Malam khusuk menelan tahajjudku
Lidah halilintar menjilat batinku
Mentari dan cakrawala kenyataan hidup
Hanya padaMulah kekuasaan kekal
Ingatlah Allah yang menciptakan
Allah tempatku berpegang dan bertawakal
Allah maha tinggi dan maha esa
Allah maha lembut
Lindungilah dari ganas dan serakah
Lindungilah aku dari setan kehidupan
Berikan mentariMu sinar takwa
Ya ampunilah dosa
Gerhana matahari kuasaMu
Bumi langit manusia ciptaanMu
Hari kiamat ada di tanganMu
Aku bersujudAku rasa hidup tanpa jiwa
Orang yang miskin ataupun kaya
Sama ganasnya terhadap harta
Bagai binatang didalam rimba
Kini pikiranku kedodoran
Dilanda permainan yang brutal
Aku dengar denyut kesadaran
Tanganku capek mengetuk pintu
Sialan!
Sialan!
Jaman edan tanpa kewajaran
Gambar iklan jadi impian
Akal sehat malah dikeluhkan
Monyet sinting minta persenan
(WS.Rendra)
Lidah halilintar menjilat batinku
Mentari dan cakrawala kenyataan hidup
Hanya padaMulah kekuasaan kekal
Ingatlah Allah yang menciptakan
Allah tempatku berpegang dan bertawakal
Allah maha tinggi dan maha esa
Allah maha lembut
Lindungilah dari ganas dan serakah
Lindungilah aku dari setan kehidupan
Berikan mentariMu sinar takwa
Ya ampunilah dosa
Gerhana matahari kuasaMu
Bumi langit manusia ciptaanMu
Hari kiamat ada di tanganMu
Aku bersujudAku rasa hidup tanpa jiwa
Orang yang miskin ataupun kaya
Sama ganasnya terhadap harta
Bagai binatang didalam rimba
Kini pikiranku kedodoran
Dilanda permainan yang brutal
Aku dengar denyut kesadaran
Tanganku capek mengetuk pintu
Sialan!
Sialan!
Jaman edan tanpa kewajaran
Gambar iklan jadi impian
Akal sehat malah dikeluhkan
Monyet sinting minta persenan
(WS.Rendra)
Hati yang masih tercitra oleh gelegak amarahnya manusia adalah hati yang gering, yang dalam keadaan demikian sang hati menjadi juragannya segenap kebodohan yang senantiasa cenderung memerintah kepada kejahatan atau kemaksiatan.
Para anggota badan di bawah perintah hati yang gering tidak segan-segan melaksanakan perbuatan yang palin tercela.
Andai mata, tak segan-segan ditatapkan kepada yang merangsang birahi ataupun yang jorok-jorok.
Andai telinga, tak segan-segan didengarkan pada suara-suara yang brengsek, ajakan-ajakan serong, atau fitnah-fitnah tengik.
Andai tangan, tak segan-segan digunakan untuk menyakiti sesama hidup, menggasak barang-barang orang lain yang bukan haknya, memfitnah lewat tulisan atau lukisan termasuk karya seni lainnya semacam membuat pahatan-pahatan yang mendatangkan khurafat.
Andai kaki, tak segan-segan dilangkahkan ke tempat maksiat.
Andai mulut, tak segan-segan digunakan untuk menipu, menggunjing, memfitnah, menjungkirbalikkan fakta, atau bahkan digunakan untuk mengunyah makanan haram.
Nafsu amarah telah mencitra hati manusia di antero bumi, pembunuhan sadis terhadap anak yang dilakukan oleh bapaknya atau sebaliknya, mutilasi terhadap isteri yang dilakukan oleh seorang suami bukan lagi merupakan berita yang langka.
Sosok manusia modern yang kalbunya telah dicitrai nafsu lauwamah yang mengombang-ambingkan kebaikan dan keburukan. Namun yang paling berbahaya yang dapat menjerumuskan, ialah nafsu musauwilah, yang selewat seakan manis, namun pada hakikatnya teramat pahit bak brotowali.
