Kisah 'Bang Maman dari Kali Pasir' dalam buku Lembar Kerja Siswa (LKS) kelas 2 SD, jadi fokus pemberitaan salah satu stasiun TV swasta . Konon beberapa orang tua murid mengadu karena Kisah tersebut bercerita tentang istri simpanan yang sebenarnya tidak lazim dibaca anak-anak.
Kasus ini langsung menuai konroversi dari beberapa pemangku kepentingan di bidang pendidikan. Anggota DPR dari Komisi Pendidikan, Reni Marlinawati Amin, menilai kisah "istri simpanan" dalam cerita berjudul "Bang Maman dari Kali Pasir" di buku LKS siswa kelas 2 SD bisa berdampak pada psikologis anak.
"Itu cerita peristiwa yang punya muatan ingatan yang tinggi. Dan tertanam di sensor anak dengan kuat dan ada efek psikologis di kemudian hari," ujar Reni di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/4/2012).
Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh membentuk tim menelusuri buku yang memuat kisah 'Bang Maman dari Kali Pasir' dan kisah-kisah sejenis. Penerbit, pengarang, guru hingga kepala sekolah harus bertanggung jawab.
"Kalau LKS, itu bukan buku wajib. Itu dicetak oleh siapa saja, di luar tanggung jawab Kementerian. Tapi, bukan berarti kita biarkan ada LKS berisi seperti itu," jelas Mendikbud M Nuh ketika dikonfirmasi mengenai buku tersebut.
"Kita tidak ingin dunia pendidikan kita dalam tanda kutip diracuni pemikiran yang tidak pada tempatnya. Artinya belum sesuai dikenalkan dengan urusan rumah tangga seperti itu.
LKS itu biasanya diserahkan pada kepala sekolah masing-masing, kalau terbukti intinya harus bertanggung jawab," tegas mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu.
Berikut cerita 'Kisah Bang Maman dari Kali Pasir' di halaman 30, di buku LKS 'Ceria, Cermat Siswa Aktif. Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta'.
Kasus ini langsung menuai konroversi dari beberapa pemangku kepentingan di bidang pendidikan. Anggota DPR dari Komisi Pendidikan, Reni Marlinawati Amin, menilai kisah "istri simpanan" dalam cerita berjudul "Bang Maman dari Kali Pasir" di buku LKS siswa kelas 2 SD bisa berdampak pada psikologis anak.
"Itu cerita peristiwa yang punya muatan ingatan yang tinggi. Dan tertanam di sensor anak dengan kuat dan ada efek psikologis di kemudian hari," ujar Reni di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (12/4/2012).
Menteri Pendidikan Nasional dan Kebudayaan (Mendikbud) M Nuh membentuk tim menelusuri buku yang memuat kisah 'Bang Maman dari Kali Pasir' dan kisah-kisah sejenis. Penerbit, pengarang, guru hingga kepala sekolah harus bertanggung jawab.
"Kalau LKS, itu bukan buku wajib. Itu dicetak oleh siapa saja, di luar tanggung jawab Kementerian. Tapi, bukan berarti kita biarkan ada LKS berisi seperti itu," jelas Mendikbud M Nuh ketika dikonfirmasi mengenai buku tersebut.
"Kita tidak ingin dunia pendidikan kita dalam tanda kutip diracuni pemikiran yang tidak pada tempatnya. Artinya belum sesuai dikenalkan dengan urusan rumah tangga seperti itu.
LKS itu biasanya diserahkan pada kepala sekolah masing-masing, kalau terbukti intinya harus bertanggung jawab," tegas mantan rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) itu.
Berikut cerita 'Kisah Bang Maman dari Kali Pasir' di halaman 30, di buku LKS 'Ceria, Cermat Siswa Aktif. Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta'.
"Bang Maman dari Kali Pasir"
Bang Maman adalah pedagang buah di Kali Pasir. Bang Maman mempunyai anak perempuan bernama Ijah dan berkata ingin menjodohkannya dengan Salim anak Pak Darip orang kaya di Kali Pasir. Tak lama setelah Salim dan Ijah menikah, Pak Darip meninggal dunia. Pak Darip meninggalkan harta warisan berupa kebun yang sangat luas kepada Salim.
Salim tidak bisa mengurus kebun peninggalan ayahnya, dan minta Kusen mengurusnya. Istri Kusen mempunyai rencana jahat, dia meminta suaminya menjual kebun Salim. Setelah kebun dijual mereka melarikan diri. Salim menjadi miskin, harta warisan ayahnya sudah habis. Akhirnya Salim berjualan buah di pasar.
Bang Maman mengetahui Salim telah jatuh miskin. Bang Maman ingin Ijah bercerai dengan Salim, karena Salim telah jatuh miskin. Ijah tidak mau, biar miskin Ijah tetap setia kepada Salim.
Akhirnya Bang Maman meminta bantuan kepada Patme supaya berpura-pura menjadi istri simpanan Salim. Patme setuju atas permintaan Bang Maman. Kemudian Patme datang ke rumah Salim dan berbicara dengan Ijah. Patme mengaku sebagai istri Salim. Patme dan Ijah bertengkar. Ijah merasa kecewa dan marah kepada Salim.
Kemudian Salim memberikan penjelasan kepada Ijah, namun Ijah tidak percaya. Akhirnya Salim pergi meninggalkan Ijah.
Suatu hari Ijah berkenalan dengan Ujang. Ujang Adalah seorang perampok yang sudah lama dicari polisi. Dengan menyamar seperti orang kaya Ujang datang melamar Ijah. Lamaran Ujang diterima dan akhirnya Ujang dan Ijah menikah.
