Sejak beberapa hari ini, nyaris setiap hari hujan turun di tempat saya, ....Bahkan tiga hari ini, setiap sore turun hujan lebat yang sering disertai petir. Hujan membuat cuaca terasa lebih dingin, setelah berbulan-bulan panas menyengat. Tunas daun mulai tumbuh, udara terasa segar, terutama di pagi hari saat kita mulai membuka pintu rumah.... para petani dibelakang rumah mulai semangat membajak sawah menyambut saat musim tanam tiba.
Postingan ini saya buat disaat hujan masih saja terus turun,... sambil memandangi percikan air hujan yang membasahi kuntum-kuntum melati yang sementara bersorak kegirangan, pikiran saya menerawang ..... akan sebuah tulisan yang pernah saya baca .
Allah SWT menciptakan air di awan. Kadang dengan mengubah udara menjadi air. Adakalanya udara membawa air itu dari laut lalu membuahi awan dengan air tersebut dan menurunkannya ke bumi dengan hikmah-hikmah yang telah kami sebutkan. Kalau saja Allah SWT menggiring air dari laut ke darat dengan mengalir di permukaan bumi, tentu tidak terjadi siraman yang meluas.
Selain itu, pasti akan merusak banyak bagian bumi. Oleh karena itu, Allah SWT menaikkannya ke angkasa dengan kelembutan dan kekuasaan-Nya, lalu diturunkan-Nya lagi ke permukaan bumi dengan penuh hikmah. Seluruh makhluk berakal tidak dapat merekomendasikan suatu usulan yang lebih baik. Allah SWT menurunkan air, dan bersamaan dengan itu, turun pula rahmat-Nya. Subhanallah...
Air hujan yang turun 5-6 bulan dalam satu tahun di kawasan kita, merupakan potensi yang sangat luar biasa. Ironis sekali bila karunia ini masih kita telantarkan. Sementara kita menyadari bahwa kondisi penyediaan air bersih negara ini mengkhawatirkan, banjir dan kekeringan setiap tahun selalu mengancam.
Air kini tidak hanya menjadi masalah bagi negara dunia ketiga, tapi juga bagi beberapa negara maju dan negara kaya seperti Arab Saudi. Cadangan air bersih negara minyak tersebut diperkirakan akan habis di tahun 2019. Satu-satunya jalan untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya adalah dengan memanfaatkan penyulingan air laut.
Investasi negara ini untuk mengembangkan teknologi penyulingan air berkapasitas 160 juta meter kubik sekitar USD 1,4 miliar per tahun (1990). Penyediaan air bersih tampaknya menjadi prioritas ekonomi dan politik utama negara ini. Karena itu, informasi mengenai tingkat pengembangan teknologi air bersih menjadi rahasia negara.
Sekarang, bagaimanakah pemecahannya untuk negara-negara yang kekayaannya tidak sebanyak Arab Saudi? Teknologi penyulingan air yang mahal tentu saja tidak menjadi pilihan bagi negara dunia ketiga, seperti Indonesia.
Indonesia yang menempati wilayah dengan curah hujan cukup tinggi, yakni 2.000-4.000 milimeter per tahun, dengan rata-rata hujan tahunan 2.779 mm, termasuk negara nomor lima yang kaya air di dunia. Namun ketersediaan air yang besar ini tidak jadi berkah. Bila musim hujan, air berubah menjadi banjir. Ini karena lebih 50 persen dari 2.779 mm air hujan berubah jadi air limpasan permukaan (run off), yang tidak termanfaatkan.
Di Jepang, air hujan diberi nama air langit atau air rahmat. Memanen air rahmat di negara itu telah membudaya. Air hujan ditampung dalam tandon-tandon air, di halaman rumah, di bawah taman-taman kota, bahkan di bawah jalan layang dibangun konstruksi penampungan air hujan. Tidak ada air yang sia-sia, air buangan AC-pun bahkan dikumpulkan dan disulap menjadi sumber air bersih.
Upaya memanen hujan (rain water harvesting) di dunia internasional saat ini telah menjadi bagian penting dalam agenda global environmental water resources management dalam rangka lack of water atau penanggulangan ketimpangan air pada musim hujan dan kering, kekurangan pasokan air bersih penduduk dunia, serta penanggulangan banjir dan kekeringan.
