Seorang anak bernama Awang yang sudah duduk di SD kelas 4, mempunyai keinginan untuk mahir bersepeda seperti teman2 seumurnya yang lain. Keinginan yang mengebu-gebu itu terpaksa hanya bisa dia pendam dalam hati karena Sang Ayah yang hanya berprofesi sebagai seorang Guru yang waktu itu belum mampu untuk membelikannya sebuah sepeda dalam waktu singkat.
Selang beberapa waktu ketika libur panjang sekolah, Awang menyempatkan diri ber kunjung kerumah tantenya di sebuah Kota yang terbilang besar dan ramai. Pare-pare nama kota itu jaraknya sekitar 30 km dari tempat tinggal Awang. Tentu saja kesempatan itu tidak dilewatkan begitu saja oleh Awang untuk belajar bersepeda bersama sepupunya yang mempunyai beberapa sepeda.
Setelah jatuh bangun belajar selama 3 hari, Awang sudah mulai mahir bersepeda sampai berani keluar sendiri di jalan raya. Dalam perjalanan,……. Awang melihat ada beberapa bengkel yang menyewakan sepeda. Tentu saja peluang ini tidak dilewatkan begitu saja….. sebab dengan meminjam sepeda milik sepupu dalam waktu lama tentunya ada perasaan berat juga.
Sore harinya Awang mencoba keluar sendiri ke lokasi bengkel yang menyewakan sepeda. Uang pemberian ibu tersisa Rp 1600,. Dia gunakan untuk menyewa sebuah sepeda mini selama 3 jam………, Perjamnya Rp.500, Jadi masih ada uang tersisa Rp.100 cukup untuk membeli 2 buah es lilin di jalan bila kehausan.
Dengan hanya mendaftarkan nama serta alamat dan bayar Rp.1500, sepeda mini keren sudah siap untuk digowes selama 3 jam.
Menyusuri kota Pare-Pare yang ramai dengan bersepeda sendiri adalah pengalaman pertama yang mengesankan…. Sampai Awang tidak sadar Waktu sudah menjelang magrib,….. dia baru teringat untuk segera pulang setelah Muadzim mengalunkan Adzan untuk memanggil umat muslim menghadap kepada-Nya………
Namun Awang mulai bingung, meskipun ngos-ngosan karena menggowes hampir 3 jam tapi keringat dingin mulai keluar menyusuri tubuhnya yang gemetaran.
Gawat….. Gawat………Awang tidak hapal jalanan pulang………..
Setelah berpikir beberapa saat,…. Awang dapat akal untuk segera melapor ke Pos polisi yang kebetulan ada disamping Masjid…. Meskipun Awang orangnya masih agak udik ,…. Maklum orang kampung, tapi dia tergolong pintar dan juara di kelasnya, tentu saja dengan mudah Polisi bisa percaya dan mengantarkannya ke Bengkel tempat dia menyewa sepeda.
Setibanya di bengkel, pemilik sepeda kaget melihat Awang diantar dengan menggunakan truk Polisi. Namun dari penjelasan polisi, pemilik bengkel bisa memaklumi dan tidak meminta pembayaran sewa sepeda yang melebihi waktu lebih satu jam…..
Pak Polisi yang baik hati itu malah rela mengantarkan Awang kerumah tantenya yang tidak begitu jauh dari bengkel.
Dirumah tantenya ,…. Awang langsung dijemput oleh Tante dan sepupunya yang sejak sore sudah panik. Dan ternyata,…. Polisi yang mengantar Awang itu adalah Pak Budi, masih tergolong keluarga dekat dengan Suami dari Tantenya Awang.
Awang,… demikianlah panggilan yang melekat pada saya sampai sekarang dikalangan keluarga. Kisah ini saya angkat kembali untuk memeriahkan acara launching rumah kang Isro Machfudin yang baru "Humberqu" dalam acara “Pengalaman mengesankan dalam bersepeda”. Semoga tulisan ini dapat berbagi cerita dan pengalaman dengan yang lain dan dapat memetik hikmah dari setiap kejadian yang dialami.
Salam taksim
Selang beberapa waktu ketika libur panjang sekolah, Awang menyempatkan diri ber kunjung kerumah tantenya di sebuah Kota yang terbilang besar dan ramai. Pare-pare nama kota itu jaraknya sekitar 30 km dari tempat tinggal Awang. Tentu saja kesempatan itu tidak dilewatkan begitu saja oleh Awang untuk belajar bersepeda bersama sepupunya yang mempunyai beberapa sepeda.
Setelah jatuh bangun belajar selama 3 hari, Awang sudah mulai mahir bersepeda sampai berani keluar sendiri di jalan raya. Dalam perjalanan,……. Awang melihat ada beberapa bengkel yang menyewakan sepeda. Tentu saja peluang ini tidak dilewatkan begitu saja….. sebab dengan meminjam sepeda milik sepupu dalam waktu lama tentunya ada perasaan berat juga.
