Alhamdulillaah.. tanpa terasa kita sudah sampai separuh jalan dari ibadah puasa dibulan Ramadhan ini. Ya, hari ini Senin (22/08/2011) bertepatan dengan 22 Ramadhan 1432 H yang artinya lebih 1 minggu lagi akan tiba hari kemenangan, kemenangan melawan hawa nafsu, kemenangan menjalankan kewajiban puasa Ramadhan. Yaitu Hari Raya Idul Fitri pada tanggal 1 Syawal 1432 H/2011 M.
Perayaan 1 Syawal 1432 H berpotensi berbeda. Perbedaan itu dipicu oleh penggunaan kriteria hilal yang barbeda sebagai acuan penetapan awal bulan tersebut.
Hal ini disampaikan oleh peneliti senior Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin kepada Republika di Jakarta, Ahad (21/8)
Bagi kalangan yang menggunakan kriteria wujudul hilal (hilal wujud di atas ufuk dengan prinsip wilayatul hukmi Indonesia), maka dipastikan Idul Fitri jatuh pada tanggal 30/8 .
Namun, bagi kalangan yang memakai kriteria visibilitas hilal (imkan rukyat), maka besar kemungkinan berhari raya pada 31/8. Pasalnya, ketinggian bulan pada 29/8 kurang dari 2 derajat sehingga tak memungkinkan hilal terlihat dengan mata telanjang.
Sementara, batas bulan menurut kriteria tersebut mesti berada pada di atas 2 derajat. “Jadi berpotensi berbeda,” katanya. Perbedaan itu, kata Thomas, tidak mustahil akan terulang di masa mendatang selama tidak ada kesepakatan tentang kriteria itu.
Alangkah indahnya bila 1 Syawal 1432 H/2011 M jatuh pada hari dan tanggal yang sama, sehingga bisa lebaran bersama. Kalaupun ada perbedaan seperti tahun-tahun lalu semoga tidak ada perpecahan umat islam dan tetap saling menghormati satu sama lain. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pemerintah tidak melarang perayaan Idul Fitri yang berbeda ini. Selamat menanti hadirnya 1 Syawal 1432 H/2011 M .
yapz,,, betul sekali tuh mas,,, tentunya kita semua mengharapkan bisa berlebaran bersama,,,,,
BalasHapussaya sich gimna baiknya sajalah,, tapi klo harpan ya bisa sama dengan semuanya....
BalasHapusthanks ya
sipp dech semoga pemerintah dan pihak-pihak tertentu bisa menetapkan keputusan yang paling tepat...
BalasHapusmkzh mas buat infonya,,,
BalasHapusemz jadi pengen cpt2 merayakan lebaran nih.. he
kapanpun, kita akan tetap bersama.
BalasHapustak ada perpecahan.
semoga kalaupun berbeda penetapan tanggalnya, tidak memicu pertentangan sesama umat islam.
BalasHapusnggak sabar lebaran :)
BalasHapusMeskipun lebarannya berbeda, namun kita tetap bersaudara dalam Islam :)
BalasHapusgua pasti sekarang semua pada sibuk shopping untuk lebaran.. semoga ramadhan kali ni meninggalkan 1001 kenangan dan syawal kemenangan untuk kita. Allahuakbar!
BalasHapusSalam kenal dari blogger Malaysia..
Mudah-mudahan perbedaan membawa hikmah bagi semuanya
BalasHapuskebersamaan yang di nanti,,
BalasHapustapi kalau pun perayaan nya berbeda jangan sampai ada perpecahan
kalau ane seminggu lagi lebaran :)
BalasHapusBerbeda tapi tetap dengan semangat kebersamaan
BalasHapuskembali suci,indahnya kebersamaan.