Di India, penduduk mengumpulkan dan menyimpan air hujan dengan membangun danau buatan, kolam dan tangki air. Air hujan yang mengalir menuju laut dibendung sehingga air perlahan-lahan akan merembes ke dalam permukaan tanah, yang nantinya di musim kering dapat membasahi persediaan sumur-sumur air. Dengan cara tradisional ini, mereka dapat memenuhi kebutuhan air di musim panas bahkan sepanjang tahun.
Sebenarnya masyarakat perdesaan di Indonesia sampai saat ini masih mempunyai metode memanen hujan dengan menahan limpasan di areal pekarangan untuk meresapkan air ke dalam tanah dengan tanggul dari susunan batu bata dan tanaman mengelilingi pekarangan mereka sehingga sumur mereka tidak pernah kering.
Mengapa kita tidak memanfaatkan air hujan sebagai pemasok air di musim kemarau? Bukankah teknologi tradisional dan kearifan lokal untuk memanen hujan, pernah dan masih ada dalam masyarakat kita? Kini saatnya pemerintah mengedukasi masyarakat tentang potensi air hujan ini serta menggali dan mengembangkan metode-metode tepat guna untuk memanen hujan seoptimal mungkin.
Postingan ini saya buat disaat hujan masih saja terus turun,... sambil memandangi percikan air hujan yang membasahi kuntum-kuntum melati yang sementara bersorak kegirangan, pikiran saya menerawang ..... akan sebuah tulisan yang pernah saya baca .
Allah SWT menciptakan air di awan. Kadang dengan mengubah udara menjadi air. Adakalanya udara membawa air itu dari laut lalu membuahi awan dengan air tersebut dan menurunkannya ke bumi dengan hikmah-hikmah yang telah kami sebutkan. Kalau saja Allah SWT menggiring air dari laut ke darat dengan mengalir di permukaan bumi, tentu tidak terjadi siraman yang meluas.
Selain itu, pasti akan merusak banyak bagian bumi. Oleh karena itu, Allah SWT menaikkannya ke angkasa dengan kelembutan dan kekuasaan-Nya, lalu diturunkan-Nya lagi ke permukaan bumi dengan penuh hikmah. Seluruh makhluk berakal tidak dapat merekomendasikan suatu usulan yang lebih baik. Allah SWT menurunkan air, dan bersamaan dengan itu, turun pula rahmat-Nya. Subhanallah...
Air hujan yang turun 5-6 bulan dalam satu tahun di kawasan kita, merupakan potensi yang sangat luar biasa. Ironis sekali bila karunia ini masih kita telantarkan. Sementara kita menyadari bahwa kondisi penyediaan air bersih negara ini mengkhawatirkan, banjir dan kekeringan setiap tahun selalu mengancam.
Air kini tidak hanya menjadi masalah bagi negara dunia ketiga, tapi juga bagi beberapa negara maju dan negara kaya seperti Arab Saudi. Cadangan air bersih negara minyak tersebut diperkirakan akan habis di tahun 2019. Satu-satunya jalan untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya adalah dengan memanfaatkan penyulingan air laut.
Investasi negara ini untuk mengembangkan teknologi penyulingan air berkapasitas 160 juta meter kubik sekitar USD 1,4 miliar per tahun (1990). Penyediaan air bersih tampaknya menjadi prioritas ekonomi dan politik utama negara ini. Karena itu, informasi mengenai tingkat pengembangan teknologi air bersih menjadi rahasia negara.
Sekarang, bagaimanakah pemecahannya untuk negara-negara yang kekayaannya tidak sebanyak Arab Saudi? Teknologi penyulingan air yang mahal tentu saja tidak menjadi pilihan bagi negara dunia ketiga, seperti Indonesia.
Indonesia yang menempati wilayah dengan curah hujan cukup tinggi, yakni 2.000-4.000 milimeter per tahun, dengan rata-rata hujan tahunan 2.779 mm, termasuk negara nomor lima yang kaya air di dunia. Namun ketersediaan air yang besar ini tidak jadi berkah. Bila musim hujan, air berubah menjadi banjir. Ini karena lebih 50 persen dari 2.779 mm air hujan berubah jadi air limpasan permukaan (run off), yang tidak termanfaatkan.
