Apa yang kita lakukan sebelum ada TV?. Saya masih ingat sewaktu kecil dulu sebelum saluran TV masuk di kampung kami. Kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang adalah berjalan-jalan, mendengarkan radio, mendiskusikan masalah yang kami dengar, membaca, berkebun, membersihkan rumah, dan lain sebagainya.
Aktifitas diatas semuanya tergeser dan malah jarang dilakukan seiring dengan masuknya saluran TV. Meskipun pada waktu itu TV yang kami miliki masih hitam-putih dan salurannya hanya ada 2.
Kami jadi sering kena marah, disaat PR belum terselesaikan ataupun giliran membersihkan rumah. Terlebih lagi saat Televisi sudah menjadi berwarna dan saluran bertambah, saya dan adik terkadang berkelahi karena berebut saluran TV yang akan di tonton. Ayah dan anggota keluarga lainnya ribut karena tidak ingin menonton acara Pix a Box !. Dinamika seluruh keluarga praktis terganggu.
Zaman sekarang, umumnya setiap keluarga memiliki TV lebih dari satu, sehingga pertengkaran akibat berebutan saluran TV bisa dihindari. Di lain pihak, keterasingan individu dan kerenggangan ikatan keluarga semakin tidak bisa dihindari.
Kita masuk kamar masing-masing dan menonton acara yang disukai. Bahkan terkadang pertemuan antara keluarga hanya disaat berpapasan di depan kamar mandi.
Pengarah Acara di setiap program TV sengaja merancang setiap acara untuk selalu menstimulasi kita, sesuatu yang membuat kita tertarik dengan cepat dan menarik perhatian kita. Masalahnya adalah secara tidak sadar kita mengharapkan hidup seperti itu. Orang lain kita anggap mulai membosankan kalau mereka berbicara lebih dari beberapa menit tanpa hal yang bombastis. Orang mulai meremehkan hal-hal yang kecil dan sederhana.
Bahkan akibat yang ditimbulkan bagi kalangan Anak-anak justru sangat mengerikan. Sekarang ada anggapan bahwa TV merupakan sarana yang baik untuk belajar di sekolah dan di rumah. namun sebenarnya juga merupakan cara untuk mengunci mulut anak-anak kita.
Perhatian anak-anak pada pelajaran menjadi kurang, sulit berkomunikasi, sering bermimpi buruk, meniru kekerasan dan senang menyendiri... Semoga saja hal ini hanya pendapat pribadi saya belaka.
Bagaimana bisa, kita membiarkan sebuah kotak dengan gambar bergerak telah mengendalikan hidup kita, membiarkannya menghancurkan komunikasi antar anggota keluarga dan berakibat isolasi diri, memutuskan hubungan dan menghindar dari kenyataan hidup....??
Mari kita renungkan bersama, agar kita dapat mengendalikan penggunaan TV, atau justru benda itu yang akan mengendalikan kita.
Aktifitas diatas semuanya tergeser dan malah jarang dilakukan seiring dengan masuknya saluran TV. Meskipun pada waktu itu TV yang kami miliki masih hitam-putih dan salurannya hanya ada 2.
Kami jadi sering kena marah, disaat PR belum terselesaikan ataupun giliran membersihkan rumah. Terlebih lagi saat Televisi sudah menjadi berwarna dan saluran bertambah, saya dan adik terkadang berkelahi karena berebut saluran TV yang akan di tonton. Ayah dan anggota keluarga lainnya ribut karena tidak ingin menonton acara Pix a Box !. Dinamika seluruh keluarga praktis terganggu.
Zaman sekarang, umumnya setiap keluarga memiliki TV lebih dari satu, sehingga pertengkaran akibat berebutan saluran TV bisa dihindari. Di lain pihak, keterasingan individu dan kerenggangan ikatan keluarga semakin tidak bisa dihindari.
Kita masuk kamar masing-masing dan menonton acara yang disukai. Bahkan terkadang pertemuan antara keluarga hanya disaat berpapasan di depan kamar mandi.
Pengarah Acara di setiap program TV sengaja merancang setiap acara untuk selalu menstimulasi kita, sesuatu yang membuat kita tertarik dengan cepat dan menarik perhatian kita. Masalahnya adalah secara tidak sadar kita mengharapkan hidup seperti itu. Orang lain kita anggap mulai membosankan kalau mereka berbicara lebih dari beberapa menit tanpa hal yang bombastis. Orang mulai meremehkan hal-hal yang kecil dan sederhana.
