Home » , , , , , » GAYUS MENELAN CENTURY

GAYUS MENELAN CENTURY

Written By Nur Ulil Amri''s Note on Rabu, Maret 31, 2010 | 3/31/2010

Gayus Tambunan? Siapa yang sekarang ini belum mengenal yang namanya Gayus Tambunan?

Berterima kasihlah pada Gayus. Karena berkat jasanyalah kasus Century jadi temaram. Siapa yang peduli dengan kasus 6,7 trilyun yang tak jelas kemana itu. Setidaknya kini media massa ramai-ramai berdendang lagu GAYUS.

Lupakan huru hara di panggung paripurna DPR bulan lalu. Lupakan pula rekomendasi yang meminta penonaktifan dua petinggi negara, Wapres Boediono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.

Kini arahkan pandangan kita pada rumah megah Gayus di Kelapa Gading. Semua berdecak kaget. Wow, darimana ya si Gayus yang masih 30 tahunan itu bisa membangun istana semegah itu?

Ayahanda yang bertugas lebih dari sepuluh tahun dengan golongan IV/b, belum mampu membuat rumah semegah itu.

Benarkah itu tilepan pajak rakyat? Atau suap para pengemplang pajak agar cuma bayar pajak dalam jumlah kecil. Entahlah.

Grup facebook bertajuk 'Gerakan 1.000.000 Facebookers Dukung BOIKOT BAYAR PAJAK untuk KEADILAN'. Saat detikcom berkunjung, Kamis (25/3/2010), ada 3.422 facebooker yang menjadi anggotanya.

Nah, kasus Gayus Tambunan rupanya menjadi amunisi baru mereka untuk menolak membayar pajak.

"Bayar pajak cuma buat dinikmati Gayus dan teman-temannya? NO WAY!" kata Hendry Setiabudi.

Seorang facebooker lain, Benetta Heaster Gladwynne, juga meramaikan grup ini dengan memberikan link untuk mendukung grup 'Dukung Susno Duadji Untuk Membongkar Markus Di Polri'.

Semuanya semakin membuat suasana jadi tambah begajul....

Hari gini nggak Bayar Pajak? Apa kata dunia?
Hari gini menggelapkan pajak ? Dunia berkata Apa ?

Aku lebih baik diam dan mengakhiri tulisan ini.

Share this article :

36 comments:

  1. Wah...bener tuh pak, kayaknya kita cuma bisa menyimpan kesal di hati dengan ulah oknum seperti Gayus itu.
    Eh...ngomong2 apa yang sedang kita pikirkan ternyata sama pak, bang Pendi juga lagi mikir tentang si Gayus tuh...

    BalasHapus
  2. seneng banget deh bisa mampir dan kasih komen di blog bang Iw@n ini...lama saya pengen kesini tapi baru buka blognya 1 menit pake google chrome trus muncul "malware detected"
    sekarang pake IE nih, aman, bisa buka deh.

    Nah soal pajak dan gayus ini juga bikin heboh kami di rumah, semua pada kesel apalagi suami, trus dia bilang gini "dah lah jangan bayar pajak tu lagi, bikin kaya orang tu aja !" ...kecewa berat deh, padahal kan kita bayar pajak tu karena cinta sama negara ini... hiks, hiks, hiks....

    BalasHapus
  3. Bang iwan Gayus satu dan yang satu lagi beda lho......

    BalasHapus
  4. seandainya koruptor dihukum mati....

    BalasHapus
  5. Waah,. jadi bingung ni,.penjahatnya jadi tambah banyak, Wapres dan Mentri keuangan diteriaki maling, Susno juga diduga terkait kasus Antasari, trus Kapolri dituduh ikut2an, trus Markus yg ternyata Gayus, nah ada 10 Gayus di Ditjen Pajak.. jangan2 tetangga saya jg penjahat,. wkakakakak

    BalasHapus
  6. seperti biasa, kasus yg tadinya hebos bakal redup dengan kasus terbaru...

    BalasHapus
  7. bayar..pajak...tidak bayar pajak...bingung jadinya...

    BalasHapus
  8. Salam Takzim
    Semoga tidak ada Gayus ditempat saya bang, karena saya juga ga rela potongan PPh gaji saya, pembayaran PBB saya dan yang lainnya kalau harus dibangun rumah atau sejenisnya
    Salam Takzim Batavusqu

    BalasHapus
  9. Hehehe. Saya malah berpikir, jangan-janagn 4 rumah mewah di Singapura itu cuma meminjam nama Gayus aja. Bisa saja,pemain seseungguhnya bukan Gayus.

