Luar biasa kesibukan menjelang lebaran. Ada yang sibuk bikin kue, ada yang sibuk antri pesan tiket pulang kampung, ada pula yang pergi ke mall beli baju dan sepatu baru, hingga mall dan pusat perbelanjaan padat manusia sementara masjid kosong melompong nyaris tak berpenghuni. Biasanya, awal Ramadhan Masjid penuh. Kini, di sepuluh hari terakhir, shalat tarawih hanya menyisakan beberapa shaf saja, itupun kebanyakan yang sudah berumur.
Stasiun, terminal dan bandara menjadi lautan manusia. Jalan macet dan angka kecelakaan meningkat tajam. Situasi seperti itu sudah menjadi hal yang biasa menjelang lebaran. Mudik, ya....... tradisi yang sudah begitu melekat. Seolah-olah tanpa mudik lebaran tak bermakna.
Sedihnya lagi, kebanyakan diantara yang mudik lebaran atau yang sibuk dengan baju baru dan kue lebaran justru melalaikan puasanya. Naudzubilahi min dzalik...... Puasa yang sedianya 29 hari atau maksimal 30 hari itu hanya bersisa hitungan jari.
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Satu kebajikan dibalas sepuluh kali lipat. Allah SWT menurunkan rahmat, menghapus dosa dan mengabulkan do’a. Allah SWT juga membangga-banggakan orang yang berpuasa kepada para malaikat-Nya. Namun tidak sedikit orang yang tidak mendapatkan rahmat Allah SWT pada bulan ini
Sepuluh malam terakhir bulan suci Ramadhan yang didalamnya terdapat malam kemuliaan, yang lebih mulia dari seribu bulan berlalu tanpa kesan. Sedangkan kebanyakan diantara kita menyibukkan diri dengan mudik, baju baru dan kue lebaran. Uang, mungkin jutaan rupiah kita rogoh untuk bertemu sanak famili di kampung sementara malam kemuliaan berlalu begitu saja. Seakan malam kemuliaan itu tidak penting dan bukanlah sesuatu yang dinanti-nanti, sebaliknya yang menjadi penantian justru mudik, baju baru dan kue lebaran.
Akankah malam kemuliaan itu pergi tanpa kesan?. Manakah yang lebih penting mudik untuk bertemu sanak keluarga dan bermaaf-maafan yang dapat kita lakukan tidak hanya saat lebaran dibandingkan dengan malam Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia dari seribu bulan yang umur kita saja belum tentu bisa menggapainya?
Tradisi mudik, baju baru dan kue lebaran perlu menjadi bahan perenungan kita untuk ditinjau kembali. Kalaupun kita berbuat salah kepada orang tua atau kerabat lainnya, bukankah kita bisa minta maaf saat kita berbuat salah ketimbang kita tidak mendapatkan malam kemuliaan itu. Apakah kita menganggap mudik lebih penting dari malam kemuliaan?. Semoga saja tidak.
Stasiun, terminal dan bandara menjadi lautan manusia. Jalan macet dan angka kecelakaan meningkat tajam. Situasi seperti itu sudah menjadi hal yang biasa menjelang lebaran. Mudik, ya....... tradisi yang sudah begitu melekat. Seolah-olah tanpa mudik lebaran tak bermakna.
Sedihnya lagi, kebanyakan diantara yang mudik lebaran atau yang sibuk dengan baju baru dan kue lebaran justru melalaikan puasanya. Naudzubilahi min dzalik...... Puasa yang sedianya 29 hari atau maksimal 30 hari itu hanya bersisa hitungan jari.
Bulan Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Satu kebajikan dibalas sepuluh kali lipat. Allah SWT menurunkan rahmat, menghapus dosa dan mengabulkan do’a. Allah SWT juga membangga-banggakan orang yang berpuasa kepada para malaikat-Nya. Namun tidak sedikit orang yang tidak mendapatkan rahmat Allah SWT pada bulan ini
Sepuluh malam terakhir bulan suci Ramadhan yang didalamnya terdapat malam kemuliaan, yang lebih mulia dari seribu bulan berlalu tanpa kesan. Sedangkan kebanyakan diantara kita menyibukkan diri dengan mudik, baju baru dan kue lebaran. Uang, mungkin jutaan rupiah kita rogoh untuk bertemu sanak famili di kampung sementara malam kemuliaan berlalu begitu saja. Seakan malam kemuliaan itu tidak penting dan bukanlah sesuatu yang dinanti-nanti, sebaliknya yang menjadi penantian justru mudik, baju baru dan kue lebaran.