Bahkan akibat yang ditimbulkan bagi kalangan Anak-anak justru sangat mengerikan. Sekarang ada anggapan bahwa TV merupakan sarana yang baik untuk belajar di sekolah dan di rumah. namun sebenarnya juga merupakan cara untuk mengunci mulut anak-anak kita.
Perhatian anak-anak pada pelajaran menjadi kurang, sulit berkomunikasi, sering bermimpi buruk, meniru kekerasan dan senang menyendiri... Semoga saja hal ini hanya pendapat pribadi saya belaka.
Bagaimana bisa, kita membiarkan sebuah kotak dengan gambar bergerak telah mengendalikan hidup kita, membiarkannya menghancurkan komunikasi antar anggota keluarga dan berakibat isolasi diri, memutuskan hubungan dan menghindar dari kenyataan hidup....??
Mari kita renungkan bersama, agar kita dapat mengendalikan penggunaan TV, atau justru benda itu yang akan mengendalikan kita.
ia pak..i thing siaran tv kita lebih banyak bawa dampak negativnya.
BalasHapuswaktu saya sd, chennel yg baru ada cuma tvri dan tpi..dan acaranya bagus-bagus..intinya untuk mendidik kreatifitas n menambah wawasan kita.
hm...apa dun solusinya??
untung aku ga suka nonton tv, jd ga rebutan remote tv sama adik2.
BalasHapussalam kenal dan sukses selalu.
BalasHapussaya dah jadi followers anda
http://tugaskuliah.info
kalo boleh bertukar link...
Dampak dari tv bisa negatif bisa juga positif, tergantung bagaimana penonton dapat dengan bijak memilih acara yang sesuai. Yang pasti orang tua punya andil besar untuk mendampingi dan memilih acara yang baik buat anak2...
BalasHapusmenurut aku sih tv punya dua sisi baik dan jeleknya sih.
BalasHapusTp tayangan televisi indonesia aja yg jelek2 bgt demi mendongkrak duit. Aye seh malas ntn tipi indo, sukanya nonton tv satelit yang ada oprah, anime, biografi, hewan2.
untung q juga gak suka nonton tv,....
BalasHapusklo dulu masih kecil sering banget berebut remote ma adik & kakakq , tapi seru juga dari situlah komunikasi yg begitu rekat q rasakan..
q rindu ma tu semua, saat kita saling berebut,dan ayah memarahi kita....
Berarti keluargaku bukan keluarga umum mas, krn hanya ada 1 TV di rg keluarga. Untungnya waktu utk nonton beda2 jd ga perlu rebutan. Papa suka nonton news malam, mama suka nonton infotainment siang, sedang aku cuma nongkrong di depan TV kalo lagi ada balapan F1, hehehe...Masing2 sdh tahu favorit yg lain jd pd waktu2 itu kita akan ngalah. Toh lebih enakan ngeblog daripada nonton TV kok. Setuju ga??
BalasHapussetuju baget,.... lebih enakan ngeblok ma FB an ja ,hehe
BalasHapusbang boleh minta scrib smadav gak??tu yg ada disebelah kiri pojok atas. klo boleh kirim ke email q ja
BalasHapusahmad_flt@yahoo.co.id
nuhun,...
Ini era indutrialisasi informasi ya pak. merepotkan juga memang :)
BalasHapusia ya? manfaat televisi itu terkalahkan oleh dampak negatifnya.. :(
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBanyak bahaya televisi, mari kita atur jadwal menonton kita sehingga sisi2 positif yang kita dapatkan. Acara2 yang memang banyak madharatnya perlu kita hindari. Di samping itu kita juga bisa melayangkan kritik atau komplain kepada televisi, KPI, dan lembaga lain yang berwenang.
BalasHapusmesti ada sisi positif dan negatifnya ya...
BalasHapusmungkin lebih diarahkan, dibatasi waktunya dan jam berapa anak boleh melihat TV. terlebih sekarang yang channelnya banyak sekali, iklan yang deras mengalir.
meskipun ada waktu buat menonton TV, tapi bercengkerama dengan anggota keluarga aku rasa tetap penting.