Sore harinya Awang mencoba keluar sendiri ke lokasi bengkel yang menyewakan sepeda. Uang pemberian ibu tersisa Rp 1600,. Dia gunakan untuk menyewa sebuah sepeda mini selama 3 jam………, Perjamnya Rp.500, Jadi masih ada uang tersisa Rp.100 cukup untuk membeli 2 buah es lilin di jalan bila kehausan.
Dengan hanya mendaftarkan nama serta alamat dan bayar Rp.1500, sepeda mini keren sudah siap untuk digowes selama 3 jam.
Menyusuri kota Pare-Pare yang ramai dengan bersepeda sendiri adalah pengalaman pertama yang mengesankan…. Sampai Awang tidak sadar Waktu sudah menjelang magrib,….. dia baru teringat untuk segera pulang setelah Muadzim mengalunkan Adzan untuk memanggil umat muslim menghadap kepada-Nya………
Namun Awang mulai bingung, meskipun ngos-ngosan karena menggowes hampir 3 jam tapi keringat dingin mulai keluar menyusuri tubuhnya yang gemetaran.
Gawat….. Gawat………Awang tidak hapal jalanan pulang………..
Setelah berpikir beberapa saat,…. Awang dapat akal untuk segera melapor ke Pos polisi yang kebetulan ada disamping Masjid…. Meskipun Awang orangnya masih agak udik ,…. Maklum orang kampung, tapi dia tergolong pintar dan juara di kelasnya, tentu saja dengan mudah Polisi bisa percaya dan mengantarkannya ke Bengkel tempat dia menyewa sepeda.
Setibanya di bengkel, pemilik sepeda kaget melihat Awang diantar dengan menggunakan truk Polisi. Namun dari penjelasan polisi, pemilik bengkel bisa memaklumi dan tidak meminta pembayaran sewa sepeda yang melebihi waktu lebih satu jam…..
Pak Polisi yang baik hati itu malah rela mengantarkan Awang kerumah tantenya yang tidak begitu jauh dari bengkel.
Dirumah tantenya ,…. Awang langsung dijemput oleh Tante dan sepupunya yang sejak sore sudah panik. Dan ternyata,…. Polisi yang mengantar Awang itu adalah Pak Budi, masih tergolong keluarga dekat dengan Suami dari Tantenya Awang.
~~~~~OOO000OOO~~~~~
Demikianlah sekelumit kisah yang paling berkesan dalam kehidupan Awang diawal dia mulai mengenal yang namanya sepeda. Yang pastinya kisah ini tidak akan bisa terlupakan dan akan tetap terkenang sampai akhir hayat. ……Awang,… demikianlah panggilan yang melekat pada saya sampai sekarang dikalangan keluarga. Kisah ini saya angkat kembali untuk memeriahkan acara launching rumah kang Isro Machfudin yang baru "Humberqu" dalam acara “Pengalaman mengesankan dalam bersepeda”. Semoga tulisan ini dapat berbagi cerita dan pengalaman dengan yang lain dan dapat memetik hikmah dari setiap kejadian yang dialami.
Salam taksim
wah ini real yah waktu itu saya udah lahir nggak ya
BalasHapusijin mengamankan yang pertama dan kedua
BalasHapusminta saran kanda lagi kehilangan inspirasi nih disini udah posting 4 saya baru 1 4 hari ini
BalasHapusini artikel untuk kontes atau hanya untuk meramaikan
BalasHapusoke lah kaluo begitu... huehehehe perkenankan saiia memanggil dengan sebutan Sir Awang mulai sekarang dan seterusnya... huehehe...
BalasHapusujung ceritanya itu lho
BalasHapusternyata........
Kisah yang sangat dramatis. salut ama Bang Awang. Dan selamat mengikuti hajatannya kang Zipoer
BalasHapusKang Awang.. hmm, bleh juga tuh buat nama panggilan di dunia maya...
BalasHapussaya sedang menyimak pak... :)
BalasHapuspengalaman yg sungguh berkesan dan sulit dilupakan :) btw selamat ya pak masuk urutan 8 top blogger indonesia :)
BalasHapusceritanya bagus dan mengena mas...
BalasHapusSalam Takzim
BalasHapusArtikel ini sudah saya sampaikan ke dewan juri, terima kasih atas partisipasinya
Salam Takzim Batavusqu
Jadi tahu nih nama kecilnya, boleh dipanggil Bang Awang gak..? :D
BalasHapusTernyata pengalaman bersepedanya seru juga ya..
Tentu saja pengalaman itu tak akan terlupa sampai kapan pun Bang...
BalasHapuswao bang Munir keluar dari semedinya, apa kabar Bang!
BalasHapusJadi lupa comment, duh kasian Awang hanya sepeda saja tidak punya! semoga sekarang punya lebih dari sepeda! Amin!
Cerita yang menarik mas....Lam kenal Awang...