Di Jepang, air hujan diberi nama air langit atau air rahmat. Memanen air rahmat di negara itu telah membudaya. Air hujan ditampung dalam tandon-tandon air, di halaman rumah, di bawah taman-taman kota, bahkan di bawah jalan layang dibangun konstruksi penampungan air hujan. Tidak ada air yang sia-sia, air buangan AC-pun bahkan dikumpulkan dan disulap menjadi sumber air bersih.
Upaya memanen hujan (rain water harvesting) di dunia internasional saat ini telah menjadi bagian penting dalam agenda global environmental water resources management dalam rangka lack of water atau penanggulangan ketimpangan air pada musim hujan dan kering, kekurangan pasokan air bersih penduduk dunia, serta penanggulangan banjir dan kekeringan.
Di India, penduduk mengumpulkan dan menyimpan air hujan dengan membangun danau buatan, kolam dan tangki air. Air hujan yang mengalir menuju laut dibendung sehingga air perlahan-lahan akan merembes ke dalam permukaan tanah, yang nantinya di musim kering dapat membasahi persediaan sumur-sumur air. Dengan cara tradisional ini, mereka dapat memenuhi kebutuhan air di musim panas bahkan sepanjang tahun.
Sebenarnya masyarakat perdesaan di Indonesia sampai saat ini masih mempunyai metode memanen hujan dengan menahan limpasan di areal pekarangan untuk meresapkan air ke dalam tanah dengan tanggul dari susunan batu bata dan tanaman mengelilingi pekarangan mereka sehingga sumur mereka tidak pernah kering.
Mengapa kita tidak memanfaatkan air hujan sebagai pemasok air di musim kemarau? Bukankah teknologi tradisional dan kearifan lokal untuk memanen hujan, pernah dan masih ada dalam masyarakat kita? Kini saatnya pemerintah mengedukasi masyarakat tentang potensi air hujan ini serta menggali dan mengembangkan metode-metode tepat guna untuk memanen hujan seoptimal mungkin.
pertama..
BalasHapushujan adalah anugrah!
BalasHapustapi terkadang masih ada aja yg mengeluh, khususnya para petani, lama musim kemarau ngeluh karena kesulitan cari air u/ mengairi sawahnya. musim penghujan tiba juga ngeluh, tanamannya kebanjiran, itu yg sering aq denger dari para etani d desa aq, kenapa manusia itu sulit u/ bersyukur atas apa yang Allah Berikan
BalasHapushujan adalah rahmat
BalasHapusair adalah sumber kehidupan
tapi tak banyak manusia mau mengetahui ttg itu
mereka banyak yang menyia-nyiakan air
membuang air setiap hari
mari berhemat air
mari menjaga lingkungan
Awal tahun 2010 memasuki musim penharus waspada ni banjir dan hujan genteng pada bocor
BalasHapusmemaknai keindahan Alam adalah orang peka dan memiliki jiwa seni
BalasHapusselamat sore kanda kalau di Pinrang Panas dan hujan udah lama nggak turun
BalasHapusSemoga kita bisa memanfaatkan hujan menjadi berkah.
BalasHapusGak bisa dibayangkan jika tidak hujan hanya setahun, jangankan satu tahun 8 bulan tidak hujan saja, air sumur sudah banyak yang kering.
hahahaa... kita emang banyak ngeluhnya mas.. hujan ngeluh, panas ngeluh :)
BalasHapushujan,...saya selalu suka hujan,meski saya takut petir.
BalasHapushemmm,tapi hari ini saya demam karena sempat kehujanan. padahal tidak sampai kuyup *_*
Met hari minggu..
BalasHapusmo lapor nih hehehe. link udah terpasang dengan manis..
Sorry lagi sibuk di darat jd agak lemot masangnya.. trims
Nice sharing kang ...
BalasHapusMasalahnya kita terlalu dimanja dengan nyanyian " rayuan pulau kelapa " .
Sehingga kreatifitas kita kurang hidup.
Barangkali nih kang.
Hujan adalah karunia-Nya, yang harus selalu kita Syukuri.
BalasHapusGimana kabarnya mas... sory lama gak silaturahmu kesini :)
manajemen air di negeri ini masih jelek bang. karena kebanyakan bermoto ini kali bang: mengalir aja seperti air :))
BalasHapuspadahal air pun klo gak dikendalikan bisa berbahaya kan
Air yg melimpah semoga mampu kita manfaatkan edngan sebaik-baiknya, hujan adalah anugrah dari Allah, tanpa hujan, manusia juga akan sengsara, begitu juga jika kita kelebihan hujan
BalasHapushujan...
