Hari ini, lebih dari 15 juta penduduk Indonesia dan 350 juta penduduk dunia terkesima, larut, dan hanyut dalam derasnya fasilitas informasi dan komunikasi bernama Facebook, mulai dari kota hingga pesolok bumi. Tak mengenal waktu, mulai bangun tidur, hingga tertidur-tidur di depan laptop.
Pertanyaan kemudian, bermanfaatkah jejaring elekronik dunia maya itu dalam kehidupan umat manusia? Terlalu panjang untuk mengkaji manfaat dan kerugian Facebook secara mendalam. Tetapi secara sederhana setidaknya jejaring ini telah memberi kontribusi besar pada peradaban manusia di abad informasi.
Facebook telah menyambung komunikasi dari ujung dunia satu ke ujung lain dunia hanya dalam hitungan detik. Facebook mengganti jalinan komunikasi di ujung pulpen dan di atas kertas atau dari ujung lidah, dengan ujung jari telunjuk di punggung mouse komputer.
Facebook telah berhasil menghubungkan tali sitarrahim jutaan penduduk dunia yang terkendala waktu dan geografis. Facebook telah membangun persahabatan global bukan hanya tingkat komunitas, tetapi menggerakkan interaksi antarmanusia secara global yang sebelumnya terkendala ruang, waktu, dan aneka perbedaan kultural hingga rasial.
Bahkan Facebook telah mendorong melesatnya inovasi-inovasi media baru secara konvergensif, memudahkan umat manusia menikmati aliran informasi multidimensi dengan mudah, cepat dan efisien.
Fasebook telah menyambung tali silaturahim yang terputus karena kendala sarana informasi serta ruang dan waktu. Facebook bisa menjembatani kendala-kendala komunikasi secara psikologis dan bisa memecahkan problem-problem kemanusiaan.
Dari konteks ini, kita patut mengakui, Mark Zuckerberg menjadi agen kemanusiaan di era gelombang ketiga. Mark menjadi pengemban anugrah memulai peradaban baru bagi menusia memanfaatkan karunia Tuhan bernama dunia maya.
Beberapa waktu terakhir, Facebook justru menjadi ''kambing hitam'' bagi sebagian masyarakat Indonesia. Seorang remaja putri dijahili temannya yang dikenal lewat internet, masyarakat ramai-ramai menyalahkan Facebook.
Ada anak muda minggat dengan pacarya, masyarakat menyalahkan Facebook. Ada yang menipu lewat internet, Facebook yang disalahkan. Ada foto-foto affair antara seorang bupati dengan wakilnya di account Facebook, lagi-lagi jejaring sosial ini dikambinghitamkan.
Media massa secara sadar atau tidak sadar, justru ikut mendorong masyarakat mengambinghitamkan Facebook. Padahal, betapa besar sumbangsih jejaring ini dalam interaksi memperoleh informasi. Ada mubalig dalam khotbah mengharamkan habis-habisan Facebook, padahal mungkin belum menggunakan atau bahkan melihat wujud Facebook pun belum pernah.
Marilah kita menyadari berada di era informasi. Di era ini, bisa jadi kualitas manusia, kualitas hidup, serta nilai-nilai, bisa diukur atau ditentukan sejauh mana menguasai informasi. Sebab dengan menguasai informasi, bisa menghindarkan manusia dari sekadar menjadi budak informasi dan ataum buta informasi.
Maka marilah kita memanusia yang wajar dan cerdas di era informasi. Mari kita tempatkan Facebook sebagai sebuah potensi informasi, komunikasi dalam transformasi pengetahuan. Facebook bukan subjek yang harus dikabinghitamkan dan ditakuti. Ia adalah objek dan sarana yang sangat tergantung pada manusia yang memanfaatkannya.
Dengan demikian, sebagai manusia yang beradab dan cerdas,
Mengapa mesti menggunakan Facebook untuk melakukan penipuan?
Mengapa mesti menggunakan Facebook untuk berbuat kejahatan?
Mengapa mesti sengaja menyembunyikan status di account sampai menimbulkan konflik rumah tangga?
Mengapa mesti memosting persoalan-persoalan pribadi yang tidak layak diketahui publik, bukankah Facebook adalah jejaring terbuka?
