Home » , , , » KEBIJAKSANAAN Vs PENGETAHUAN

KEBIJAKSANAAN Vs PENGETAHUAN

Written By FATAMORGANA on Selasa, Mei 25, 2010 | 5/25/2010


Ada perbedaan antara kebijaksanaan dan pengetahuan. Orang bisa saja mengatakan bahwa kebijaksanaan adalah pengetahuan yang dibawa masuk ke dalam hati seseorang untuk kemudian dirasakan atau dialami sebagai kebenaran.

Kita tidak bisa mendapatkan kebijaksanaan dengan cara pasif menerima apa yang kita baca atau dengan mempercayai apa yang dikatakan orang lain kepada kita. Sebelum informasi yang kita baca atau dapat dari orang lain itu diuji oleh pengalaman kita sendiri, tidak mungkin ada kebijaksanaan.

Kebijaksanaan memerlukan perhatian terhadap kehidupan dan kesediaan untuk bertanya dan mengalami langsung apa yang benar.

Seringkali kita merasa apa yang kita lakukan adalah hal yang baik pada saat itu, tetapi kita tak menyadari hal itu akan membawa keburukan di waktu nanti

Berikut petikan email yang saya peroleh dari seorang sahabat, yang mungkin bisa menjadi bahan pencerahan berharga bagi kita semuanya. :

Suatu ketika terdapatlah seorang pertapa muda yang sedang bermeditasi dibawa pohon yang teduh dipinggir sungai. Saat sedang konsentrasi tiba-tiba perhatiannya terpecah dengan suara yang berisik. Kemudian ia membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi.

Ternyata suara yang ditimbulkan oleh seekor kepiting yang sedang berusaha keras untuk mencapai tepian sungai dengan melawan arus. Karena merasa kasihan, pertapa itu mengulurkan tangannya untuk menolong. Seketika keriting itu dengan sigap menjepit tangan pertapa itu. Meskipun jarinya terluka karena jepitan kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena telah menyelamatkan si kepiting .

Belum lama bersila untuk melanjutkan meditasinya terdengar lagi suara yang sama dari tepi sungai , ternyata keriting itu mengalami kejadian yang sama. Kemudian pertapa itu kembali menggunakan cara yang sama untuk menolong kepiting itu, yang menyebabkan jari-jarinya terluka dan semakin membengkak.

Melihat kejadian ini, ada seorang tua yang kemudian datang dan menegur si pertapa muda itu, “Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hati yang baik. Tetapi , mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukai jarimu hingga sobek dan bengkak?”

Pertapa itu mencoba menjelaskan, “Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Oleh sebab itu saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka, asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain, saya sudah senang! “

Mendengar jawaban pertapa itu, kemudian orang tua itu mengambil ranting, lalu dijulurkan kearah kepiting yang terlihat sedang melawan arus. Segera si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya. “Lihat anak muda, melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik, untuk menolong makhluk lain, bukankah tidak harus dengan mengorbankan diri sendiri. Ranting pun kita bisa manfaatkan, bukan begitu?” Kata-kata arif itu keluar dari mulut sang orang tua. Seketika itu juga pertapa itu tersadarkan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Dalam hidup ini, banyak hal baik yang kita lakukan, tetapi tidak diiringi dengan kebijaksanaan, namun hanya menggunakan pemikiran dan kepintaran sendiri saja.

Seperti juga kita selalu mengikuti keinginan anak, apapun sampai yang tidak perlu kalau diminta pasti dibelikan, sekali lagi karena sayang. Tapi tanpa sadar kita telah mencelakakannya menjadi anak yang akan selalu memaksakan keinginannya. Selanjutnya hal itu akan terbawa sampai ia dewasa nantinya

Ada kata bijak mengatakan, orang bijak itu terlihat kejam, tapi hatinya sungguh lembut. Karena yang ia lakukan adalah semata untuk kebajikan.

Jadi intinya, jangan hanya menggunakan pemikiran dalam setiap hal yang kita lakukan, tapi pertimbangkan dengan kebijaksanaan, mungkin pada waktu itu kita akan tidak disenangi, tapi pada akhirnya nanti mereka pasti akan mengerti dan berterimakasih.

Moga ada manfaatnya terutama sekali buat saya tentunya.

Share this article :

46 comments:

  1. renungan yg mencerahkan, pak

    BalasHapus
  2. Ya apa artinya kepandaian tanpa kebijaksanaan
    kadang orang pandai belum tentu bijaksana
    tapi orang bijaksana pastilah orang pandai..