BalasHapusternyata bisa banyak di manfaatkan juga...
Ironis ya, negara yang berkelimpahan alamnya justru tak dapat mengelolanya dengan baik utk kesejahteraan rakyatnya. Apakah mungkin karena keberlimpahan itu yg lalu memanjakan kita sehingga kita merasa tak perlu bekerja keraspun kita akan tetap dapat hidup?
BalasHapusHujan itu adaLah anugrah.,
BalasHapustrkadang aku snang dibuat'y. karna gara2 hujan aku tDk skolah tDur dech d rumah. (eitz ketahuan dech kLo aku suka tDur)...
tp trkdang jg aku hujan2an tunggu_i mobiL untk k skoLah.
kita negara nomor lima yang kaya air di dunia ya?biar ngga sia2 kita kudu bijak memanfaatkanya..
BalasHapusdi mataram hujannya tiap malam, malah kadang satu hari gak hujan2... uhm!
BalasHapushujannya juga gak parah2 amat, nggak bikin banjir komplek lagi, hiks! belum dapet soul nih pulang kampung (pengennya sih nonton banjir kecil2an itu hehehe)
hujan adalah karunia allah, dan begitu banyak manfaat dari hujan....
BalasHapusAir dibutuhkan dalam hidup kita, namun juga seringkali mendatangkan bencana.
BalasHapusPostingan Bang Iwan semoga mencerahkan banyak orang agar lebih bisa mengelola air dengan lebih baik.
Pengen sih negara kita spt Jepang. Bisa gak ya..?
BalasHapusSemoga rakyat Indonesia semakin kreatif dan sadar akan potensi alamnya.
BalasHapussaat ini...musim tak karuan lagi... HUtan kita telha habis bang.. :((
BalasHapuskalau daerah saya enggk jelas..
BalasHapuskadang hujan..terus tiba2 panas.. begitu jua sebaliknya..
seharusnya anaa yg mohon maaf, jarang bligwalking!!!
BalasHapusalhamdulillah di tempat anaa hujan justru jarang hadir menyapa, hingga mendetakkan rindu di setiap rona-rona hari...
Betul Mas, potensi air hujan memang luar biasa. Sayang lingkungan kita semakin rusak, sehingga keseimbangan alam semakin terganggu, sehingga ketika musim hujan air begitu melimpah sehigga menimbulkan banyak bencana, sementara ketika musim kemarau tiba air begitu sulit kita dapatkan.
BalasHapusDulu ketika saya masih kecil, masih teringat betul bahwa ketika kemarau tiba, sungai tetap masih mengalir meskipun debitnya turun drastis, dan pada saat seperti itu musim panen ikan tiba...tapi kini hal tersebut tidak terjadi lagi. Kemarau tiba, air sungai juga lenyap, sumur galian juga ikutan kering. Rupanya kemampuan tanah untuk menyimpan air mulai terganggu karena semakin minimnya vegetasi dan daerah resapan air. Ini memang problem meluas yang harus segera diatasi.
Trims dan salam kenal Mas!
bener sekali...negara kita kaya akan hujan, kenapa tidak menampungnya untuk musim kemarau...
BalasHapuskesadaran kita belum tumbuh kali yah...
kalo di indonesia.. kemarau bingung,, musim hujan pun bingung.. apa ya solusinya???
BalasHapusSemoga saja jangan hujan terus-terusan karena ntar bisa banjir...
BalasHapusharus seimbang..
Assalamu'alaikum,
BalasHapusSemoga Bang Iwan sehat selalu.
Bang Iwan, blognya bagus banget. Terimakasih kunjungannya ke blog sederhana saya, dan saya senang mengenal Anda.
Banyak hikmah dan manfaat dari hujan ini. Dan banyak pula nash-nash yang menerangkan bab hujan. Saya hanya berharap negeri kita mampu memaksimalkan potensi dari hujan ini, terlebih negeri kita berada di daerah khatulistiwa.
Ijinkan saya bertaut link ya..Bang!