Mengapa mesti memfitnah sesama manusia dengan menggunakan Facebook?
Mengapa menoleransi Pocker permainan bawaan Facebook yang demikian menyandu, sampai lalai waktu bekerja dan beribadah?
Semuanya, bukan kesalahan Facebook, tetapi kualitas manusia yang memanfaatkan sarana informasi dan komunikasi jejaring sosial dunia maya. Adalah bodoh jika kita tidak memanfaatkan Facebook atau jejaring sosial lain untuk kemaslahatan hidup. Demikian juga sebuah kebodohan, jika kita kemudian menjadi budak jejaring sosial.
Dalam kegamangan manusia di era informasi, tantangan kita adalah memanusiakan manusia. Energi kita harus terkonsentrasi memandu sesama manusia, anak-anak kita agar cerdas mendayagunakan informasi. Jangan sampai energi kita habis hanya untuk mengutuk, melarang, mengharamkan, menyalahkan atau memaki.
Persoalanya tergantung pada manusia. Jangankan Facebook, kitab suci pun bisa dimanfaatkan untuk kejahatan, bila manusia telah kehilangan jiwa kemanusiaannya.
Sumber : Tribuntimur.com
Pertanyaan kemudian, bermanfaatkah jejaring elekronik dunia maya itu dalam kehidupan umat manusia? Terlalu panjang untuk mengkaji manfaat dan kerugian Facebook secara mendalam. Tetapi secara sederhana setidaknya jejaring ini telah memberi kontribusi besar pada peradaban manusia di abad informasi.
Facebook telah menyambung komunikasi dari ujung dunia satu ke ujung lain dunia hanya dalam hitungan detik. Facebook mengganti jalinan komunikasi di ujung pulpen dan di atas kertas atau dari ujung lidah, dengan ujung jari telunjuk di punggung mouse komputer.
Facebook telah berhasil menghubungkan tali sitarrahim jutaan penduduk dunia yang terkendala waktu dan geografis. Facebook telah membangun persahabatan global bukan hanya tingkat komunitas, tetapi menggerakkan interaksi antarmanusia secara global yang sebelumnya terkendala ruang, waktu, dan aneka perbedaan kultural hingga rasial.
Bahkan Facebook telah mendorong melesatnya inovasi-inovasi media baru secara konvergensif, memudahkan umat manusia menikmati aliran informasi multidimensi dengan mudah, cepat dan efisien.
Fasebook telah menyambung tali silaturahim yang terputus karena kendala sarana informasi serta ruang dan waktu. Facebook bisa menjembatani kendala-kendala komunikasi secara psikologis dan bisa memecahkan problem-problem kemanusiaan.
Dari konteks ini, kita patut mengakui, Mark Zuckerberg menjadi agen kemanusiaan di era gelombang ketiga. Mark menjadi pengemban anugrah memulai peradaban baru bagi menusia memanfaatkan karunia Tuhan bernama dunia maya.
Beberapa waktu terakhir, Facebook justru menjadi ''kambing hitam'' bagi sebagian masyarakat Indonesia. Seorang remaja putri dijahili temannya yang dikenal lewat internet, masyarakat ramai-ramai menyalahkan Facebook.
Ada anak muda minggat dengan pacarya, masyarakat menyalahkan Facebook. Ada yang menipu lewat internet, Facebook yang disalahkan. Ada foto-foto affair antara seorang bupati dengan wakilnya di account Facebook, lagi-lagi jejaring sosial ini dikambinghitamkan.
Media massa secara sadar atau tidak sadar, justru ikut mendorong masyarakat mengambinghitamkan Facebook. Padahal, betapa besar sumbangsih jejaring ini dalam interaksi memperoleh informasi. Ada mubalig dalam khotbah mengharamkan habis-habisan Facebook, padahal mungkin belum menggunakan atau bahkan melihat wujud Facebook pun belum pernah.
Marilah kita menyadari berada di era informasi. Di era ini, bisa jadi kualitas manusia, kualitas hidup, serta nilai-nilai, bisa diukur atau ditentukan sejauh mana menguasai informasi. Sebab dengan menguasai informasi, bisa menghindarkan manusia dari sekadar menjadi budak informasi dan ataum buta informasi.