BalasHapustiga kali ini comment semoga tidak gagal lagi!
BalasHapusKisah yang manis, polisi ikut kebawa juga! Sukses untuk kontesnya!
sebuah pengalaman yang mengasikan
BalasHapuswah jadi ingat pas SMP dulu berlibur di para-pare, kotanya enak, bersih dan terkenal dengan "cakar"nya hehehhe
BalasHapusRegards,
Ghustie Samosir
www.hanyainfo.blogspot.com
Mau dapat uang? KLIK DISINI atau DISINI
pengalaman pertama bersepada memang sungguh mengesankan. disinilah kita pertamakali merasakan keseimbangan dalam bergerak.
BalasHapus:lol: :lol: :lol: :lol: :lol:
BalasHapusRAIHLAH “JATI DIRI MANUSIA”.. untuk
MENGEMBALIKAN JATI DIRI BANGSA INDONESIA
Salam Cinta Damai dan Kasih Sayang ‘tuk Sahabatku terchayaaaaaank
I Love U fullllllllllllllllllllllllllllllll
Mangstaaaaaaaabbbbsss... waaah ikutan lomba.. saya belum hehehe.. segera menyusul aaah..
BalasHapuspengalaman nyata nih bang? Hehe untuuungg aja pulang bang... brarti dulu di parepare yah..jaoh bangeett??
BalasHapusWaduh... Pak Awang pengalamannya lucu juga... jadi ingat pengalaman nyasar waktu pulang sekolah.. hehehehe
BalasHapusCerdas, pintar dan tak malu bertanya sehingga pulang ke rumah gratis diantar polisi.
BalasHapusmengesankan,,
BalasHapuswah akrobat beneran tuh, hebat betul yah, bisa masuk acara video aneh !!
BalasHapusalam hangat selalu, maaf kang beberapa hari belakangan ini jarang blog walking agak sibuk sekali, :D
Kisah bersepeda yang mantap bang. Selamat pagi, jangan lupa ngupinya ya.
BalasHapusSelamat pagi sahabatku.
BalasHapusSaya berkunjung untuk berkenalan dan silaturahmi serta menyerap ilmu disini.
Saya juga ingin memperkenalkan blog yang baru soft opening yaitu Pensioner.
Sebagai newbie mohon masukan,kritik dan saran dari para senior agar blog saya ini menarik dan bermanfaat
Terima kasih, salam hangat dari Surabaya.
dramatisss...
BalasHapusternyata panggilannya pak Awang toh, hehe... dan ternyata dari kecil memang sudah juara kelas? hebad hebad.. dan satu "ternyata" lagi, tumbuh dan berkembang dipare2 toh, *trus kenapa skarang ada di Soppeng?*
BalasHapusfyi, pare2 itu lokasi KKN saya loh pak, di daerah Bacukiki, hehe.. *jadi kangen kkn :D
Huehehehe.... sebenernya, saya sedih pak. Tapi, yah itu inget waktu pertama kali belajar sepede. terjatuh bahkan, sempet kecelakaan. Makanya saya ketawa. Terus, lihat gambarnya itu lho pak... :))
BalasHapusMendukung mas Awang deh, siapa tahu menang. Baru kali ini pengalaman pahit dikasih apresiasi ya? (aku udah ke blognya Humberqu). Kreatif deh! Sekarang udah ga pake acara nyasar2 lagi kan?? Ntar kalo jalan2 ke Sby saya temeni aja biar ga nyasar!
BalasHapusaq juga punya pengalaman berkesan waktu pertama belajar naik sepeda dan sampai sekarang g bisa aq lupakan, karena aq g bisa turun sendiri dr sepeda satu2 cara buat berhenti aq tabrakin sepeda q ke pagar, dan sampai sekarang aq bisa lupakan itu sob
BalasHapuskesesuaian dgn judul apa yah?? jd binun..hehhehee
BalasHapuswah pengalaman yang menegangkan dan mengasyikan
BalasHapushehehe..
dulu saya juga baru bisa naik sepeda waktu kelas 2 :(
jadi keinget nih
Mendapat tugas dari Mas Isro. Mohon ijin jemput artikelnya Mas.
BalasHapusTrims.
Salam hangat selalu
Ceritanya seru bang, SUkses...
BalasHapusSemoga menang!
pengalaman yang hebat
BalasHapuscerita yang mangstabs
selamat ikut meramaikan humberqu
BalasHapusvery nice story
BalasHapuswell, very interesting, i like that so much.
BalasHapusAcai Berry
dulu saya juga baru bisa naik sepeda waktu kelas 2 :(
BalasHapusjadi keinget nih
Nice inspiration,, jadi teringat masa kecil dulu...
BalasHapusNomong2, blognya keren iah, tapi koq berat..??
Saam takzim untuk sahabat
BalasHapusMampirr, slm knal yaaa... please follow me, I'll follow u + aq taro link u di Friends' Links q ... tq
BalasHapus