimah dijadikan pelacur kecil yang merangkap menjadi pengedar narkoba ke pelanggannya.

Jamila memang dengan mudah membunuh sejak dirinya dinodai, maka dari itulah ketika dijatuhi hukuman mati dia tidak ingin minta grasi karena dia tidak ingin jika dirinya bebas dia dengan mudah membunuh lagi.

Padahal sang pengacara yang yang disewa oleh Ibrahim sudah menjelaskan jika tidak mengajukan grasi, Jamilah akan dijatuhi hukuman mati kecuali jika presiden berinisiatif memberikan grasi. Namun di luar sana juga banyak demonstrasi, entah itu demonstrasi yang dipolitisir oleh suatu front yang mengatasnamakan agama. Front tersebut menuntut hukuman mati bagi Jamilah, karena Jamilah dianggap telah melakukan dosa besar dengan melakukan pembunuhan dan menjadi pelacur. Tak ada yang peduli alasan yang menjadikan Jamila menjadi sosok tersebut.

Ria, sipir penjara Jamilah yang semula juga bertindak keras terhadap Jamila lama kelamaan pun menjadi lunak setelah membaca catatan harian Jamilah dan melihat keteguhan hati Jamila yang sama sekali tak peduli akan dihukum mati dengan tidak meminta pengampunan.

Menjelang ending penonton baru disuguhi bagaimana praktek perdagangan manusia itu dilakukan. Sayang justru isu yang cukup berbobot ini hanya mendapat porsi sangat kecil. Selama film berlangsung, rasa penasaran yang digarap hanyalah penyebab kenapa Jamila sampai membunuh menteri dan siapa itu Ibrahim.

Walaupun ternyata pembunuhan terhadap menteri hanyalah persoalan klise seorang wanita yang dikhianati, itu pun pembunuhan bela diri karena sang menteri sendiri yang tadinya mengarahkan pistol ke Jamila.


Film Indonesia yang juga pernah menerima NETPAC Award adalah "Bird Man Tale" karya Garin Nugroho pada Berlin International Film Festival tahun 2003,
Share this article :

59 comments:

  1. wah bagus tuh film-film kita semakin hari semakin bagus yah mudah-mudahan para sineas muda bisa membuat film lebih baik lagi

    BalasHapus
  2. wah Indonesia memang MANTAP

    filmnya mampu mengalahkan negara2 lain

    tapi sayang kok di Indonesia sendiri apresiasi kepada film ini kurang ya? khususnya masyarakat Indonesia yang lebih wah jika nonton film luar, aneh ya?

    BalasHapus
  3. salam sobat
    wah saya belum nonton nich filmnya,,,
    hebat ya,, film INDONESIA pernah menerima NETPAC,
    di FF Internasional 2003 di Berlin.

    BalasHapus
  4. Belum pernah nonton filmnya....

    Thanks info cuplikan cerita walau lewat teks tp sangat bermanfaat

    BalasHapus
  5. sebenarnya sineas kita punya peluang untuk mendunia! kita semua harus mendukungnya penuh!

    BalasHapus
  6. Resensi yang mantap. Jamila dan sang Presiden, kata orang2 film yang gencar dipromosikan bu Ratna (Apalagi Atiqah juga anaknya sendiri). Saya belum nonton filmnya. Jadi pengen nonton neh.

    BalasHapus
  7. heloh,,jamila?? bukan mulan jamela kan kang ini?
    hehehehe
    pisss..
    ntar dah aku liat filmnya..hehehe

    BalasHapus
  8. wah,ketinggalan aku mas.
    kayanya bagus jg filmnya ya mas,jadi pengen nonton jg nih... kemarin malah nonton this is it nya om michael jackson hehe..

    BalasHapus
  9. Film indo di hargai di asia , moga jadi penyemangat buat dunia perfilman di indonesia utk mengeluarkan karya2 terbaik mereka..

