Sudah lama rasanya tidak membahas tentang suasana politik dalam negeri yang setiap harinya sarat akan kontroversi misalnya saja Pembangunan Pagar Istana yang menelan biaya Rp 22,5 miliar tertutup oleh pemberitaan lain. Berita tuntutan hukuman mati terhadap Antasari Azhar Cs serta isu pencopotan Menkeu Sri Mulyani makin 'menenggelamkan' berita Kontroversi Pagar Istana.
Pengajuan anggaran untuk Pagar Istana ini juga dibarengkan dengan anggaran pembelian Pesawat Kepresidenan serta anggaran mobil dinas para menteri dan pejabat tinggi lainnya. Dan tentunya, semua pengajuan ini menjadi pertimbangan oleh Badan Anggaran DPR.
Dari pemberitaan beberapa stasiun TV semalam, Rencana kebijakan untuk pembelian Pesawat Kepresidenan tipe VVIP jenis Boeing 737-400 yang ditaksir seharga 700 Milyar menuai banyak kontroversi.
Semua orang mungkin sudah paham betul bahwasanya pesawat kepresidenan adalah sesuatu yang dibutuhkan. Namun demikian bukan sesuatu kebutuhan yang sangat mendesak.
Pemerintah beralasan pembelian pesawat kepresidenan ini untuk menghemat biaya ketimbang harus menyewa pesawat dan adanya kebanggaan memiliki pesawat kepresidenan sendiri. namun menurut saya alasan ini bersifat normatif saja.
Menanggapi pro-kontra pembelian pesawat baru kepresidenan, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengungkapkan bahwa usul pembelian pesawat itu justru datang dari DPR.
”Ide pembelian pesawat VVIP jenis Boeing 737-400 ini sebetulnya dari DPR tahun lalu. Lalu kami kaji, akhirnya dengan pertimbangan itu disetujui untuk diproses. Terus terang saya ulangi, justru yang mendorong adalah DPR untuk mengadakan pesawat kepresidenan. Beberapa kali kami datang ke DPR ternyata selalu mendukung. Setelah ditimbang lebih efektif membeli,” katanya di Istana Negara, Rabu (27/1).
Sudi juga menegaskan bahwa dalam pertimbangan DPR sendiri, pengadaan pesawat jauh lebih murah daripada menyewa. Namun dia tidak memerinci berapa perbedaan antara harga beli dan harga sewa. ”Nanti kami lihat angka-angkanya, sewa sekian, beli sekian, itu juga nanti dicicil sampai lunas,” ujarnya.
Sampai sekarang, menurut Sudi, pesawat tersebut belum ada. Karenanya dia justru mempertanyakan pihak-pihak yang mempertanyakan ide pembelian tersebut.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pembelian pesawat baru kepresidenan menjadi kewenangan Sekretariat Negara. ”Mungkin yang kompeten itu Setneg, saya hanya di sisi penganggaran,” kata Menkeu di Jakarta.
Kita semua bisa memaklumi bahwa untuk mengefektifkan kegiatan-kegiatan presiden dan tugas-tugas kenegaraan yang dilaksanakan, baik di dalam maupun di luar negeri, sebaiknya Presiden dapat menggunakan pesawat kepresidenan. Seperti halnya Air Force One yang dimiliki Presiden Amerika.
Berikut adalah gambar beberapa ruangan yang ada dalam pesawat VVIP jenis Boeing 737-400 yang copas dari SINI
Pengajuan anggaran untuk Pagar Istana ini juga dibarengkan dengan anggaran pembelian Pesawat Kepresidenan serta anggaran mobil dinas para menteri dan pejabat tinggi lainnya. Dan tentunya, semua pengajuan ini menjadi pertimbangan oleh Badan Anggaran DPR.
Dari pemberitaan beberapa stasiun TV semalam, Rencana kebijakan untuk pembelian Pesawat Kepresidenan tipe VVIP jenis Boeing 737-400 yang ditaksir seharga 700 Milyar menuai banyak kontroversi.
Semua orang mungkin sudah paham betul bahwasanya pesawat kepresidenan adalah sesuatu yang dibutuhkan. Namun demikian bukan sesuatu kebutuhan yang sangat mendesak.
Pemerintah beralasan pembelian pesawat kepresidenan ini untuk menghemat biaya ketimbang harus menyewa pesawat dan adanya kebanggaan memiliki pesawat kepresidenan sendiri. namun menurut saya alasan ini bersifat normatif saja.
Menanggapi pro-kontra pembelian pesawat baru kepresidenan, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi mengungkapkan bahwa usul pembelian pesawat itu justru datang dari DPR.
”Ide pembelian pesawat VVIP jenis Boeing 737-400 ini sebetulnya dari DPR tahun lalu. Lalu kami kaji, akhirnya dengan pertimbangan itu disetujui untuk diproses. Terus terang saya ulangi, justru yang mendorong adalah DPR untuk mengadakan pesawat kepresidenan. Beberapa kali kami datang ke DPR ternyata selalu mendukung. Setelah ditimbang lebih efektif membeli,” katanya di Istana Negara, Rabu (27/1).
