Hari ini tanggal
20 Mei 2014 bertepatan dengan 106 tahun kita bangsa Indonesia
memperingati Hari Kebangkitan Nasional atau yang sering disingkat
menjadi HARKITNAS. Kebangkitan nasional merupakan suatu momentum untuk
membangun rasa dan semangat bersatu
dan membangkitkan jiwa nasionalisme serta menyadarkan kita untuk
meneruskan perjuangan Pahlawan Republik Indonesia. Maka dari itu,
semangat kebangkitan nasional harus kita maknai dengan semangat untuk
tetap menggelorakan jiwa dalam
setiap individu warga negara Indonesia dalam menjunjung tinggi persatuan
dan kesatuan NKRI, tidak lelah untuk rela berkorban, menerapkan asas
gotong royong dan kekeluargaan dalam kerja sama, menghargai sesama anak
Indonesia, serta mencintai bangsa Indonesia merupakan modal kita untuk
membantu mencapai cita-cita bangsa ini dalam mewujudkannya.
Tema Peringatan 106 Tahun Kebangkitan Nasional :
" Maknai Kebangkitan Nasional Melalui Kerja Nyata Dalam Suasana Keharmonisan dan Kemajemukan Bangsa"
Sub Tema Peringatan 106 Tahun Kebangkitan Nasional :
Menegakkan Demokrasi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam penyelenggaraan Pemilu yang Jujur, Adil, dan Berkualitas
" Maknai Kebangkitan Nasional Melalui Kerja Nyata Dalam Suasana Keharmonisan dan Kemajemukan Bangsa"
Sub Tema Peringatan 106 Tahun Kebangkitan Nasional :
Menegakkan Demokrasi Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam penyelenggaraan Pemilu yang Jujur, Adil, dan Berkualitas
Peristiwa
Kebangkitan Nasional pada tahun 1908 merupakan peristiwa penting dalam
sejarah bangsa Indonesia. Bila pada jaman dahulu fisik dan senjata
adalah alat utama dalam memperjuangkan bangsa ini, maka pada masa
sekarang, diri sendiri dan kekuatan asing yang tak terlihat oleh kasat
mata merupakan pengaruh yang harus pintar-pintar bisa kita filter dengan
baik. Hal tersebut dapat berupa pengaruh budaya, ekonomi, politik, dan
sebagainya. Maka dari itu, Hari Kebangkitan Nasional harus benar-benar
kita maknai, bukan hanya sekedar peringatan yang hanya dilaksanakan
setiap tanggal 20 Mei saja.
Lebih
dari satu abad bangsa ini memperingati Hari Kebangkitan Nasional, sudah
banyak sekali peristiwa yang tercatat dalam buku harian bangsa ini,
mulai dari prestasi sampai masalah yang tak kunjung reda. Nah, akankah
di tahun ini masih tertuang tinta merah yang mencoreng bangsa yang kita
banggakan ini? Lalu apakah peran kita sebagai rakyat Indonesia dalam
membantu memperbaiki coretan-coretan merah dalam perjalanan bangsa yang
kita cintai ini?
Masalah terbesar yang harus segera diatasi oleh sebagian
besar bangsa Indonesia yaitu soal mental yang acap kali patah semangat,
takut gagal, slalu mengatakan tidak bisa, pikiran yang negatif atas
segala sesuatu, tidak disiplin, dan masih banyak lagi. Sikap-sikap
tersebutlah yang semestinya dihapus dari jiwa dan pikiran kita. Berlaku
untuk semua lapisan masyarakat, baik dari pemimpin, badan legislatif,
dan kita semua sebagai rakyat Indonesia harus turut serta mengubah
pandangan dan sikap dalam ragka memaknai Kebangkitan Nasional.
Apapun
permasalahan yang terjadi pada bangsa ini baik dalam hal musibah
bencana alam, masalah ekonomi, atau pun masalah kepemimpinan, tidak
semsestinya kita saling menyalahkan kepada salah satu pihak yag terkait.
Sikap dan kebiasaan seperti ini pun haus segera diubah. Bukan saatnya
kita saling menjatuhkan satu sama lain, alangkah lebih baik jika kita
saling berintropeksi diri dan bekerjasama dalam mengatasi segala masalah
yang menimpa, karena kita bangsa Indonesia adalah satu kesatuan.
Semangat untuk berjuang dan melakukan yang terbaik dalam segala aspek
seharusnya menjadi pedoman yang dilakukan oleh seluruh lapisan
masyarakat.
Untuk
membangun karakter suatu bangsa yang baik, tak lepas dari peran
masyarakat di dalamnya. Kita sebagai masyarakat, harus mampu membuka
pikiran lebih luas lagi, bukan saatnya lagi tindakan korupsi merajalela,
melakukan tindakan kekerasan terhadap kaum lemah, buang sampah
sembarangan, tawuran antar kelompok tertentu, penipuan, kecurangan dalam
berdagang, dan lain sebagainya. Menilai seseorang tidak cukup dari sisi
kecerdasannya saja, tetapi yang paling utama adalah persoalan moral
atau sikapnya. Karena bangsa yang maju adalah bangsa yang rakyat dan
pemimpinnya memiliki nilai-nilai atau sikap positif, menjunjung tinggi
kejujuran, saling menghormati dalam perbedaan, hidup rukun.
Krisis
moral yang terjadi di zaman sekarang sungguh sangat menakjubkan,
seolah-olah tingkah laku atau sikap yang negatif sudah menjadi suatu hal
yang lumrah. Kurangnya didikan moral menyebabkan makin buruknya
kualitas atau perkembangan generasi muda apalagi untuk membantu
memajukan bangsa ini. Di televisi sering ditayangkan berita-berita
seperti pelecehan seksual yang terjadi di kalangan anak muda yang masih
mengenyam bangku pendidikan. Yang sangat disayangkan adalah mereka tidak
memiliki rasa malu dan bersalah telah melakukannya.
Memang
tak semua remaja melakukan hal-hal bodoh macam itu, akan tetapi
permasalahan yang sedikit pun bisa membawa atau mempengaruhi pergaulan
yang lain. Sehingga jumlahnya pun kian hari kian meningkat. Maka dari
itu di sinilah pentingnya peran pemerintah dan keluarga dalam membentuk
moral anak-anaknya. Sayangnya
tidak semua keluarga tidak bisa sepenuhnya mendidik anaknya secara
rutin, disebabkan beberapa faktor seperti kesibukan orang tua atau
keluarga yang sudah tidak utuh.
Melihat persoalan semacam itu, peran dan fungsi pendidikan sangat berperan penting. Pendidikan moral saat ini memang sangat dibutuhkan, mengingat
zaman sekarang merupakan zaman globalisasi di mana
kebudayaan-kebudayaan luar sangat mudah masuk ke dalam negri. Hal ini
menjadi PR kita semua, baik pemerintah, lembaga pendidikan, maupun
keluarga dalam ikut serta meningkatkan moral anak. Bukan hanya moral
anak atau remaja, akan tetapi kita semua sebagai bangsa Indonesia memiliki peran yang sangat penting untuk menjadikan Indonesia semakin baik dari tahun ke tahun.
amin,,,semakin banyak yang berdoa mduah-mudahan yang terbaik :)
BalasHapus