    Salam persahabatan bang..

    BalasHapus
  10. wah, saya belum sempat nonton ini pilem.. hehehe

    BalasHapus
  11. woww... repiyu pilemnya ok banget nih bang.

    emang film2 yang bagus gini malah kurang gaungnya ya di sini, dibandingkan film2 horor ga jelas itu. hehehehe

    Semoga pilemnya menang di oscar ntar deh..

    BalasHapus
  12. film Jamilah dan sang presiden sdh lama menggema. Penasaran jg, blm nonton!
    Sukses film Indonesia!

    BalasHapus
  13. Waaaaaaah kayanya filmnya bagus banget yaaak

    BalasHapus
  14. sayangnya saya dah lama banget enda nonton haiyaaaaaaah

    BalasHapus
  15. soal bikin resensi film memang bang iwan TOP bgt

    BalasHapus
  16. RAIHLAH “JATI DIRI MANUSIA”.. untuk

    MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA

    Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank
    I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll

    BalasHapus
  17. jadi inget lagu..Jamila oo.Jamila....

    BalasHapus
  18. Dengan film ini perfilman indonesia mendapatkan NETPAC ..wah hebat.semoga film ini memcu untuk film yg akan datang dengan film yg lebih baik...

    BalasHapus
  19. wew... thx infonya sob... saya udh denger sich.. termasuk film abad ini...
    Btw, mohon join folowerku ya... baru pasang thx..

    BalasHapus
  20. ini mengajari kita melihat persoalan dari akarnya. nice review pak.. :)

    BalasHapus
  21. Satu lagi bukti bahwa sineas2 kita tidak cuma piawai bikin film2 yang mengedepankan sensualitas. Saluuuut !!!!

    BalasHapus
  22. aku sudah nonton filmnya deng..bagus memang...sarat pesan moral bagi pemerintah dan masyarakat akan nasib perempuan dinegeri ini.

    bdw, maaf deng...baru muncul lagi, speedy lagi bermasalah...2 hari ini gak konek,,,ada kegiatan juga kmarin....tapi aku hadir lagi kok..he,he,he

    awardnya juga sdh di cek yang sudah pasang.
    makasih maega-maega deng atas perhatiannya... :)

    BalasHapus
  23. Aduuuu, saya belum nonton!
    Semoga Januari depan sudah ada DVD nya!
    Makasih sharingnya ya Mas!
    (Aku lupa follow! hehe.. sekarang di follow deh..)

    Ratna Sarumpaet..
    Saya pernah ketemu beliau, wanita besi Indonesia!
    Jayalah Indonesiaku! :)

    BalasHapus
  24. wah...bangga dengan film Indonesia yang bisa membawa nama harum bangsa ini..
    emang harusnya film2 Indonesia yang seperti ini. bukan cuma horor dan pronografi... :D

    BalasHapus
  25. pasti deh selalu telat koment disini

    BalasHapus
  26. Wah...good news bro.saya kira dah lenyap lho,film-film Indonesi.Maju terus Indonesia.

    BalasHapus
  27. kok kayaknya mirip judul film barat

    BalasHapus
  28. mohon maaf sebelumnya bang klo out of topic,saya mohon bantuanya untuk memberikan saran....bagaimana caranya memasukan iklan melalui klik komentar seperti yang saya lihat di blog ini.......karena saya ingin memonetisasi blog menggunakan cara tersebut...trims.....

    BalasHapus
  29. untung gag pake nama saya,,, ducky for presdir.. waaakkk ke-Ge-Er-an dah..

    BalasHapus
  30. kayaknya seru..nyentuh nilai humanis ya kang..

    BalasHapus
  31. btw, semoga om wiwin diterima ya bang, aku baru tahun ini pemberkasan, mudah2an bisa bareng.. kirain om win itu udah pns...

    BalasHapus
  32. WAh,, baru denger judul film nya padahal udah lama keluar,,, aduh berarti aku gaptek x tentang ini...