Maka marilah kita memanusia yang wajar dan cerdas di era informasi. Mari kita tempatkan Facebook sebagai sebuah potensi informasi, komunikasi dalam transformasi pengetahuan. Facebook bukan subjek yang harus dikabinghitamkan dan ditakuti. Ia adalah objek dan sarana yang sangat tergantung pada manusia yang memanfaatkannya.
Dengan demikian, sebagai manusia yang beradab dan cerdas,
Mengapa mesti menggunakan Facebook untuk melakukan penipuan?
Mengapa mesti menggunakan Facebook untuk berbuat kejahatan?
Mengapa mesti sengaja menyembunyikan status di account sampai menimbulkan konflik rumah tangga?
Mengapa mesti memosting persoalan-persoalan pribadi yang tidak layak diketahui publik, bukankah Facebook adalah jejaring terbuka?
Mengapa mesti memfitnah sesama manusia dengan menggunakan Facebook?
Mengapa menoleransi Pocker permainan bawaan Facebook yang demikian menyandu, sampai lalai waktu bekerja dan beribadah?
Semuanya, bukan kesalahan Facebook, tetapi kualitas manusia yang memanfaatkan sarana informasi dan komunikasi jejaring sosial dunia maya. Adalah bodoh jika kita tidak memanfaatkan Facebook atau jejaring sosial lain untuk kemaslahatan hidup. Demikian juga sebuah kebodohan, jika kita kemudian menjadi budak jejaring sosial.
Dalam kegamangan manusia di era informasi, tantangan kita adalah memanusiakan manusia. Energi kita harus terkonsentrasi memandu sesama manusia, anak-anak kita agar cerdas mendayagunakan informasi. Jangan sampai energi kita habis hanya untuk mengutuk, melarang, mengharamkan, menyalahkan atau memaki.
Persoalanya tergantung pada manusia. Jangankan Facebook, kitab suci pun bisa dimanfaatkan untuk kejahatan, bila manusia telah kehilangan jiwa kemanusiaannya.
Sumber : Tribuntimur.com
betul saya setuju,....
BalasHapusfacebook tidak salah,.. melainkan moral orang yang memakainya yang salah.. :)
Skylandhacker.co.cc
Skylandhacker.com
Saya fikir bang apapun .... bisa saja disalah gunakan.... tergantung iman yang menggunakan.
BalasHapussebenarnya bukan hanya facebook ya...cuma berita akhir2 ini memang kesana. internet banyak plus minusnya. kembali ke masing2 penggunanya.
BalasHapusSubhanallah, ulasan yg sangat elegan sekali ttg FB.
BalasHapusbunda juga merasa ,tdk perlu mengkambing hitamkan FB, semuanya kembali pd masing2 pribadi.
dan, dgn tata cara akhlak yg baik, tentunya tdk akan terjadi hal2 buruk melalui jejaring sosial ini.
Menikmati kemajuan teknologi dgn bijak.
dan bunda juga yakin pencipta FB sendiri tdk pernah bercita2 agar ciptaannya digunakan utk hal2 jahat dan buruk tentunya.
salam.
bagaimana kalau setelah Facebook terus berita tentang Buzz?? apakah akan ramai seperti sekarang ini?
BalasHapussaya setuju , bukan facebooknya yg salah tapi kita hrs bijak menggunakanya (apapun jenis teknologinya ) apalagi facebook yg kian hari semakin runyam ajah,,
BalasHapusbener banget. kalau emang dasarntya udah penipu ya dengan fasilitas apa pun yg ada bisa nipu. kalau nipu lewat koran, masa koran yg disalahin? hiakakak ^^v
BalasHapussemua alat kalau dipakai untuk positive maka menjadi positive kalau dipakai sebaliknya maka akan buruk juga
BalasHapusSetuju pak ! facebook memang diciptakan untuk tujuan yang baik sedangkan bila disalahgunakan itu hanya ulah pemakainya...
BalasHapusSetelah mengenal blog saya sekarang malah jarang facebook-an...
BalasHapus...
BalasHapusyang ketipu itu biasanya pemakai internet newbie..
kalo yang udah pengalaman di dunia maya biasanya malah jadi penipunya ..
hi..hi..
:)
..