Nafsu musauwilah biasanya bersemayam dalam hati manusia-manusia pintar yang munafik sehingga kepintarannya hanya digunakan untuk menipu. Meneriakkan slogan-slogan manis untuk meninabobokkan rakyat, sehingga rakyat dengan mudahnya dapat tertipu. Berkoar-koar berjuang demi agama, padahal niatnya mengacak-acak agama secara infighter ; bermuluk-muluk membangun masjid, namun niatnya bukan karena Allah sehingga akalnya digunakan untuk mengakali sesama makhluk.
Sosok manusia bernafsu musauwilah semakin tampil di bumi yang semakin dekil ini, terkadang bertipe pemimpin yang semakin buncit berkat kepemimpinannya. Pemimpin semacam ini adalah sosok manusia yang suka menganjurkan hidup sederhana namun ia sendiri bermewah-mewah. Bahkan kurang puas, hak rakyat pun dibabat habis dengan alasan yang dibuat-buat. Agama hanya dipakai sebgai tempat persembunyian diri.
Pemimpin menipu rakyat, rakyat menipu pemimpin. Bahkan ulama yang seyogyanya menyadarkan penipu, malah ikutan menipu berkat nafsu musauwilah.
Maka andailah terjadi demikian, para setanpun beroraklah gembira.
Sorak-sorai yang mencemohkan ulama yang mengkhianati tugas sucinya, yang secara tak sadar tengah melangkah pasti ke keraknya neraka yang membara.
Naudzubillahi min dzaliq......
Tulisan yang bagus direnungkan bang Iwan.
BalasHapusYa, nafsu musauwilah andaikata dibiarkan berkuasa diatas nafsu yang lain, niscaya akan remuklah semua akhlaq. Syaitan punya banyak metode demi melancarkan misi2nya, bahkan manusia yang dianggap "suci" pun terkalahkan olehnya, menjadi penghianat atas amanat-amanat, dan para pemimpin pun tidak luput dari itu.
BalasHapusWallahu'alam bi shawab, aku berucap dalam hati, semoga selalu dalam lindungan-Nya. Insya Allah...
BalasHapusAku golput, gak terdaftar soalnya... *nyambung gak siy, hehe...
BalasHapusSubhanalllaaaaah.. andai manusia mengerti.. betapa jauhnya kita melupakanNYA.. tiada menjadikan DIA nomer satu dalam hidup.. mari maaas kita bergandengan tangan dalam CINTA dan Kasih Sayang..
BalasHapusSalam Sayang
nafsu membuat manusia lupa segala. makanya nafsu harus dikendalikan dg selalu ingat pada Sang Khalik.
BalasHapuswah... perlu kita renung kan... nice artikel mas
BalasHapusaku takutnya calon pemimpin kita seperti itu bang? trus pilihan kita harus gimana?
BalasHapusKayaknya kehidupan ini semakin rumit ya...Saat moral manusia semakin terkikis, yg ada hanya sikap egois. Semoga kita mendapatkan pemimpin yg mau berubah (sulit ya, tapi tetap berharap aja lah..)
BalasHapusYa Allah....
BalasHapusNa'udzubillahi min dzalik.....
Kereeeeeen!!
BalasHapusngikut ngaji pak....
BalasHapusmakasih...makasih.. :)
wah jangan2 sampai deh saya ikutan kayak begonoh, dikasih sesuatu sama Yang Kuasa, eh di salah digunakan
BalasHapussubhanalloh...moga nafsu2 kita selalu di belennggu dan tak lagi menggannggu...amiiiin
BalasHapusSetanpun sekarang ngeri ngeliat kelakuan manusia dengan nafsunya mas...
BalasHapusMari sama2 kita berlindung kepada Allah Yang Maha Menguasai
wah puisi ya
BalasHapusmoga diampuni oleh TUHAN YANG MAHA ESA
uhm renungan ini penuh hikmah.. tengs atas sharingnya.. semoga bisa mengetuk pintu hati setiap orang, dan juga saya tentunya :)
BalasHapuspuisi yg mantab
BalasHapussukaaaaa banget....
kata orang akhir jaman akan muncul yg namanya dajjal... alias manusia yg suka nyebar fitnah
kalo dilihat saat sekarang ini sepertinya banyak sekali manusia yg mirip seperti dajjal dari segi kelakuan. apakah kita gak harus nunggu dajjal yg sebenernya muncul karena saat ini udah banyak mirip sepertinya. Naudzubillahi min dzaliq......
lagu kesukaan ku tuh Mas yg dibawain Kantata Takwa ..kerennn
BalasHapusNaudzubillah...