Sudi juga menegaskan bahwa dalam pertimbangan DPR sendiri, pengadaan pesawat jauh lebih murah daripada menyewa. Namun dia tidak memerinci berapa perbedaan antara harga beli dan harga sewa. ”Nanti kami lihat angka-angkanya, sewa sekian, beli sekian, itu juga nanti dicicil sampai lunas,” ujarnya.
Sampai sekarang, menurut Sudi, pesawat tersebut belum ada. Karenanya dia justru mempertanyakan pihak-pihak yang mempertanyakan ide pembelian tersebut.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pembelian pesawat baru kepresidenan menjadi kewenangan Sekretariat Negara. ”Mungkin yang kompeten itu Setneg, saya hanya di sisi penganggaran,” kata Menkeu di Jakarta.
Kita semua bisa memaklumi bahwa untuk mengefektifkan kegiatan-kegiatan presiden dan tugas-tugas kenegaraan yang dilaksanakan, baik di dalam maupun di luar negeri, sebaiknya Presiden dapat menggunakan pesawat kepresidenan. Seperti halnya Air Force One yang dimiliki Presiden Amerika.
Berikut adalah gambar beberapa ruangan yang ada dalam pesawat VVIP jenis Boeing 737-400 yang copas dari SINI
Pembelian pesawat kepresidenan kalau menurut saya, adalah sesuatu kebijakan yang tidak tepat waktu, dan tidak sesuai dengan kondisi, dan situasi yang dihadapi negeri kita saat ini. Mengingat masih banyaknya saudara-saudara kita yang memerlukan bantuan untuk mendapatkan penghidupan yang lebih layak.
Bagaimana dengan pendapat sahabat semua?
pada dasarnya apapun fasilitas yg diterima Presiden akan bermuara kepada rakyat banyak, masalahnya apakah kinerja pemerintahan dewasa ini sudah mencerminkan hal itu ?
BalasHapusPesawat seorang presiden tentunya pasti istimewa luar dan daalm, tentunya harganya melangit, saya setuju sama bang Iwan dengan pendapatnya, suatu kebijakan yang tidak tepat waktu, padahal bila masih bisa sampai tujuan dengan pesawat yang umum, mungkin uang untuk membeli pesawat kepresidenan bisa untuk kepentingan negara dan rakyat.
BalasHapusjiahahahahahaha.......
BalasHapusaku juga mosting ini
cuma beda jenis pesawat
jiahahahahahaha.......
pemerintah kita sepertinya perlu belajar membedakan mana yang penting dan mana yang genting
BalasHapuswow...
BalasHapusmewah bnget tu...
aku brhari2 d dLm stu ga' pa2Lah asaL ada koneksi Internet.
itu pesawat apa hotel, apa hotel merk pesawat.... mang enak jd pejabat negara
BalasHapusmungkin ingin mencontoh di amrik yang pake kapal pes pribadi
BalasHapuswow,, mewah banget yaahh... tapi emang bener,, pesawat itu jurang tepat dibeli pada saat sekarang... apalagi itu kan bukan kebutuhan yang mendesak toh...
BalasHapusPro-Kontra memang menjadi hal yang biasa di negeri ini, klo gak pro kontra gak ada sensasi :D
BalasHapusMenurutku, kalo memang pesawat yg ada sekarang sdh tak memenuhi syarat, maka pembelian pesawat kepresidenan memang mutlak perlu. Tapi, perlu dilihat juga apakah perlu yg secanggih itu? (dalam hal ini aku ga tahu tingkat kecanggihan sebuah pesawat). Katanya sih pesawat ini canggih di sistem pengamanannya. Apakah perlu? Dan apakah sesuai dgn anggaran negara?
BalasHapusMenurutku lagi, seharusnya bapak presiden sendiri (yang paling berkepentingan) harusnya bisa mengambil sikap terhadap usul DPR. Kalau beliaunya sendiri setuju, yah...gimana lagi?
yaaelaah century aja belum kelar..duitnya belum balik mau belanja pesawat pula... bener2 deh tu pemerintah konsumtif banget..
BalasHapuspresiden gitu loch
BalasHapusberkunjung n ditunggu kunjungan baliknya
salam sobat
BalasHapuswah fasilitas kepresidenan nich,,keren banget pesawatnya.
semoga dengan fasilitas tersebut,semakin mencerminkan kepeduliannya dan memikirkan rakyatnya yang masih hidup kekurangan.
Menurutku ....
BalasHapusOrang-orang SBY memang ayak-ayak wae kang...
Sepertinya segenap perhatian dan energi mereka hanya tercurah ntuk hal-hal yang tidak produktif.
err.. biayanya musti sebanyak itu yah? wedeww.. ironis kalo sampe diwujudkan..
BalasHapusSAYA SETUJU PAK!
BalasHapusPEMBELIAN PESAWAT HANYALAH BUANG2 DUIT RAKYAT SAJA!