    BalasHapus
  3. Jadi yang betul tuh..
    Kebijaksanaan feat. Pengetahuan
    betul..betul..betul..

    BalasHapus
  4. kembali belajar tentang kebijaksaaan :), itulah pentingnya ilmu, kenapa aku begitu dendam denganya hihihihi.. met sore Om kumis!

    BalasHapus
  5. selamat sore bang...
    izin berkunjung

    saya setuju dengan kata bijaknya, sebab justru saat ini yang tampilannya klemar klemer tapi berhati kejam...

    BalasHapus
  6. Ternyata pandai aja belum cukup ya... masih diperlukan kebijaksanaan agar dapat menjalani kehidupan dengan 'benar'.

    BalasHapus
  7. selamat sore...

    izin berkunjung ya...

    BalasHapus
  8. Makasih banget Bang, udah sharing cerita yg bagus dan menginspirasi.. :D

    BalasHapus
  9. iya, bener ya pak. banyak hal yang kita kerjakan tanpa kebijaksanaan. eh kok kita, saya maksudnya. hehehe...

    btw, apa kabar pak ? lama saya tak ke sini

    BalasHapus
  10. Memulai kunjungan kembali Bang Iwan, semoga sukses selalu ....

    Postingan yang mencerahkan, semoga membuatk kita tidak hanya pandai dan pintar tapi juga bijaksana .... apalah artinya kepandaian tanpa kebijaksanaan .....dan untuk menjadi bijaksana memang diperlukan keilmuan dan pemahaman yang diamalkan .....

    Contoh email di atas mungkin mirip seperti ketika kita ketemu peminta-minta di jalan atau kalau di Jakarta seperti di lampu merah, yg secara fisik mereka2 masih kuat masih muda. Satu sisi kita ingin memberi namun sisi lain kayaknya kurang mendidik juga, barangkali memang diperlukan kebijaksanaan untuk mengentaskan mereka dari kehidupan mereka yg seperti itu dg langkah yg lebih kongkret dan nyata dg memberi lapangan pekerjaan, pendidikan dll, dan itu harus melibatkan banyak pihak ya pemerintah, orang2 kaya, org2 yg mampu dll (memerlukan kepedulian sosial dalam skala yg luas/kesholihan berjamaah) dan tidak akan cukup hanya kesholihan individual/personal.

    BalasHapus
  11. Terimakasih wejangannya pak,semoga jadi bahan renungan kita bersama. salam dari blogger-ndeso

    BalasHapus
  12. kebijaksanaan juga memerlukan kepekaan dan memahami hikmah yang akan terjadi selanjutnya

    abis acara sama bang Tiffatul Sembiring
    huaaaa capek

    BalasHapus
  13. terimakasih, atas sharenya, Pak :)

    BalasHapus
  14. sore bang iwannn

    balapan yuk ngejar 1000

    BalasHapus
  15. Setuju sekali, Pak. Yang saat ini terasakan kejam bisa jadi besoknya malah memberikan kebaikan. Demikian kuga sebaliknya

    BalasHapus
  16. SEBUAH PELAJARAN YG SNGT BERMAKNA..!

    BalasHapus
  17. Sangat bermanfaat sekali Pak Iwan,

    Sebuah kebijakan akan menghasilkan sebuah kebaikan
    selalu bijak dalam menghadapi dan menyikapi hidup
    ketenangan dan kedamaianpun akan teraih.

    BalasHapus
  18. hidup harus berpengatahuan dan kebijaksanaan...

    bingung mau komen apa nih, setuju deh ama semuanya...

    BalasHapus
  19. benar juga... masih banyak jalan untuk melaksankan belas kasih :)

    BalasHapus
  20. Banyak yang menyalahgunakan kebijaksanaan untuk kekeluargaan, kalau kebijaksanaan sesuai pengetahuan tak akan memutarbalikkan kebenaran.
    Bang Iwan ini sekedar tambahan

    BalasHapus
  21. Wuih..renungannya oke banget mas.
    Inspiratif banget.
    Entah saya udah mengamalkan kebijaksaan dalam segala tindakan yang saya ambil atau belum :D

    BalasHapus
  22. Makasih mas atas postingannya.
    Moga aja saya bisa lebih bijaksana dalam mengambil setiap keputusan :)