Salam Takzim
BalasHapusAda ZNE mampir ga ya, mohon konfirmasinya bang agar bisa diclamp
Salam Takzim Batavusqu
Semua tergantung pada pengakses facebook, mau berbuat negatif maupun positif dipengaruhi oleh sifat mereka! Tanpa facebook pun juga terjadi! Kalau dari sisi positifnya facebook, dapat dipakai sebagai sarana silaturahmi, pencerahan, memotivasi dan memberi info yang positif! Tinggal pilih apa yang kita suka, positif atau negatif, dan pertanggungjawabkan ke Allah!
BalasHapusArtikel yang mantap sobat! Selamat beraktifitas!
BalasHapusArtikel yang mantap sobat! Selamat beraktifitas!
BalasHapussetujuuuu...
BalasHapuskasihan banget si facebook disalah-salahin..
semua tergantung sama individu masing-masing kan gimana menyikapinya...
FB memang harus diakui sebagai fenomena yang sungguh luar biasa, meski demikian tentu ada hal positif dan negatif yang mengikutinya, semuanya berpulang kepada setiap individu penggunanya. Semoga saja FB dapat digunakan untuk hal2 positif.
BalasHapussejauh saya pernah menggunakan facebook, Alhamdulillah saya lebih banyak menemukan hal positif ketimbang negatifnya. Kalaupun akhirnya saya memilih meninggalkan facebook, itu karena pertimbangan pribadi saya untuk lebih fokus dan juga untuk lebih menyeimbangkan antara komunikasi/silaturahmi di dunia nyata dan maya.
BalasHapusMenurut saya, facebook 'sama' dengan fasilitas lainnya, baik buruknya tergantung kita yang menggunakannya,
Banyak hal positif dari FB diantaranya sebagai jalinan persahabatan, namun sungguh sayang bahwa sebagaian besar penggunaan FB adalah sebatas celotehan/penggalan kata2 spontan ...
BalasHapusSetuju, bagaimana manusianya saja yang menggunakannya. Toh itu cuma sebuah tools..
BalasHapusseperti halnya orang memegang pisau, pisau itu bisa di buat masak n juga berbuat hal negatif, semua tergantung orangnya n nggak ada yang di persalahkan
BalasHapusSetuju, bagaimana manusianya saja yang menggunakannya. Toh itu cuma sebuah tools..
BalasHapusSetuju bang, segala sesuatu memang tergantung pada pemakainya. Alat hanya dapat berfungsi sebagaimana dia digunakan.
BalasHapusBTW, alamatku ganti sekarang Bang --> http://renijudhanto.blogspot.com
yups setuju mas.. meskipun saya tidak hoby di FB, namun intinya semua kembali ke manusianya bukan perangkat ataupun fasilitasnya.. ibarat pisau untuk membunuh, kan bukan pisaunya yang yang salah.. he he
BalasHapuskarikaturnya saya suka.. eheheheh
BalasHapusbaru mau buat postingan sama.. :)
BalasHapusHo oh.. FB aja kok, just for fun buat saya.
Aku jadi ingat pernah melihat berita beberapa saat yg lalu, seorang tukang becak di Yogyakarta telah memanfaatkan FB dg "benar" : dia mencari pelanggan becak (khususnya wisatawan asing). Sehingga mereka kalau ke Yogya akan mencari tukang becak itu dan menjadikannya guide sekaligus mengantarkan mereka keliling Yogya.
BalasHapusBahkan ada wisatawan dari Inggris yg membangunkan rumah utk tukang becak itu... jadi dalam kasus ini gara-2 FB tukang becak itu kini punya rumah sendiri lho..!
bener banget tuh gan, kan masih banyak manfaatnya ketimbang negatifnya,tergantung dari mana kta memanfaatkannya...
BalasHapusbuat nambah2 uang saku jga bisa, buat promosi usaha pribadi bisa, buat nyari relasi jg tambah mantab, satu hal nih yang nggak boleh banget >>"buat nipu orang jg bisa" nah sekarang terganting dr korban yang akan menjadi target, si korban harus lebih jeli dengan siapa dia berkomunikasi, terutama untuk bidang bisnis, harus lebih banyak tanya sana tanya sini.....
duh ah kok jadi panjang yah..... intinya jangan selalu memandang sesuatu dari 1 sisi, semua teknologi pasti ada negatif sama positifnya......
ngopi dulu....... :)
iya mas sudah biasa,klo udah nemu jeleknya yg baik2nya pasti terlupakan, padahalkan itu semua tergantung penggunanya masing2.....
