Sudah dua hari saya tidak melakukan rutinitas pagi bersama si kecil, namun pagi ini si kecil ngotot untuk ditemani joging mumpung hari libur katanya.
Meskipun kondisi saya masih kurang fit namun untuk menyenangkan anak,…..saya rasa tidak ada salahnya, lagi pula saya memang memerlukan udara segar untuk memulihkan energi saya yang seakan terkuras selama dua hari terakhir ini, akibat terserang influensa.
Seperti biasanya setiap hari libur, kegiatan joging bersama si kecil diakhiri dengan mandi di sungai yang ada di dekat rumah sambil diajarin berenang.
Sungai yang agak kecil itu, banyak digunakan penduduk untuk bermain, belajar berenang, mancing ikan, mencuci dan mengambil batu untuk diasah jadi permata.
Salah seorang pengrajin permata yang setiap harinya mencari batu di tempat itu adalah Pak Ako’, demikian penduduk sekitar sungai memanggilnya karena keahliannya mengasah batu yang nampaknya kusam dan berlumut menjadi sebuah batu permata yang indah mirip batu akik sehingga digelari Pak Ako’ (Bahasa Daerah Batu Akik).
Saya pernah melihatnya bekerja mengasah sebuah batu ketika berkunjung ke rumahnya. Batu yang berwarna coklat kusam dan berlumut yang nampaknya agak sedikit lapuk, pertama-tama di pecah dengan menggunakan godam yang besar sehingga batu tersebut akan pecah menjadi bongkahan kecil sebesar kepalan tangan.
Dari bongkahan batu sebesar kepalan tangan itu, sudah mulai muncul warna asli dari batu tersebut, kemudian dilanjutkan dengan proses pengasahan dengan menggunakan alat khusus sejenis gerinda dan kertas amplas.
Proses pengasahan ini dapat berlangsung sampai beberapa hari, percikan api dari gesekan batu dengan gerinda serta suara bising sudah merupakan hal yang biasa kita temui selama proses pengasahan batu, permukaan yang kasar dipoles sehalus mungkin.
Pekerjaan yang betul-betul memerlukan keahlian, ketelitian dan kesabaran. Karena terkadang sebuah batu sudah diasah selama beberapa hari namun belum didapatkan hasil yang memuaskan.
Namun bagi Pak Ako’ hal itu adalah hal yang biasa, dan setelah menekuni pekerjaan ini lebih dari 10 tahun ketelitiannya dalam memilih kualitas batu di sungai membuat batu permata yang dihasilkannya berubah menjadi putih, licin dan mengkilap sehingga mempunyai harga jual yang tinggi.
Mungkin akan menjadi bahan perenungan , sebenarnya alam memberikan berbagai macam pelajaran buat kita,
Kita adalah sebongkah batu, yang kondisinya kusam, rapuh, lapuk dan berlumut adalah kondisi kita yang tidak mampu melawan cobaan. Pukulan godam, gesekan gerinda, percikan api, polesan amplas adalah gambaran dari cobaan yang datang menempa kita.
Terkadang kita menolak cobaan yang datang, tetapi sebenarnya cobaan tersebut adalah sarana yang datangnya dari Sang Pencipta untuk membentuk kepribadian kita sehingga kita bisa terlihat bersinar.
Sekarang marilah kita renungkan bersama, dimanakah posisi kita? Apakah kita seonggok batu kusam yang tidak berharga? Apakah kita sebongkah batu yang sudah terpecah? Ataukah kita adalah batu yang sedang mengalami proses menjadi sebuah batu penghias cincin yang mempunyai harga jual yang tinggi?
Mantap, sebuah renungan yang dalam. Ya sebongkah batu kusam, lapuk dan tak berharga....., tempaan, hempasan, pukulan yang tiba padanya menjadikan ia kuat, indah, dan bernilai.
BalasHapusSemoga kita adalah batu yang sedang mengalami proses menjadi sebuah batu penghias cincin yang mempunyai harga jual yang tinggi,Wah tandanya udah sehat nih Pak Iwan..udah bisa jalan2 bersama sang buah hati .dan menghasilkan hikmah yg lur biasa yaitu pencerahan untuk kami..makasih ya pak...
BalasHapuspertamax??? hohoho
BalasHapuswew.. pantes ditiru tuh, pasti susah bikinnya..
BalasHapushuaaaaaaaaaaaa ga pertamaxxx... padahal tadi masih 0 comment :((
BalasHapusLuar biasa. Tambah mantap.
BalasHapusTerima kasih pencerahannya.
bisa benar2 mencerahkan...