Sukses selalu buat Bang Iwan.
sawah, hujan, panen, wahh,. dibalikpapan tanah lempung, jadi jarang ada sawah, metode pengairan meski tradisonal namun optimal,. bagus sekali.
BalasHapuswaktu itu juga sempat hujan badai....pohon dirumahku kuga sampai ada yg tumbang gara2 hujannya....
BalasHapustapi tetep hujan itu adalah anugrah seperti yg di bilang sobat wawank
samaaaa!! di sini juga lagi doyan-doyannya si hujan turun,, tapi aku sukaaa ^^
BalasHapusnice artikel bang..air hujan memang udah saatnya dimanfaatkan untuk berbagai hal..yang bisa membantu manusia..tinggal bagaimana cara kita untuk menjadikannya bermanfaat..sperti tulisan abang..bisa dengan cara tradisional atau mungkin yg lebih modern lagi tergantung cara kita memanfaatkanya...
BalasHapus:lol: :lol: :lol: :lol: :lol:
BalasHapusRAIHLAH “JATI DIRI MANUSIA”.. untuk
MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
Mangstaaaaaaaaaab kang Iwan.. idenya harus dikembangkan tuh..
BalasHapusBERKUNJUNG MENYEDOT INFORMASI BERHARGA DARI SAHABAT BLOGGER.
BalasHapusselamat pagi mas
BalasHapusmencoba ping pada posting ini lewat WP tapi memang betul susah mas, ntah kalau dari blogspot, kapan-kapan dicoba dech
salam dari pamekasan madura
Ya, hujan itu anugrah dan berkah.
BalasHapusmanusia memang butuh air tp bila berlebihanpun kayanya sih tidak baik juga, semua memang akan baik bila sesuai dengan proporsinya.
BalasHapus....rain water harvesting...
BalasHapusaku mengenal istilah ini dari salah satu job ripiuw yg pernah ak kerjakan,siapa sangka maknanya begini bang :P
iya, memanfaatkan air hujan sebagai sumber air. perlu diadakan reboisasi ut mengoptimalkannya bukan :P
wow template yang bagus n elegan kunjungan n dimohon kunjungan baliknya makasih
BalasHapushujan selalu bikin melow, bikin kangen rumah :D
BalasHapusjujur, saya nda terlalu suka hujan kalo lagi tidak dirumah, nda tau
kenapa, nda nyaman saja
eh padahal hujan kan Rahmat yak (thinking)
memanen hujan dengan membuat lobang biopori
BalasHapusharus dilakukan
Salam Takzim
BalasHapusSelamat pagi, mohon izin menempatkan berita louncing blog saya yang baru, semoga berkenan
http://isro-m.com/
Salam Takzim Batavusqu
betul jg...
BalasHapusknp gag memanfaatkannya ajah yah???
hemmm... orang slalu berfikir air hujan cmn membawa petaka saja, ya karena di barengi petir itu... hihihi...
bicara soal petir, jdi takut nih...
hiihihi... kaburrrrrrrrrr bang :)
3kata ajah yah : Dhe suka Hujan..
BalasHapushehehe
Saat hujan rahmat memang turun juga,saat hujan sang katakpun bersuka ria,saat hujan petani tersenyum dengan semangat membajak sawahnya,saat hujan di belai rambutku saat ku baringkan kepalaku di pangkuan ibu klo berada di rumah.saat hujan di sini ku tatap tirai ku pandangi gemercik air ku pasti rindukan belaian ku pejamkan mata merasakan sentuhan tangan ibuku d kepalaku...indah...
BalasHapusHujan adalah anugrah yang Allah turunkan untuk muka bumi ini.
BalasHapusMaka bersyukur lah kita segala yang ia berikan.
Terima kasih ya Allah..
akibat ulah manusia, sekarang hujan dan penyerapan tanah sudah tidak stabil... kalau musim hujan banjir... kalau musim kemarau kekeringan... semoga kita bisa memperbaikinya...
BalasHapusdi pamulang ngeri deh... sebelum hujan, panasnya minta ampun sekitar 1 jam.... terus langsung hujan deresssssss banget.... ngeri juga sih.... bikin sakit... Tapi puji Tuhan, aku suka banget hujan...
BalasHapusehm, mampir lagi nih Pak ... sekalian nyampein kalo ada award untuk Pak Guru ,,,,,
BalasHapusSalam Kenal pak.