    BalasHapus
  10. jika Gayus mampu menelan Century, siapakah kira-kira yang mampu menelan Gayus? sepertinya ini hanya persoalan menunggu waktu, karena sepandai-pandai menyimpan bangkai, satu saat baunya akan tercium juga

    BalasHapus
  11. aku blom ngerti pajak hehe,, mungkin suatu saat nanti aku akan belajar :),

    BalasHapus
  12. owh ya, aku kok baru tau gayus ya, ikut-ikutan :D

    BalasHapus
  13. padahal nietha baru posting jadi warga negara yang baik karena dah bayar pajak, ternyata pajaknya dibawa kabur ma oknum pajak..walah

    BalasHapus
  14. walah terlalu naif itu yang bilang boikot bayar pajak..

    BalasHapus
  15. gayuus...gayuus... kasian Emakmu yang sudah mengandungmu... Udah disekolahi di STAn ujung2annya makan duit orang.
    dasar Jayus lu,...

    BalasHapus
  16. putriiii cantik, ayahandamu kan seorang pahlawan tanpa tanda jasa

    biarlah hidup sederhana asal hasil keringet sendiri, tetap bayar pajak dan tidak menyakiti rakyat kecil


    semangat menjaga amanah ayahanda putri cantik

    BalasHapus
  17. Kasus Century kayaknya sudah lama terlupakan ??? aneh juga ya ... ? kalau dipikir2 ternyata banyak yg bobrok & ngga becus !!!

    BalasHapus
  18. inilah manajemen konflik
    konflik ditutup dengan konflik
    inilah kerja para markus

    jika ada kasus besar, mereka menyiapkan kasus besar lain untuk ditampilkan.
    kasus yang ditutup dengan kasus lain telah dilakukan bargaining baik politik maupun uang.

    cuma aku heran ma gayus jayus dayus
    kok tunjangannya gedhe amat ya?

    BalasHapus
  19. tadi malem ngomongin soal ini sama si mbak yang kerja di DJP... tetep aja gak semua pegawai pajak kayak gitu ah.... tergantung orangnya lah yaa

    BalasHapus
  20. wah nuy otrang tidak kalah pamor ya ma artis heheh
    seindonesia kenal smua

    berkunjung dan ditunggu kunjungan baliknya
    salam blogger
    maksih
    :D

    BalasHapus
  21. Astagfirullah...hmmm..coba berfikir bijak rame-rame yuk...-_-
    karena saya pun sedang mencoba...

    BalasHapus
  22. namanya markus seperti lingkarang yang tak berujung, tidak bisa satu orang disalahkan. apalgi gayus hanya sekedar staf yang tidak memiliki kewenangan untuk memutuskan suatu permasalahan. pastinya ada motor penggerak dari semua ini. dan dia hanyalah dijadikan umpan untuk melindungi para pemegang wewenang. dan tidak bisa mutlak disalahkan juga, karena para pengusaha juga lebih memilih untuk berdamai daripada harus membayar pajak. pajak merasa memberatkan bagi mereka. sehingga terciptalah simbiosis mutualisme bagi wajib pajak, petugas pajak, hakim pengadilan pajak, jaksa, termasuk pengacara gayus juga ikut terlibat. layaknya sebuah lingkarang setan yang saling terhubung dari pengusaha sampai para birokrat.

    tapi janganlah terus warga boikot pajak. suatu tindakan yang kurang dewasa dalam bernegara. kita bangsa yang mengedepankan pajak sebagai modal untuk menjaga eksistensi bernegara. dan kalau dibandingkan bisa segelintir orang dibandingkan dengan puluhan ribu petugas pajak, bukan jumlah yang representatif untuk mengukur setiap pegawai pajak sebagai koruptor. walaupun kita tetap kecewa dengan kondisi ini tapi, tetaplah sebuah kewajiban harus dlaksanakan tanpa harus mencari2 pembenaran untuk tidak membayar pajak

    salam, mampir ke blog kami, link sudah kami pasang. link balik kami tunggu

    BalasHapus
  23. Yah begitulah kalau pengumpul (Ditjen Pajak) dan yang mengeluarkan (Ditjen Anggaran) berada dalam satu atap (departemen Keuangan). Pengawasan eksternal akan jalannya pajak jadi sulit dilakukan.

