GOOGLE doodle hari ini menampilkan aksara Tionghoa atau yang biasa
disebut pinyin. Bukan karena akan memperingati Hari Raya Imlek yang
segera tiba, melainkan untuk memperingati hari kelahiran Zhou Youguang,
sang pencipta romanisasi aksara Tionghoa yang lahir 13 Januari 1906.
Zhou Youguang (Tionghoa: 周有光; Zhou Yaoping, lahir di Changzhou, Jiangsu, Kekaisaran Qing, 13 Januari 1906 – meninggal di Beijing, 14 Januari 2017 pada umur 111 tahun) adalah seorang ekonom, bankir, ahli linguistik, sinologi, penerbit, dan supercentenarian Tiongkok, yang dikenal sebagai "Bapak (Hanyu) Pinyin", sebuah sistem romanisasi bahasa Mandarin yang resmi dipergunakan oleh pemerintah Tiongkok tahun 1958, Organisasi Internasional untuk Standardisasi (ISO) tahun 1982, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1986.
Dengan bantuan pinyin, ia telah mempermudah
aksara Tionghoa dalam tulisan latin yang semula sangat sulit dipahami.
Sistem ini mampu mengekspresikan karakter Tiongkok dalam alfabet Romawi.
Pinyin secara harfiah berarti "suara mantra".
Meskipun
menjadi salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah Tiongkok,
nyatanya masih sedikit yang diketahui orang tentang warga Beijing ini.
Berikut adalah lima fakta tentang Zhou yang telah membuat bahasa Mandarin jauh lebih mudah dipelajari seperti dikutip dari Time Out Shanghai.
1. Zhou Youguang bukan ahli bahasa tapi ahli ekonomi
Zhou belajar ekonomi di Universitas St John di Shanghai sebelum
bekerja di Wall Street di New York sebagai pedagang selama tiga tahun
pada tahun 1940-an. Linguistik atau ahli bahasa adalah hobinya yang
kemudian mengubah kariernya. Semua bermula saat Zhou Enlai, Perdana
Menteri Tiongkok saat itu, memintanya untuk memimpin sebuah komite untuk
menciptakan sebuah sistem alfabet untuk bahasa Mandarin.
2. Membantu mengentaskan angka buta huruf di Tiongkok
Ketika Zhou memulai proyeknya untuk membuat bahasa Mandarin lebih dipahami bagi pemula, tingkat buta huruf di Tiongkok
lebih dari 85 persen. Sekarang, sebagian berkat bantuan 26 huruf latin
yang digunakan untuk mewakili ribuan karakter aksara Tionghoa, angka
buta huruf di Tiongkok hanya sekitar 5 persen.
3. Menerbitkan lebih dari 40 buku, 10 di antaranya ditulis saat ia berusia 100 tahun
Mengubah sebuah bahasa yang rumit ke dalam beberapa huruf saja tentu
bukan pekerjaan mudah. Meskipun demikian, Zhou ternyata mampu
mewujudkannya, dan usia bukan menjadi halangan baginya. Dia dijuluki
sebagai "Ensiklopedi Zhou" setelah karyanya menerjemahkan Ensiklopedi
Britannica ke bahasa Tionghoa terwujud. Tercatat sebanyak 40 buku telah
ia tulis sepanjang hayatnya hingga masa tuanya. Ironisnya, beberapa
bukunya justru dinyatakan dilarang beredar di negaranya sendiri.
4. Sistem pinyin bukanlah yang pertama
Sebelum diciptakannya sistem pinyin, sistem yang paling populer untuk
menulis karakter aksara Tionghoa dalam alfabet Romawi adalah
Wade-Giles. Sistem itu diambil dari nama dua orang diplomat Inggris yang
merancangnya pada abad ke-19. Sebagai gambaran, pada sistem Wade-Giles,
Beijing ditulis Peking. Ahli bahasa sepakat bahwa sistem Wade-Giles
agak berat. Itu sebabnya pinyin dianggap lebih mudah dalam romanisasi
aksara Tionghoa.
5. Jadi salah satu dari sedikit supercentenarian Tiongkok
Tak banyak orang yang dinyatakan panjang umur. Zhou Youguang menjadi
satu dari sedikit kelompok yang disebut supercentenarian atau berusia di
atas 110 tahun. Zhou mencapai usia 110 tahun pada 13 Januari 2016, satu
tahun sebelum ia wafat pada usia 111 tahun. Wikipedia mencatat, hanya
ada sekitar 10 orang supercentenarian di negeri tirai bambu itu yang
tercatat secara apik dalam sejarah mereka, dan Zhou adalah salah
satunya.
Saya baru tau ternyata beliau itu pencetus pinyin. Info menarik nih mbak. 谢谢您啊!
BalasHapus