Ada perbedaan antara kebijaksanaan dan pengetahuan. Orang bisa saja mengatakan bahwa kebijaksanaan adalah pengetahuan yang dibawa masuk ke dalam hati seseorang untuk kemudian dirasakan atau dialami sebagai kebenaran.
Kita tidak bisa mendapatkan kebijaksanaan dengan cara pasif menerima apa yang kita baca atau dengan mempercayai apa yang dikatakan orang lain kepada kita. Sebelum informasi yang kita baca atau dapat dari orang lain itu diuji oleh pengalaman kita sendiri, tidak mungkin ada kebijaksanaan.
Kebijaksanaan memerlukan perhatian terhadap kehidupan dan kesediaan untuk bertanya dan mengalami langsung apa yang benar.
Seringkali kita merasa apa yang kita lakukan adalah hal yang baik pada saat itu, tetapi kita tak menyadari hal itu akan membawa keburukan di waktu nanti
Berikut petikan email yang saya peroleh dari seorang sahabat, yang mungkin bisa menjadi bahan pencerahan berharga bagi kita semuanya. :
Seperti juga kita selalu mengikuti keinginan anak, apapun sampai yang tidak perlu kalau diminta pasti dibelikan, sekali lagi karena sayang. Tapi tanpa sadar kita telah mencelakakannya menjadi anak yang akan selalu memaksakan keinginannya. Selanjutnya hal itu akan terbawa sampai ia dewasa nantinya
Ada kata bijak mengatakan, orang bijak itu terlihat kejam, tapi hatinya sungguh lembut. Karena yang ia lakukan adalah semata untuk kebajikan.
Jadi intinya, jangan hanya menggunakan pemikiran dalam setiap hal yang kita lakukan, tapi pertimbangkan dengan kebijaksanaan, mungkin pada waktu itu kita akan tidak disenangi, tapi pada akhirnya nanti mereka pasti akan mengerti dan berterimakasih.
Moga ada manfaatnya terutama sekali buat saya tentunya.
Kita tidak bisa mendapatkan kebijaksanaan dengan cara pasif menerima apa yang kita baca atau dengan mempercayai apa yang dikatakan orang lain kepada kita. Sebelum informasi yang kita baca atau dapat dari orang lain itu diuji oleh pengalaman kita sendiri, tidak mungkin ada kebijaksanaan.
Kebijaksanaan memerlukan perhatian terhadap kehidupan dan kesediaan untuk bertanya dan mengalami langsung apa yang benar.
Seringkali kita merasa apa yang kita lakukan adalah hal yang baik pada saat itu, tetapi kita tak menyadari hal itu akan membawa keburukan di waktu nanti
Berikut petikan email yang saya peroleh dari seorang sahabat, yang mungkin bisa menjadi bahan pencerahan berharga bagi kita semuanya. :
Suatu ketika terdapatlah seorang pertapa muda yang sedang bermeditasi dibawa pohon yang teduh dipinggir sungai. Saat sedang konsentrasi tiba-tiba perhatiannya terpecah dengan suara yang berisik. Kemudian ia membuka matanya untuk melihat apa yang terjadi.
Ternyata suara yang ditimbulkan oleh seekor kepiting yang sedang berusaha keras untuk mencapai tepian sungai dengan melawan arus. Karena merasa kasihan, pertapa itu mengulurkan tangannya untuk menolong. Seketika keriting itu dengan sigap menjepit tangan pertapa itu. Meskipun jarinya terluka karena jepitan kepiting, tetapi hati pertapa itu puas karena telah menyelamatkan si kepiting .
Belum lama bersila untuk melanjutkan meditasinya terdengar lagi suara yang sama dari tepi sungai , ternyata keriting itu mengalami kejadian yang sama. Kemudian pertapa itu kembali menggunakan cara yang sama untuk menolong kepiting itu, yang menyebabkan jari-jarinya terluka dan semakin membengkak.
Melihat kejadian ini, ada seorang tua yang kemudian datang dan menegur si pertapa muda itu, “Anak muda, perbuatanmu menolong adalah cerminan hati yang baik. Tetapi , mengapa demi menolong seekor kepiting engkau membiarkan capit kepiting melukai jarimu hingga sobek dan bengkak?”