Akankah malam kemuliaan itu pergi tanpa kesan?. Manakah yang lebih penting mudik untuk bertemu sanak keluarga dan bermaaf-maafan yang dapat kita lakukan tidak hanya saat lebaran dibandingkan dengan malam Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia dari seribu bulan yang umur kita saja belum tentu bisa menggapainya?
Tradisi mudik, baju baru dan kue lebaran perlu menjadi bahan perenungan kita untuk ditinjau kembali. Kalaupun kita berbuat salah kepada orang tua atau kerabat lainnya, bukankah kita bisa minta maaf saat kita berbuat salah ketimbang kita tidak mendapatkan malam kemuliaan itu. Apakah kita menganggap mudik lebih penting dari malam kemuliaan?. Semoga saja tidak.
Hmmm, bener mas...
BalasHapusHarus sejak dini meminta maaf...
Kita gak tau kapan kita hidup di dunia ini...
Renungan yang bagus :)
Ya...meski sukacita lebaran siap menyambut, tetap saja ada rasa sedih di relung hati akan berpisah dengan ramadhan. Belum tentu kita bisa bertemu ramadhan berikutnya. Semoga ramadhan ini tidak sia-sia, bisa memberi hikmah dan membawa perubahan untuk 11 bulan lainnya dan sepanjang hari kita yang tersisa.
BalasHapusAdakah rasa kesedihan dan kehilangan disaat Ramdhan akan meninggalkan kita ? ....
BalasHapussemoga kita golongan orang2 yg merasakan itu ,karna semua rasa itu pertanda iman kita tinngi..amin.
klo aku sibuk bengong bang, abisnya mikir tar anak anak lebaran pada mudik, tar aku ditinggal sendiri.sepi deh, huaaaa
BalasHapusitulah godaan bos
BalasHapusSeperti akan berpisah dengan sesuatu yang paling berharga dalam hidup "setiap habis Ramadhan hamba rindu lagi Ramadhan"
BalasHapusbulan puasa emang bulan yang paling kutunggu. saat menunggu terasa lama,,tapi saat dijalani akan terasa begitu cepat...
BalasHapusIya, sebaiknya meminta maaf gak boleh ditunda2....
BalasHapusMemang begitulah manusia ya, setelah berdosa lalu bertobat. Setelah bertobat lalu berbuat dosa lagi. Tapi, yang penting makin hari kita menjadi makin baik...
BalasHapusRenungan yang menarik.....Semoga pemudik bisa mudik tapi bisa juga dapat lailatul qodar juga....bisa nggak ya...?
BalasHapusWah, iya yah sebentar lagi lebaran.....masih seneng sih kalo pas lebaran......tapi kalo lebaran nrarti di tinggal ramadhan.....waaaaaahhhh moga di ramadhan berkah lebaran pun tetep berkah, dan tetep kencang ibadah...amiiin
BalasHapusMalam Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia dari seribu bulan yang umur kita saja belum tentu bisa menggapainya. Mantap, daeng.
BalasHapusaku mau mudik kemana ya,habis rumahku di desa keluarga juga di desa,ya..mudiknya dari desa ke desa aja
BalasHapusramadhan kali ini adalah ramadhan pertama yang win jalani setelah sebelumnya selalu di habiskan di negeri orang. syukur kepada Alloh yang maha pengasih dan penyayang karena win masih di beri kesempatan bertemu keluarga di ramadhan tahun ini.
BalasHapusberusaha sekuat mungkin untuk menerima kenyataan yang ada di depan mata. meski payah tapi harus di coba. selamat menjalankan ibadah puasa semoga menjadi lebih baik setelahnya. amin
maaf pak iwan baru bisa mampir
hi.. thx dah pasang bangsablogger ads widget, link iklan Anda sudah online ;-) sukses selalu!
BalasHapusdah siap mudik, pak?