BalasHapusLagi kesel banget ya kayaknya... Sabar yaa...
Makasih udah diberi bahan utk merenung hari ini..
BalasHapusSemoga kehadiranku di dunia ini tidak merugikan siapa-2 dan semoga bermanfaat bagi banyak orang. Amin.
lalu, lantunan ayat kursi dari melsandy mengiringi intronya, hemmm sungguh menyejukkan hati tiap kali mendengarnya.
BalasHapusada Quiz dari aye tuh...
BalasHapussapa yang mau ikut, ayo segera dateng ke blog aye..
prizenya keren...
cepetan
http://martriogandhi.blogspot.com/2009/06/tebakan-maut.html
Naudzubillahi min dzaliq...
BalasHapusMudah2an duet pemimpin kita besok ini ga seperti itu.. amin....
:16
kita harus lebih mendekatkan diri kepada Allah, mendidik diri dan keluarga seperti apa yang diperintahkan
BalasHapusmanusia... nasiya yansa = lupa. terkadang kita seringa lupa dengan kodrat kita sebagai manusia, khalifah dimuka bumi. nice posting bang iwan
BalasHapuswuah.. lagi berfilosofi nih.. hehehe.. :P
BalasHapusInformasi yang sangat berkwalitas, terimakasih sobat sudah share !
BalasHapusmasih ttg pemimpin ya mas? wah nafsu wausawilah bisa hancurkan akhlak. semoga pemimpin dan bangsa ini akan lebih baik. dah ketinggalan 60 tahun bangsa ini. pa lagi teknologinya. he3... sok taw jadi neh
BalasHapusNauzubillahimindzalik.... :13
BalasHapusehm datang sekalian koment sekalian ngevote ach.... :18
Nauudzubillahiminzdalik..jng sampai hati kita bersemayam nafsu musauwilah,dengan memperbanyak dan meningkatkan amal ibadah dan hati selalu berdzikir insyaallah kita hati kita akan terhindar dari nafsu2 syaithoniyah itu...amin.
BalasHapusNih artikel menarik dan sangat bermanfaat, apalagi masyarakat Indonesia sekarang sedang bersiap-siap melaksanakan Pilpres, yang akan memilih pemimpin-pemimpin nasional yang jelas akan sangat menentuka nasib bangsa ini kedepannya...
BalasHapusMudah-mudahan dari Pilpres nanti lahir pemimpin-pemimpin yang memiliki pikiran dan hati yang bersih, pemimpin yang benar-benar memegang teguh iman dan taqwanya kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehingga setiap langkah dan kebijakannya selalu membawa kemajuan dan kesejahteraan yang berkeadilan, yang dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia tanpa terkecuali...
Makasih dah berbagi...
Sukses Selalu :)
Teruskan menulis renungan hidup agar manusia sadar siapa jati dirinya itu. Sadar dan kenal kepada ROH-nya yang membuatnya hidup sebagai percikan dari Zat Yang Maha Esa dan Zat yang begitu suci.
BalasHapusSemoga kita semua dijauhkan dari hal-hal yang demikian bang iwan.
BalasHapusSelama manusia hidup, nafsu itu akan terus mengikutinya, yang penting disini adalah bagaimana kita mengontrolnya dengan selalu mendekatkan diri kita pada Tuhan.
BalasHapusbener bang
BalasHapussudah banyak sekarang penipu
bagaikan musang berbulu domba
Catatan yang bisa membuatkan kita menginsafi diri kita sebagai hamba-Nya.
BalasHapusJAMANNYA JAMAN EDAN SIAPA YANG TIDAK EDAN TIDAK AKAN KEBAGIAN.. TAPI LEBIH BAIK YANG ELING DAN WASPADA..
BalasHapusSALAM SAYANG
renungan yang membangun jiwa.... trima kasih.
BalasHapuskayak rossy yach, capai kemenangan ke 100, selamat yach
BalasHapustak genepin
BalasHapusmakasih bang renunganya
BalasHapusblog anda bagus...!!! Teruskan menulis.. dan semoga sejahtera sentiasa.
BalasHapusselamat menjalankan ibadah puasa.. semoga sentiasa diberi keberkatan.. insyaAllah. wassalam.