    Hidup Indonesia Atas Prestasi yang Di peroleh dunia perfilman kita...

    BalasHapus
  33. Wuaaaah., Mantab. Bagus banget film ini, saya saya ndak pernah bs nonton

    BalasHapus
  34. wah, pilem keren gini kok ak belum pernah denger ya??? canggih bang!!

    semoga pilemnya bisa menang ya!!

    BalasHapus
  35. maap bang, ga bisa banyak2 nih koment nyaaahhh
    flasshhh lemoooottt.. hahahhaaa

    BalasHapus
  36. yg bikin miris si ternyata human trafficking ntu masih terjadi ya........bahkan di indonesia

    nice info mas!!!!

    BalasHapus
  37. majulah perfilman indonesia...
    secara tak langsung insan perfilman indonesia memperkaya khazanah budaya bangsa...
    salam

    BalasHapus
  38. Mantap perfilman indonesia.........

    BalasHapus
  39. maaf om baru bisa komen skrang ne..

    sebuah movie yang bagus ne keknya..
    makasih infonya,
    klo ke rental film.. coba pinjem ah..

    BalasHapus
  40. singkat saja; "sukses film Indonesia..."

    BalasHapus
  41. waaa ada mbak cantik atiqah yak
    jamila bukan jamidong hehehe
    udah ada lom yah dividinyah!

    BalasHapus
  42. kunjungan di pagi hari menyapa sahabat

    BalasHapus
  43. Membuat film itu memang sulit mas! Kalo sarat dgn isu sosial, orang malas nonton dan ga ada produser yg mau menggarap krn takut rugi. Akhirnya nilai yg ditawarkan tak banyak sampai ke masyarakat. Kalo agak dibumbui, para pemerhati sosial akan bilang sisi sosialnya kurang dan sisi komersialnya terlalu banyak. Jadi kayaknya memang hrs mengambil jalan tengah. Sisi komersiil yg disukai penonton tetap ada, sementara nilai yg mau dibidik disisipkan juga.

    BalasHapus
  44. Semoga Indoensia mampu menghadirkan film berkualitas lebih banyak lagi

    BalasHapus
  45. Tema film semacam ini memang identik dengan Ratna Sarumpaet atau Teater Koma. Pemainnya juga nampaknya jaminan mutu. Sayang film-film begini sulit meraup banyak pennonton.
    Saya sendiri belum nonton tuh, Bang, hehe ...
    Terima kasih infonya, ya

    BalasHapus
  46. Waduh kang ..
    Aku justru baru tahu ada ini film.
    pengen nyari vcd-nya akh..

    BalasHapus
  47. yah..aku malah belum nonton film ini...padahal dah dapet award segala

    tunggu cd nya aja deh pak...pinjem di rental, hehe

    BalasHapus
  48. hai... apa kabar... baru sempat jalan-jalan lagi nih...

    BalasHapus
  49. walah.... ina blum nonton nie bang...
    hikz...

    BalasHapus
  50. perlu ditonton nih klo udah diputer,... pasti seru. potingan yg menarik kawan

    BalasHapus
  51. aku sih belum nonton memang,tpi dari plot diatas, sepertinya nonton sambil berlinangan air mata. sedih bgtt

    BalasHapus
  52. emang pantes tuch film dapat penghargaan..... lah wong bagus gitu kok...... :D

    BalasHapus
  53. siang. inet lelet. blm berhasil buka postingan bapak yg terbaru.

    BalasHapus
  54. a very happy day to meet you ... and I am very happy to give you a sweet smile

    BalasHapus

SAHABAT FATAMORGANA

 
Support : FATAMORGANA
Copyright © 2015. FATAMORGANA - MERANGKUM FAKTA, MEREKAM INFORMASI, DAN BERBAGI KHAZANAH
Created by Creating Website Published by Mas Template
Powered by Blogger