BalasHapuskayaknya saya sebongkah batu yg masih harus dibentuk biar menjadi batu cincin yg indah.
BalasHapusuntuk saat ini saya memang seonggok batu yg kusam, tp jika saya tidka mengeluh dan mengeluh saja suatu saat nanti saya pasti bisa menjadi sebuah permata..... pengen merenung niy bang..... :27
BalasHapusterimakasih pencerahaannya ya pak.... salam buat putrinya...
BalasHapusBukan senang kerjanya itu...waaa...
BalasHapusYayaya.. hidup adalah sebuah perjalanan.. bagaimana caranya kita memaknai dan mengambil hikmak dalam hidup ini.. bagaimana kita menjadi dewasa bukan hanya secara lahiriah.. melainkan juga mental spiritual
BalasHapusSalam Sayang
Buat sahabatku semoga dikau lekas sembuh.. dan berkah serta lindungan ALLAH selalu menyertaimu
BalasHapusSalam Sayang Selalu
Ni blog menarik yaa....
BalasHapusIcon koment nya lucu-lucu...
Sebaiknyalah aku ingin jadi batu yg berproses...mudahan bisa....
Bisakah bertukeran lin kdengan blog ini....??? Terima kasih sebelonnya....
Sungguh, segala ciptaannya selalu bermakna...
BalasHapuspak iwan,, itu permata sungguhankah????? memang bisa di dapat dari batu besar gitu terus dipecahin n ada permatanya??
BalasHapusSejalan dengan pendapat saya,cobaan sebenarnya adalah bahan berlatih kita untuk menjadi semakin kuat,seperti halnya batu tersebut,nasib besi yang sedang di pandai juga sama,bayangkan,ia di pukuli,di bakar,di gesek-gesekan ke grindra,sampai menyala karena panas,yang pastinya menyakitkantapi lihat hasilnya...ia akan menjadi pedang dengan mata yang tajam dan bisa di gunakan untuk berperang...membela apa yang seharusnya di bela......
BalasHapusSebuah renungan yang mencerahkan bro ....
BalasHapushmmm... setelah dorenungkan emang seperti itu hidup ya bang... tapi terus terang aku nggak mau ahh jadi batu... kayak malin kundang ajah...
BalasHapusrenungan yg dalem banget sobat,...
BalasHapusrenungan yg dalem banget sobat,...
BalasHapuswah kalau saya sepertinya masih menjadi sebongkah batu nih bang :((
BalasHapustetap semangat deh hehehe, perenungan yang bagus
BTW, kok ada peringatan virus nya lho bang, beneran deh, ada warning virus di blog bang iwan...
aku kayaknya masih batu yang kusam tuh end jauh dari mengkilat
BalasHapusSaya masih sebongkah batu yang kusam pak. Tanpa merawatnya, tanpa mengamplasnya saya tetaplah batu kusam. Wallahu'alam.
BalasHapusbatu, benar kita hanya sebongkah batu...
BalasHapuskata2 mas ini bener ;)
BalasHapusPekerjaan yang betul-betul memerlukan keahlian, ketelitian dan kesabaran. Karena terkadang sebuah batu sudah diasah selama beberapa hari namun belum didapatkan hasil yang memuaskan.
berarti membutuhkan waktu lama yah seperti tukul itu mas. sabar dan tetep semangat bang
perenungan yang dalam... membutuhkan waktu yang tidak sedikit tuk mencapai kesempurnaan :) salam hangat :)
BalasHapusWah benar, kita harus bisa menjadikan pelajaran, seburuk apapun kita kita harus bisa membuat diri kita lebih baik lagi, kalo batu dengan diasah dan diamplas, mungkin kalo kita butuh untuk belajar!
BalasHapussemangat buat menjapai diri yang lebih baik!
Stop
Dreaming Start Action
Hidup ini adalah proses. Sama seperti batu yang diasah untuk menjadi permata, perjalanan hidup bagaikan proses pengasahan. Ada batu yg gampang diasah, tapi ada jg yg sampai berhari2 baru mendapatkan hasil yg diinginkan
BalasHapusmerenung yang dalam nih saya
BalasHapusTergantung batunya bang
BalasHapuskalo batunya emang dari batu yang tidak bernilai
digosok kaya apapun ya tetep batu
tapi bila batu itu bernilai
dipoles sedikit aja sudah keliatan cahayanya
makasih infonya.., sangat bermanfaat.. tak tunggu kunjungan baliknya...
BalasHapusmakasih infonya.., sangat bermanfaat.. tak tunggu kunjungan baliknya...
BalasHapus