Pertapa itu mencoba menjelaskan, “Paman, seekor kepiting memang menggunakan capitnya untuk memegang benda dan saya sedang melatih mengembangkan rasa belas kasih. Oleh sebab itu saya tidak mempermasalahkan jari tangan ini terluka, asalkan bisa menolong nyawa makhluk lain, saya sudah senang! “
Mendengar jawaban pertapa itu, kemudian orang tua itu mengambil ranting, lalu dijulurkan kearah kepiting yang terlihat sedang melawan arus. Segera si kepiting menangkap ranting itu dengan capitnya. “Lihat anak muda, melatih mengembangkan sikap belas kasih memang baik, tetapi harus pula disertai dengan kebijaksanaan. Bila tujuan kita baik, untuk menolong makhluk lain, bukankah tidak harus dengan mengorbankan diri sendiri. Ranting pun kita bisa manfaatkan, bukan begitu?” Kata-kata arif itu keluar dari mulut sang orang tua. Seketika itu juga pertapa itu tersadarkan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Dalam hidup ini, banyak hal baik yang kita lakukan, tetapi tidak diiringi dengan kebijaksanaan, namun hanya menggunakan pemikiran dan kepintaran sendiri saja.Seperti juga kita selalu mengikuti keinginan anak, apapun sampai yang tidak perlu kalau diminta pasti dibelikan, sekali lagi karena sayang. Tapi tanpa sadar kita telah mencelakakannya menjadi anak yang akan selalu memaksakan keinginannya. Selanjutnya hal itu akan terbawa sampai ia dewasa nantinya
Ada kata bijak mengatakan, orang bijak itu terlihat kejam, tapi hatinya sungguh lembut. Karena yang ia lakukan adalah semata untuk kebajikan.
Jadi intinya, jangan hanya menggunakan pemikiran dalam setiap hal yang kita lakukan, tapi pertimbangkan dengan kebijaksanaan, mungkin pada waktu itu kita akan tidak disenangi, tapi pada akhirnya nanti mereka pasti akan mengerti dan berterimakasih.
Moga ada manfaatnya terutama sekali buat saya tentunya.
renungan yg mencerahkan, pak
BalasHapusYa apa artinya kepandaian tanpa kebijaksanaan
BalasHapuskadang orang pandai belum tentu bijaksana
tapi orang bijaksana pastilah orang pandai..
hay...
BalasHapusJadi yang betul tuh..
BalasHapusKebijaksanaan feat. Pengetahuan
betul..betul..betul..
kembali belajar tentang kebijaksaaan :), itulah pentingnya ilmu, kenapa aku begitu dendam denganya hihihihi.. met sore Om kumis!
BalasHapusselamat sore bang...
BalasHapusizin berkunjung
saya setuju dengan kata bijaknya, sebab justru saat ini yang tampilannya klemar klemer tapi berhati kejam...
Ternyata pandai aja belum cukup ya... masih diperlukan kebijaksanaan agar dapat menjalani kehidupan dengan 'benar'.
BalasHapusselamat sore...
BalasHapusizin berkunjung ya...
Makasih banget Bang, udah sharing cerita yg bagus dan menginspirasi.. :D
BalasHapusiya, bener ya pak. banyak hal yang kita kerjakan tanpa kebijaksanaan. eh kok kita, saya maksudnya. hehehe...
BalasHapusbtw, apa kabar pak ? lama saya tak ke sini
Memulai kunjungan kembali Bang Iwan, semoga sukses selalu ....
BalasHapusPostingan yang mencerahkan, semoga membuatk kita tidak hanya pandai dan pintar tapi juga bijaksana .... apalah artinya kepandaian tanpa kebijaksanaan .....dan untuk menjadi bijaksana memang diperlukan keilmuan dan pemahaman yang diamalkan .....
Contoh email di atas mungkin mirip seperti ketika kita ketemu peminta-minta di jalan atau kalau di Jakarta seperti di lampu merah, yg secara fisik mereka2 masih kuat masih muda. Satu sisi kita ingin memberi namun sisi lain kayaknya kurang mendidik juga, barangkali memang diperlukan kebijaksanaan untuk mengentaskan mereka dari kehidupan mereka yg seperti itu dg langkah yg lebih kongkret dan nyata dg memberi lapangan pekerjaan, pendidikan dll, dan itu harus melibatkan banyak pihak ya pemerintah, orang2 kaya, org2 yg mampu dll (memerlukan kepedulian sosial dalam skala yg luas/kesholihan berjamaah) dan tidak akan cukup hanya kesholihan individual/personal.
Terimakasih wejangannya pak,semoga jadi bahan renungan kita bersama. salam dari blogger-ndeso
BalasHapuskebijaksanaan juga memerlukan kepekaan dan memahami hikmah yang akan terjadi selanjutnya
BalasHapusabis acara sama bang Tiffatul Sembiring
huaaaa capek
nice posting sir!
BalasHapusterimakasih, atas sharenya, Pak :)
BalasHapussore bang iwannn
BalasHapusbalapan yuk ngejar 1000
Setuju sekali, Pak. Yang saat ini terasakan kejam bisa jadi besoknya malah memberikan kebaikan. Demikian kuga sebaliknya
BalasHapusSEBUAH PELAJARAN YG SNGT BERMAKNA..!
BalasHapusSangat bermanfaat sekali Pak Iwan,
BalasHapusSebuah kebijakan akan menghasilkan sebuah kebaikan
selalu bijak dalam menghadapi dan menyikapi hidup
ketenangan dan kedamaianpun akan teraih.
hidup harus berpengatahuan dan kebijaksanaan...