    BalasHapus
  23. ilmu pengetahuan dapat dipelajari
    tapi kebijaksanaan dapatkah dipelajari selain dipraktekkan dan dilatih untuk bersikap lebih bijak
    benar tidak bang

    BalasHapus
  24. pengetahuan akan membawa pola berpikir yang lebih bijaksana
    karena dengan pengetahuan kita juga dapat belajar seperti apa itu bijaksana

    salam dari pamekasan madura

    BalasHapus
  25. woow..kebajikan terkadang sulit kita terima mas...oya mas...kalo gak keberatan tukeran link ya mas...link blog mas udah terpasang di bloglist BEST di sidebar kanan...terima kasih mas...saluut banget blog ini

    BalasHapus
  26. makasih mas, ini renungan yang baik sekalai

    BalasHapus
  27. Orang pinta belum tentu bijak... tapi BIASANYA orang bijak itu berpengetahuan.. :)

    Apa kabar bang? heheh maaf ya jarang maen...

    BalasHapus
  28. mampir pagi membaca perenungan.
    makasih banyak.

    BalasHapus
  29. Cakep bang'get artikel ini full makna.

    Contoh lain dari pengetahuan dan perbedaan.
    Jika kita mengemudikan kendaraan di jalan raya, kita tahu persis bahwa kita mesti berada di jalur kiri ( ini pengetahuan). Namun jika dari arah berlawanan meluncur bus degan kecepatan yang tinggi pada jalur yang kita pakai -kita tak boleh mengatakan " biarin, kan saya pada jalur yang benar, bus itu donk yang salah ". Jika kita tetap pada aturan itu maka kemungkinan kita akan modar. Kita lalu minggir agar tak tertabrak bus edan itu ( ini namanya kebijaksanaan)

    salam hangat dari Bening-mencoba menjaga beningnya hati.

    BalasHapus
  30. Salam Takzim
    Sungguh tauladan yang baik diperlihatkan oleh paman dari kisah sang pertapa muda demi sebuah kebijaksanaan bang
    Salam Takzim Batavusqu

    BalasHapus
  31. menginspirasi banget, terima kasih udah di share...

    BalasHapus
  32. terima kasih atas pencerahannya, sangat inspiratif dan memotivasi...

    BalasHapus
  33. semoga aku juga bisa menjadi orang yang bijaksana dan berpengetahuan luas
    :D

    BalasHapus
  34. makasih untuk artikelnya
    bisa dijadikan motivasi
    :D

    BalasHapus
  35. Salam sehat di hari Rabu....semoga tetap sabar dalam mengasuh anak didik buat masa depan gemilang.

    BalasHapus
  36. tulisan yg indah sekali utk jadi bahan renungan bagi kami.
    dgn memadukan pengetahuan utk berbuat bijak, akan terlihat hasil yg maksimal , tanpa tersakiti atau menyakiti siapapun.
    terimakasih utk tulisan yg indah ini Bang
    salam hangat utk keluarga
    semoga selalu sehat
    salam

    BalasHapus
  37. Berkunjung bang....
    postingan yang sangat bijaksana dan menambah pengetahuan :D

    BalasHapus
  38. artikel yang sangat bermanfaat dan mengajarkan banyak hal kepada kita ...

    BalasHapus
  39. heheehe anak mudanya sebenernya sih udah bijaksana mau berpikir untuk menolong makhluk hidup lainnya, hanya saja dia kurang mau berpikir bagaiamana caranya supaya menolong tapi juga tidak melukai dirinya sendiri. ya maklumlah namanya juga anak muda maunya cepat simpel ehheheh.. mikir dikit aksi banyak.. ehehhe..

    share yang bagus pak iwan..!

    BalasHapus
  40. mantaf sekali, perlu adanya keseimbangan antara kekuatan pikiran dan perasaan. terimakasih mas.. mak nyus tenan :D

    BalasHapus
  41. kebijakan dan kebajikan emang musti selalu sejalan.:)

    BalasHapus
  42. hidup akan lebih ber-WARNA bila bila pengetahuan dipergunakan dengan bijaksana.

    BalasHapus
  43. Setuju, Menolong orang lain tidak harus selalu memgorbankan diri sendiri melulu. Harus lebih cerdas, Nice Story!

    BalasHapus

SAHABAT FATAMORGANA

 
Support : FATAMORGANA
Copyright © 2015. FATAMORGANA - MERANGKUM FAKTA, MEREKAM INFORMASI, DAN BERBAGI KHAZANAH
Created by Creating Website Published by Mas Template
Powered by Blogger