BalasHapusMonggo Silahkan Mampir
kalau jaman dulu waktu sekolah, sempat hafal bulan mana saja yang musim hujan, dan mana yang musim kemarau. tapi sepertinya jaman sekarang, rumus lama itu tak lagi bisa diandalkan.
BalasHapusYap, hujan adalah salah satu anugerah buat kita manusia. Coba bayangkan jika tidak ada hujan....
BalasHapusSeharusnya memang manusia harus bersyukur atas anugrah kekayaan alam yang berlimpah bukan malah menjadi terlena dan manja...
BalasHapus:lol: :lol: :lol: :lol: :lol:
BalasHapusRAIHLAH “JATI DIRI MANUSIA”.. untuk
MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fulllllllllllllllllllllllllllllllllll
segala sesuatu jika kurang mendatangkan kesusahan dan jika berlebihan juga tentunya mendatangkan bencana.. air jika tiada maka kekeringan melanda.. sebaliknya jika kebanyakan maka banjir..
BalasHapussalam sayang Bang Iwan Chayank
di sini air tidak di hargai.... bikin PLTA saja ga bener.. yah jadilah kita tdk hanya krisis air tp juga krisis listrik
BalasHapusdi tempat sy.. juga masih ada budaya memanen hujan loh... lumayan ngirit air bisa buat cuci n lain2.. nyiram bunga juga.. nice posting
BalasHapusSeandainya semua punya tandon air hujan, penghematan besar-besaran baik pemakaian listrik dan air akan terwujud!
BalasHapusmet siang. maaf baru bisa kemari, pak. sibuk banget kemarin. hujan itu anugerah lho.
BalasHapusSubhanallah..jd inget upin ipin "air bah itu rahmat juga kah opa?"... Saya seneng bgt kalo ujan, meski rumah saya udh 3x kebanjiran januari ini hehe tetep menyenangkaan...krn bs bolos hahahaha
BalasHapusHmmm kalo aja rakyat kita disiplin dan ada program air bersih kayak di india gitu,,,,kalo aja,,,kalooo baaang?
artikelnya menarik banget bang!
Sebenarnya air bagus untuk semua. Kalian orang indonesia harus senang bisa ada banyak air.
BalasHapusAsal rumanya bebas banjir......he, he, he.
Disini di spanyol, suka ada daerah-daerah yang tidak pernah hujan (dulu si hujan, tapi sekarang.....), jadi kebon-kebon kerin sekali.
Salam kenal
bener tuh sob.. daripada disini di jakarta air ujan bikin banjir, mendingan dipanen aja.. :D
BalasHapushujan itu rahmat, rejeki. harusnya dipergunakan sebaik baiknya yaa...
BalasHapuside bagus tuh, air hujan yang berlimpah saat musim penghujan, sebaiknya ditampung untuk musim kemarau nanti.
caranya?? hehehee
Apakah mungkin karena keberlimpahan itu yg lalu memanjakan kita sehingga kita merasa tak perlu bekerja keraspun kita akan tetap dapat hidup?
BalasHapusColon Cleanse
tapi sepertinya jaman sekarang, rumus lama itu tak lagi bisa diandalkan.
BalasHapusAcai Berry
kira2 bisa ga yah nanti bensin diganti dgn air.. hehe.. (maaf klu ndak nyambung)
BalasHapushujan to anugrah yang maha kuasa...kita harus bersyukur ada hujan yah...banyak lho manfaat hjan toch ya kan?
BalasHapusthanks to info,,salam,,,,,,,,
BalasHapushujan itu adalah anugrah,,,,jadi jangan menyesal kalau ada hujan turun.
BalasHapushutan, angin, panas,udara, semua adalah anugrah sang kholiq yang tak henti2nya harus kita syukuri,, artikel yang menarik , good luck.......
BalasHapustapi terkadang masih ada aja yg mengeluh, khususnya para petani, lama musim kemarau ngeluh karena kesulitan cari air u/ mengairi sawahnya. musim penghujan tiba juga ngeluh, tanamannya kebanjiran, itu yg sering aq denger dari para petani di desa aku, kenapa manusia itu sulit u/ bersyukur atas apa yang diberikan tuhan ke kita yaw,, hhuuffzzz,,,,,,
BalasHapuskeren banget picturenya alami atau fothoshop ya ???
BalasHapus