BalasHapusmoga aja mas, malam kemuliaan ini walau berlalu tpi memberikan makna yang berarti bagi kita semua, tentunya kebaikan yg kita lakukan di bulan suci ini, tetap berkelanjutan di bulan2 berikutnya.
BalasHapusSemoga dipertemukan lagi dengan ramadhan ditahun depan Ya Rabb......
BalasHapusaku udah mudik sebelum lebaran....
BalasHapusjadi masih bisa menikmati malam kemulyaan itu...
hihihi....
Terimakasih bapak sudah memberikan masukan yang berarti untuk kami...oh ya pak......daftar follower saya kok ga bisa muncull kenapa ya?di dasdoard saya lihat sudah ada beberapa pengikut tapi kok di tampilan blog ga bisa keluar profil pengikutnya?
BalasHapusTes dulu ya Bang...
BalasHapusAlhamdulillah... sedikit lebih ringan... apanya ya yg di lepas ini?
BalasHapussaya juga heran sebenarnya...
BalasHapuskenapa ya lebaran identik dgn mudik dan baju baru.
malam ini, bang..di jakarta sampai ada 'midnight sale'...mall2 buka sampai tengah malam dan jgn tanya yg berkunjung..?? soalnya membludak pengunjungnya. jd, kalau negeri kita di bilang krisis ekonomi saya suka gak percaya...yeah, daya belinya msh begitu tinggi kok!..
*gak nyambung yah, komennya...?
Blogpatrol..sahur sahur daeng Iwan..
BalasHapusSungguh bahagianya orang-orang yang dapat merasakan malam lailatul Qadar..mungkin kah aku termasuk dari orang-orang tersebut, amien..
BalasHapusSelamat pagi. Kabuuur dulu tanpa meninggalkan pesan.
BalasHapusmohon maaf lahir batin ya kanda tolong gimana ngilangin chaptanya
BalasHapuskeduanya penting :)
BalasHapushah?kok malah mau puasa terakhir kosong ya bro masjidnya? bukan sebaliknya masjid penuh?
BalasHapusduh ,saya kadang mudah,kadang susah komen di blog ini :(
BalasHapusGak hanya berlebaran tuh. Namun juga betebaran kemana-mana. Hehe...
BalasHapusPastinya kita tidak ingin ramdhan ini hanya sebatas lalu lalang saja. Tanpa kesan tanpa ada yang istimewa yang pernah kita lakukan sebagai hamba. 10 hari terakhir ini mari kita tingkatkan ibadah kita, sehingga masuk ke lebaran dengan penuh fitri
salam mampir ke blog kami
Insya ALLAH mdh2an kita semua bs mndapatkan Malam yang Sangat Istimewa tsb ya kang, malam yang lebih mulia dari seribu bulan .
BalasHapusTulisan yg sangat inspiratif, mksh kang ud share ^^
Semoga masih bisa ketemu Ramadhan lagi tahun depan. Semoga tahun depan ibadahnya lebih baik lagi. Semoga tahun depan masih bisa menyapa Bang Iwan pada malam-2 usai sholat taraweh... Semoga tahun depan masih sempat minta maaf lagi sama Bang Iwan... ^_^
BalasHapusgambarnya lucu banget pak. bikin sendiri ya?!
BalasHapusbtw, mudik?
Sebentar lagi lebaran tiba, sebuah tradisi khas di negeri ini akan kembali berlangsung. Mudik. Sebuah kata yang sangat dinanti berjuta orang muslim di Indonesia. Sebuah tradisi yang sangat positif dalam menjalin silaturrahim bersama sanak famili.
BalasHapuswalaupun disibukan dengan acara mudik, namun mudah-mudahan apa yang pernah dipelajari ketika ramadhan dapat terus dijalankan di kemudian hari.
Namun, yang masih mengganjal ketika musim mudik tiba adalah kesemrawutan yang terjadi di jalan-jalan. Mungkin alangkah bijaknya apabila pemerintah lebih sigap mengantisipasinya. Sehingga pemudik akan merasa aman dan nyaman di perjalanan.
Selamat mudik, semoga selamat sampai tujuan.
Mengembalikan Jati Diri Bangsa
sebelum mudik saya tinggalkan jejakku sob
BalasHapusminal aidin wal faidin mohon maaf lahir batin