BalasHapusmungkin intinya pengelolaan waktu, untuk orang tua agar mengatur waktu ut menonton tv bagi anak anak,jngn membiarkan seenak hati mereka sendiri ya
BalasHapusah teveku hanya idup saat malam dan pagi,nonton spongebob wkwkw
Teve ya....
BalasHapusKalo ngenet gimana ya...aku merasa ko agak berubah semenjak doyan ngenet, akibatnya jrng nonton tv kadang lupa makan....
TV dirumahku masih tetap satu dan ada di ruang keluarga, jadi mau gak mau kalau nonton TV ya mesti bareng2 keluarga....
BalasHapusgambaran umum keluarga Indonesia tapi ada juga yang kalau nonton boleh numpang dirumah tetangga nice post
BalasHapussekarang ada lagi pengaruh buruk dari adanya internet....
BalasHapuskalo buatku, aku dikendalikan oleh komputer dan internet ketimbang televisi...hiii, lebih ngeri lagi XD
BalasHapusSaat ini guru dan orangtua bagi anak adalah TV ,sungguh ironis sekali..terkadang orangtua dan guru sudah tidak dipatuhi melainkan mematuhi TV ...Astaghfirullahaladzim...
BalasHapusnumpang coret pak..................emang sih banyak dampak negatifnya daripada positifnya tergantung dari orang nya aja...................
BalasHapusuntung aja sejak kakak saya buka warnet z sdah jarang nonton TV..., tapi stLah td mLm aku nonton tV rasa'y ingin mnangis meLihat negeri ini... mngapa smwa'y jD parodi sumpah sambil bawa2 nama TUHAN...
BalasHapusAstagfiruLLah waL azim...
setuju banget bang... sebagian besar acara di televisi saat ini malah mengajarkan hal-hal yang tidak baik...jadi memang perlu pengendalian yang bener-bener ketat terutama untuk anak-anak kita...
BalasHapusYub,banyak pengaruh negatifnya juga bro.Sepintar-pintarnya kita bisa mengendalikan diri.
BalasHapuswah, bang aku tetep satu tipi di rumah. jarang ditontong, pulang kantor langsung sholat trus tidur... :p cuapeekk.. jadi acara berantem ga ada. waktu kecil juga akur, soale ga sebanyak skr programnya...
BalasHapusduh makassarnya keliatan banget tuh "tontong.." hahaha..
BalasHapuswah sejak pagi ini saya alergi televisi, Mas .. jenuh lihat berita2 sekarang,saling buka aib, saling bersumpah .. arrgghh
BalasHapusdulu.........saya pernah ga punya tipi bang...sampe2 numpang nonton di rumah tetangga......beberapa tahun lalu emang sih saya masih gila tipi...tapi sekarang saya lebih suka berinternet....karena bisa mencari ilmu apapun di sini.......tipi hitam-putih saya yang terakhir rusak karena kena tetesan air hujan akibat genteng yang bocor dan saya masih ingat...waktu itu saya menangis sampai malem.....gak nyangka sekarang harga tipi sangat murah dan acaranya juga bagus2.....TAPI SAYA SANGAT BENCI SINETRON.......menurut saya itu HANYA MEMBERIKAN TONTONAN BERUPA KONFLIK ORANG KAYA,ISTRI YANG MELAWAN SUAMI,IBU TIRI JAHAT,CWE2 SMA DGN ROK MINI...DAN LAIN2.....yang saya kira itu menyesatkan .... sangat berbahaya sekali........
BalasHapusKarikaturnya tuh paling pas dan keren banget melengkapi artikel ini. TV, dulu kini dan nanti adalah kotak simalakama. Tergantung pribadi yg menonton. Kepribadian seseorang malah bisa ditebak dari acara TV yang dia gemari.
BalasHapus..tapi tumben nih, koment saya gak dimoderasi lagi nih Daeng Iwan?
BalasHapusnonton tv gak ada bedanya sama kecanduan rokok kalo dah ketagian bisa jadi kebiasaan panjang yang sulit di hilangkan
BalasHapusBenar pak Guru, anak2 disuruh nonton TV, yg gedenya pada internetan, hehehe...
BalasHapusjarang sekali siaran tv sekarang yg mendidik.. kebanyakan sinetron melulu yg temanya percintaan dan orang kaya.. muak deh melihatnya juga.. (maaf kata2 sy kasar)
BalasHapus