Pada saat pernikahan berlangsung datanglah polisi menangkap Ujang dan gentong. Mereka sudah lama dicari polisi karena sebagai perampok. Namun Ijah tidak tahu kalau mereka sebagai perampok. Mereka akhirnya dibawa ke kantor polisi dan Bang Maman sebagai saksi.
Polisi minta agar semuanya tenang. Dijelaskan oleh polisi bahwa yang ditangkap itu adalah buronan. Mereka ditangkap karena sering berbuat jahat. Mereka suka merampok dan menipu. Akhirnya pesta perkawinan berangsur-angsur bubar.
Meskipun di halaman 31, di bagian akhir cerita ada hal 'Untuk Diingat' yang isinya memuat pesan moral dari cerita tersebut diatas, namun tetap dinilai tidak layak dan bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan anak.
1. Nama-nama pelaku dalam cerita Bang Maman dari Kali Pasir ialah Maman, Ijah, Salim, Darip, Kusen, Patme, Ujang dan Gentong.
2. Pengalaman yang dapat diambil dari cerita Bang Maman adalah:
a. Sikap memanjakan anak mengakibatkan ia tidak bisa mandiri.
b. Orang yang bodoh mudah ditipu oleh orang lain.
c. Berbohong merugikan diri sendiri.
d. Orang jahat biar bersembunyi suatu saat akan ketahuan, dan akan mendapat hukuman.
Nilai luhur dalam cerita Bang Maman dari Kali Pasir adalah:
a. Manusia tidak boleh serakah
b. Menipu, mencuri dan merampok adalah perbuatan dosa
c. Jangan terpengaruh oleh bujukan setan
d. Kita harus mengasihi sesama
e. Jika berbuat baik kita akan selamat dunia akherat
f. Bersyukurlah atas semua nikmat yang diberikan Allah padamu.
Sumber :
Wah...kenapa buku LKS itu bisa lolos masuk ke SD, apa tak ada yang sensor...?
BalasHapussaya rasa, kurang pantas anak-anak SD membaca artikel itu. saya kira, itu tidak pantas juga dibaca untuk anak belasan tahun, karena muatan materinya sangat dewasa
BalasHapusperlu perhatian serius para pemimpin di bidang pendidikan dan penyelenggara negara nih
BalasHapussaya juga kurang setuju kang... tapi apakah itu juga termasuk pembodohan masal ya bang?
BalasHapuswaduh bisa lolos dari pengecekan ya,,,,
BalasHapusbahaya banget tuh...
smp juga kayanya tidak pantas baca artikel itu, apalagi ini sd,
BalasHapusseharusnnya buku ini tidak usah di luluskan !!!
BalasHapussemoga bis amenjadi pelajaran untuk kementrian pendidikan kedepannya !
BalasHapusgila,
BalasHapusaneh,,,kenapa bisa sampai ke tangan mereka,,pihak penerbit gak baca dulu kah?
BalasHapusApa ga ada contoh cerita lain yg bisa mengajarkan anak2 moral baik? Haruskah cerita contoh nya tentang kawin cerai & selingkuhan ? Pengarang nya kebanyakan nonton sinetron mungkin ya ..
BalasHapusmakanya kalau nilai orang dari hartanya saja, tapi harus jelas dahulu asal muasal orang itu dan tau gimna keluarganya. mending hidup miskin tapi bahagia dari pada hidup mewah tapi ga bahagia seperti di kejar-kejar polisi terus setiap hari.
BalasHapusseharusnya seorang guru harus bisa menjadi uswah yg baik bagi murid2nya ..
BalasHapusini menjadi pelajaran bagi sekolah yang lain ,khususnya untuk kepala sekolah - kepala sekolah yang harus memberikan pengarahan kepada guru2nya agar tidak ada kejadian seperti ini ke sekian kalinya...
trimakasih infonya..
kunjungan balik nya ya ...:)
Yang aku heran, itu kan muatan lokal ya bang? sebenernya klo gak jadi mata pelajaranpun gpp kan? jadi lebih baik ilangin aja tuh pelajaran dari sekolah...
BalasHapussemoga bisa menjadi pembelajaran kedepannya..
BalasHapusAH cerita bang maman dari kalipasir mah ga ada apa2nya dibanding cerita sandiwara dipetieskannya korupsi century dan wisma atlet rezim. bukankah itu lebih dari sangat tidak mendidik anak2 dan generasi muda ?? kok soal ginian aja jadi ribut
BalasHapusKasian yahh aank kecil harrus baca buku yg berbeelit2
BalasHapusAyooo donk para peneerbit,bantu selamatkan generasi mendatang,,HIDUP INDONESIA
aghh ceritanya ajja gaje..
BalasHapusLKS seperti itu kenapa gak di tarik dari sekolah-sekolah ya bang ?
BalasHapuskan itu gak mendidik, tapi pas jaman saya SD dulu juga ada salah satu cerita yang seperti itu bang
memang benar, ceritanya kurang pantas untuk diketahui oleh anak yang baru kelas 2 SD, terlalu dini untuk mengetahui cerita tersebut.
BalasHapusSoal cerita itu pantesnya buat bapak ibunya, bukan buat anaknya.
BalasHapusAnak kelas 2 sd blum tau suami istri, yg mereka kenal ayah dan ibu, bener2 dah -_-
Lebih baik penulis dan penerbit diberi sanksi hukuman penjara berat ato denda tinggi karena mengajarkan hal yg belum pantas diajarkan kepada anak kecil.
Iya ni saya juga protes masalah buku itu adikq sudah terlanjur membacanya. yang saya takutkan adalah dia meniru apa yg dia baca dan itu sangat buruk sekali.
BalasHapusmasa buku SD ada cerita gituan ah......
BalasHapus