BalasHapusbingung mau komen apa nih, setuju deh ama semuanya...
benar juga... masih banyak jalan untuk melaksankan belas kasih :)
BalasHapusBanyak yang menyalahgunakan kebijaksanaan untuk kekeluargaan, kalau kebijaksanaan sesuai pengetahuan tak akan memutarbalikkan kebenaran.
BalasHapusBang Iwan ini sekedar tambahan
Wuih..renungannya oke banget mas.
BalasHapusInspiratif banget.
Entah saya udah mengamalkan kebijaksaan dalam segala tindakan yang saya ambil atau belum :D
Makasih mas atas postingannya.
BalasHapusMoga aja saya bisa lebih bijaksana dalam mengambil setiap keputusan :)
ilmu pengetahuan dapat dipelajari
BalasHapustapi kebijaksanaan dapatkah dipelajari selain dipraktekkan dan dilatih untuk bersikap lebih bijak
benar tidak bang
pengetahuan akan membawa pola berpikir yang lebih bijaksana
BalasHapuskarena dengan pengetahuan kita juga dapat belajar seperti apa itu bijaksana
salam dari pamekasan madura
woow..kebajikan terkadang sulit kita terima mas...oya mas...kalo gak keberatan tukeran link ya mas...link blog mas udah terpasang di bloglist BEST di sidebar kanan...terima kasih mas...saluut banget blog ini
BalasHapusmakasih mas, ini renungan yang baik sekalai
BalasHapusOrang pinta belum tentu bijak... tapi BIASANYA orang bijak itu berpengetahuan.. :)
BalasHapusApa kabar bang? heheh maaf ya jarang maen...
mampir pagi membaca perenungan.
BalasHapusmakasih banyak.
Cakep bang'get artikel ini full makna.
BalasHapusContoh lain dari pengetahuan dan perbedaan.
Jika kita mengemudikan kendaraan di jalan raya, kita tahu persis bahwa kita mesti berada di jalur kiri ( ini pengetahuan). Namun jika dari arah berlawanan meluncur bus degan kecepatan yang tinggi pada jalur yang kita pakai -kita tak boleh mengatakan " biarin, kan saya pada jalur yang benar, bus itu donk yang salah ". Jika kita tetap pada aturan itu maka kemungkinan kita akan modar. Kita lalu minggir agar tak tertabrak bus edan itu ( ini namanya kebijaksanaan)
salam hangat dari Bening-mencoba menjaga beningnya hati.
Salam Takzim
BalasHapusSungguh tauladan yang baik diperlihatkan oleh paman dari kisah sang pertapa muda demi sebuah kebijaksanaan bang
Salam Takzim Batavusqu
menginspirasi banget, terima kasih udah di share...
BalasHapusterima kasih atas pencerahannya, sangat inspiratif dan memotivasi...
BalasHapussemoga aku juga bisa menjadi orang yang bijaksana dan berpengetahuan luas
BalasHapus:D
makasih untuk artikelnya
BalasHapusbisa dijadikan motivasi
:D
Salam sehat di hari Rabu....semoga tetap sabar dalam mengasuh anak didik buat masa depan gemilang.
BalasHapustulisan yg indah sekali utk jadi bahan renungan bagi kami.
BalasHapusdgn memadukan pengetahuan utk berbuat bijak, akan terlihat hasil yg maksimal , tanpa tersakiti atau menyakiti siapapun.
terimakasih utk tulisan yg indah ini Bang
salam hangat utk keluarga
semoga selalu sehat
salam
Berkunjung bang....
BalasHapuspostingan yang sangat bijaksana dan menambah pengetahuan :D
artikel yang sangat bermanfaat dan mengajarkan banyak hal kepada kita ...
BalasHapusheheehe anak mudanya sebenernya sih udah bijaksana mau berpikir untuk menolong makhluk hidup lainnya, hanya saja dia kurang mau berpikir bagaiamana caranya supaya menolong tapi juga tidak melukai dirinya sendiri. ya maklumlah namanya juga anak muda maunya cepat simpel ehheheh.. mikir dikit aksi banyak.. ehehhe..
BalasHapusshare yang bagus pak iwan..!
mantaf sekali, perlu adanya keseimbangan antara kekuatan pikiran dan perasaan. terimakasih mas.. mak nyus tenan :D
BalasHapuskebijakan dan kebajikan emang musti selalu sejalan.:)
BalasHapushidup akan lebih ber-WARNA bila bila pengetahuan dipergunakan dengan bijaksana.
BalasHapusSetuju, Menolong orang lain tidak harus selalu memgorbankan diri sendiri melulu. Harus lebih cerdas, Nice Story!
BalasHapusinspiratif
BalasHapus