BalasHapuswalaupun berbeda,tetap satu tujuan..
terimakasih informasinya
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1432 H
BalasHapus"MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN"
" SUKSES SELALU UNTUK SOBAT "
Semoga aman2 saja gan..Selamat Hari Raya Idul Fitri, silhkan juga berkunjung ke rumahku di http://subhanagung.net
BalasHapusSaya ikut di kota saya saja.. Di kota saya mayoritas Muhammadiyah,, jadi ikut Muhammadiyah dehh.. Hehehe
BalasHapuslebih baik memang seperti itu, menunaikan ibadah idul fitrinya secara serentak dan merayakan kemanangan juga bersama-sama. semoga Allah memaafkan kita semuanya..aminn
BalasHapusseharusnya kita ikuti keputusan pemerintah muslim kita dalam rangka mengamalkan hadist Rosululloh.Dijamin tidak terjadi perbedaan.Karena perselisihan adalah azab.
BalasHapusDari dulu sampai sekarang dan...nggal tahu hingga kapan (mestinya hingga kiamat, rasanya gak mungkin dapat dicapai kebersamaan HASIL PENENTUAN 1 SYAWAL manakala metode yang digunakan berbeda. Karena itu mestinya kita tidak perlu berharap demikian, bialah perbedaan itu ada sebagai khazanah pemikiran. Cobalah renungkan, bagaimana bisa sama kalau yang satu metodenya pakai logika perhitungan matematis - statistik, sementara yang lainnya pakai MATA TELANJANG untuk melihat fakta.
BalasHapusJadi kalau dalam ilmu statistik dikenal adanya standard error dan probabilitas tingkat kebenaran analisis, maka demikian pula dalam ilmu falaq. Kebenaran dapat dicapai berdasarkan hukum-hukum tersebut, dan itu dapat dipercaya (dengan tingkat siginfikansi dan kepercayaan tertentu. Ya tentu beda dengan hasilnya melihat dengan mata. Itupun disaratkan mata yang waras, tidak termanipulasi, orangnya jujur, dst.
Untuk itu semua duduklah berdasarkan kaidah keilmuan masing-masing, dengan memegang padoman baku dari Qur'an dan Hadits.
Wassalam,
Moh Thamrin Bey
al-faqir
saya pribadi tetap bangga dan bahagia jika ummat Islam merayakan IDl Fitri pada hari yang berbeda. Itu menunjukkan keluasan wawasan keilmuan dalam Islam, toleran terhadap perbedaan sepanjang dilandasi argumen yang valid. Kenapa harus bersikap reaksioner terhadap pandangan, "wah, orang Islam ini payah, hari raya aja gak bisa sependapat!" Ambillah sudut pandang berbeda.
BalasHapusSemoga para pimpinan ormas2 islam di Indonesia, bisa duduk bersama, dengan didampingi ahli2nya membahas PR yg dah puluhan tahun ditinggalkan ama pendahulu2. Sehingga menhasilkan keputusan yg mengikat.
BalasHapusPemerintah mestinya bisa tegas, menetapkan hanya ada satu Hari Raya, kalaupun ada yg berpendapat lain, ya dipersilahkan aja, tapi tidak boleh di publish/ dirayakan secara terbuka.
Saya sebetulnya berharap akan sama, jika harus berbeda bukan berarti kita harus berpecah belah..toh kata rasulullah perbedaan adalah nikmat, selamat berpuasa buat yg masih menjalankannya dan selamat hari raya idul fitri bagi yang merayakannya
BalasHapusdan ternyata memang berbedaa :D
BalasHapusAllahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
BalasHapusSelamat Idul Fitri 1432 H. Mohon Maaf Lahir batin
Walau beda dengan Muhammadiyah, tetap aq ucapkan selamat hari raya Iedul Fitri. MAAF DZHOHIR DAN BATHNI.
BalasHapusHarusnya semua kalangan mengikuti pemerintah, coba bayangkan kalau ada 3 ormas besar semuanya bikin kriteria sendiri, bisa-bisa lebaran 3 kali.. bukankah sudah ada tuntunan fiqihnya kalau penentuan hari raya yang berhak menentukan adalah pemerintah.
BalasHapus