    Mustinya tuh dua area dipisahkan di dua departemen yang berbeda pula. Yah mirip-mirip di Amerika Serikat lah yang memberi perbedaan diantara keduanya.

    Jadi kalau ada masalah gampang dicari penyebabnya. Di penggunaannya atau di pengumpulannya. Jadi ndak perlu ada boikot-boikotan kalau begitu. :D

    BalasHapus
  24. masalahnya kalo gak bayar pajak,malah gak bs gajian dari kantor

    BalasHapus
  25. drama baru, tokoh baru.. ah selalu begitu

    BalasHapus
  26. Kasihan anak-anaknya ya bang. Diajak lari kesana-kemari.
    Pasti disekolah mereka tertunduk setiap melihat tatapan mata sahabatnya
    Salam hangat dari Surabaya

    BalasHapus
  27. Saya tidak tahu siapa Gayus Tambunan

    Saya tidak tahu isteri Gayus Tambunan

    Saya tidak tahu berapa anak Gayus Tambunan

    Saya tidak tahu berapa umur anak Gayus Tambunan

    Saya tidak tahu apa yang ada dalam pikiran anak Gayus Tambunan ketika diajak ke Singapura

    Saya tidak tahu apa yang dipikirkan anak Gayus Tambunan jika suatu saat diajak lagi pindah dari Singapura

    Sayapun tidak tahu bagaimana tatapan mata anak Gayus Tambunan ketika harus kembali lagi ke Jakarta

    Saya tidak tahu apakah anak Gayus Tambunan juga bertanya-tanya ada apa dengan bapaknya

    Saya tidak tahu apakah anak Gayus Tambunan bertanya kepada ibunya ada apa dengan bapaknya

    Saya tidak tahu bagaimana perasaan anak Gayus Tambunan saat menyaksikan papanya sering muncul ditelevisi dan koran

    Saya tidak tahu bagaimana sikap anak Gayus Tambunan ketika besok atau lusa bertemu sahabat-sahabatnya

    Saya juga tidak tahu apakah Gayus Tambunan menatap dalam-dalam mata anaknya setiap akan melangkahkan kakinya.

    Ah, ternyata saya memang tidak banyak tahu soal Gayus Tambunan.

    salam hangat dari plesiran

    BalasHapus
  28. maaf ayahku juga lagi sibuk kak putri jadi jarang berkunjug

    BalasHapus
  29. gayus gayus.. apa hidupmu jayus?
    aku pun tak mengerti apa arti kata jayus,, atau gayus mungkin,.
    aq tak mau berkemungkinan,meskipun aq tak kenal jayus maupun gayus, hidupnya dan hidup semua orang penggelap pajak adalah jayus..
    (agak gak nyambung soalnya mata dah 3 watt)

    BalasHapus
  30. Kalau aq ngeliatnya begini, Gayus sengaja dikorbankan untuk melindungi oknum yg lebih punya nama.

    Trus aq juga mempertanyakan beberapa orang yg mau mencalonkan Bapak Susno sebagai ketua KPK hanya karena Beliau berhasil membongkar beberapa kasus manipulasi tersebut.

    Inti pertanyaannya; Apa yang sudah Bapak Susno bongkar sewaktu masih menjabat Kabareskrim? Ga ada!(Aq jawab sendiri)

    Memang ya, rakyat bangsa ini begitu mudah bersimpati terhadap org yang sepertinya didhalimi. seperti sewaktu SBY dipecat dari kabinet Megawati (lupa aq jabtannya), setelah itu ramai org mendukung SBY.

    BalasHapus
  31. Oh ya lupa. Salam kenal ya buat tuan rumahnya.

    BalasHapus
  32. Halo teman,
    Tulisan yang menarik.
    Mudah2an tidak ada kesengajaan dalam memunculkan kasu Gayus untuk menutupi kasus Bank Century.

    BalasHapus

SAHABAT FATAMORGANA

 
Support : FATAMORGANA
Copyright © 2015. FATAMORGANA - MERANGKUM FAKTA, MEREKAM INFORMASI, DAN BERBAGI KHAZANAH
Created by Creating Website Published by Mas Template
Powered by Blogger