MESTINYA ANGGARAN PEMBELIAN PESAWAT DIGUNAKAN UNTUK KEPENTINGAN LAIN.
pesawat yang mewah
BalasHapusditengah kontroversi saya berharap kualitas kerja dan kebijakan presiden lebih baik lagi dan mampu menyejahterakan rakyat..
maaf dulu pas tukeran link, blog saya ditaruh mana ya pak
Pro aja lah mas, soalnya semua negara pasti Presidennya jg memiliki fasilitas seperti itu. Bukan buat jaga gengsi, tapi sekedar untuk keamanan sang Presiden.
BalasHapusbelom selesai kontroversi masalah pesawat kepresidenan ini, ada lagi yang mau cari gara gara... DKP beli kapal mewah 14 milyar dari perancis. kenapa gak beli produk sendiri sih??
BalasHapuscoba baca di:
http://yuyusandhisthings.blogspot.com/2010/01/kapal-pesiar-dkp.html
harus bener2 bisa misahin mana yg sekedar keinginan dan mana yg menjadi kebutuhan.. apalagi jika itu menyangkut rakyat banyak..
BalasHapusJangan2 terinspirasi ama judul "Menikmati Air Force One Bersama Obama" tapi entar postingannya diganti "Menikmati Pesawat RI 1 Bersama SBY". He..he..he... Moga2 tidak dech
BalasHapusgak diposting sekalian pak mengenai 100 tahun pemerintahan SBY
BalasHapuscukup berkaitan dengan pembelian pesawat ini
---
terima kasih pak, saya kira ditaruh di banner dan link, kok tidak ada disana
saya ngintip di blog.indonesiamatter blog ini selalu masuk peringkat 10 besar pak
selamat..
Kalaupun benar aspirasi itu datang dari DPR, pasti yg ngojok2nya dari partai "penguasa" itu, deh hehehe
BalasHapussaya setuju bang dengan pendapatnya....ini merupakan sesuatu kebijakan pemerintah yang tidak tepat waktu, dan tidak sesuai dengan kondisi, dan situasi yang dihadapi negeri kita saat ini.
BalasHapusjika anggaran belanja negara sudah sisa, sih nggak papa beli ini ya Pak. lah, kenyataannya banyak yang masih harus disejahterakan.
BalasHapusPresiden memang perlu sarana2 seperti itu asal anggaran cukup dan pembeliannya di saat yang tepat
BalasHapusapa yang menjadi penilaian di indonesia matter kanda saya belum tahu tuh
BalasHapuskalau pengin apa sih yang nggak bisa untuk seorang presiden eh iya indonesia matter PR 6 ya
BalasHapusDPR ada maunya dan kepresidenan mau mau! fifty fifty!
BalasHapuskomentarnya diwakili kerbau yang ikut demo tadi pagi!
kalau menurut saya sih.. pembelian pesawat boleh saja.. tapi disesuaikan dengan fungsinya yaitu fungsi transportasi.. bukan sebagai kemewahan. Tetapi dalam segi politik pesawat kenegaraan juga bisa menunjukkan kewibawaan suatu negara, tetapi tidak semua seperti itu.
BalasHapusKalo buat saya sih gak masalah...
BalasHapusToh buat gaya2'an sama negara lain, wkwkkwkwkw....
Setidaknya presiden kita punya pesawat sendiri, gak nyewa lagi :D
saya gak tahu Pak, mau koment apa...??? ironis dan miris aja :(
BalasHapusasal kerjanya bener sih ngga masalah, lha kalo ga bener...
BalasHapusSaya sepakat sob, tidak tepat waktu.
BalasHapusKadang pemimpin Republik ini hanya memikirkan dirinya sendiri.
Mobil mentri yg harganya ngalahin harga mobil Perdana Mentri Inggris, jepang, Malaysia dan Singapura.
Renovasi rumah Dinas DPR plus tunjangan bulanan 15 jt/bulan, di luar gajinya.
Sekarang ada lagi?!
Nasib-nasib....
Alamaaaaakkkk....ni isi dari hotel atau pesawat ya...kereeennnnzzzz abieeezzzzz
BalasHapusPemerintah buat beli pesawat ini karena keperluan atau pamor gengsi...
Gengsi dengan negara lain di situasi rakyat mengeluh akan biaya hidup, mending gak usah z beli pesawat sebagus itu
enak ya jadi Presiden tinggal naik aja ndak usah beli
BalasHapusMantep sekali ,,ayo kita dukung agar presiden kitapun punya
BalasHapusKapan bang kita bei ?
BalasHapuswah, mending duit buat beli pesawat buat bikin sekolah gratis ya
BalasHapuswah, pemerintahan Sekarang sepertinya ga ikhlas ya,, pengen minta bayaran lebih,,
BalasHapusSudi salah hitung, belum semua faktor dia masukkan. Sewa pesawat memang mahal tapi kan duitnya masuk ke Garuda, perusahaan milik sendiri yg membayar pajak & dividen ke negara. Lha kalau beli, sdh jelas duitnya lari ke Boeing. Lagipula bagaimana dg biaya awak, pemeliharaan, sewa hanggar, bahan bakar, suku cadang dsb, belum dihitung tuh sama Sudi.
BalasHapus