BalasHapusbetul. fb gak salah. yg salah adalah moral manusianya. tapi kasihan si fb selalu jadi kambing hitam. itulah manusia sellalu mencari sesuatu utk disalah2kan.
BalasHapusbener banget Om, semua karena manusianya, bukan facebooknya, aku jarang make FB, jarang ngga nmgunjungin maksudnya ;))
BalasHapusaduh, apa lagi poker, aku wes ngga nggeh banget ama mainan satu ini, beneran, aku anti poker, ngga ngerti soalnya :D, tapi yang jelas, aku ngga akan di culik ama pesbuker lain :D
BalasHapusSegala sesuatu memiliki dua sisi yang berbeda. Termasuk facebook. Tergantung niat penggunanya. Artikel mantap, bang Iwan.
BalasHapusbagi saYa FaCebook itu sngat bRmanfaat jiKa kita mnggunaKan'y dgn cara positif...
BalasHapuskenapa harus memakai facebook untuk yang dijadikan kambing hitam??
BalasHapusfacebook sangat familiar dengan masyarakat yang awam dengan internet sekalipun. fasilitas untuk bisa facebook sudah dapat diperoleh oleh HP dengan harga yang terjangkau, bahkan pelayanan GSM maupun CDMA atau yang lain menawarkan harga yang murah untuk bisa main yang seperti ini.
jadi ya begitulah kalau facebook jadi banyak yang gemar dan menyukainya
lanjut lagi bang
BalasHapuskembali kepada individu masing-masing
mau diapakan teknologi tersebut, mau dibawa kearah yang positif atau kearah negatif
semua tersesrah yang memakainya
salam dari pamekasan madura
btw baru lihat gambarnya ternyata kambingnya hitam banget ya
BalasHapussetuju mas...kelalaian manusia lah penyebab utamanya
BalasHapuskalau Fb d gunakan seperti itu g FB g salah hanya aja para pengguna yg menyalah gunakan fasilatas yg di berikan ama FB
BalasHapusJadilah Top Komentar dan Dapatkan Pulsa Gratis 50 ribu Setiap Bulannya
biasa lah... orang kan memang suka cari tumbal...
BalasHapusulasan yang menarik..jangan sampai kita terperdaya, terprovokasi dengan hal2 semacam itu..apa lagi mengkambing hitamkan..ga deh..
BalasHapuskembali pada diri masing2, berbuat baik pastilah kebaikan yang akan didapat..
nah itu lah, semua tergantung kepada manusianya
BalasHapusbarang buruk bisa jadi baik karena manusia
sebaliknya
barang baik bisa hancur babak belur juga karena manusia
maaf baru berkunjung balik neh bang
ulasan yang lengkap bgt boss..
BalasHapusbtol bgt
memakai FB trgntung niat manusianya itu sndiri
klo niatnya jelek bukn cuma si korban tp k dy nya sndiri juga pasti jelek..wlwpun gksaat ini suatu saat bgi org2 yg brwatak jelek pasti akn dpt balasannya btw ulasannya hampir sama ma postingan trbaruku bos!! silahkan dikoreksi di home q
Soal plugin top komentator emang gus ga aktifin gus aktifin ketika akhir bulan
BalasHapuskarena pada dashboarr gus bisa mantau
sendiri
benar sekali era email udah twitter sekandal luna maya udah sekarang facebook
besok skandal apa lagi ya
bang iwan sundulanta dule buat astagaku, maumi selesai bela kontesnya,nah nah,hihih
BalasHapusMasalahnya mas, banyak orang yg tak siap dengan ledakan budaya internet ini. Generasi muda sekarang memiliki gap yg sangat besar dgn generasi sebelumnya krn larinya teknologi jg gila-gilaan cepatnya. Bayangin aja, meski kita setiap hari kerjaannya mantengin internet terus, dijamin kita akan selalu menemukan hal2 baru yg sebelumnya kita belum tahu.
BalasHapusSepertinya, tak bisa tidak, kita tetap harus mengikuti perkembangan jaman itu. Jangan skeptis, apalagi langsung men-judge. Karena toh takkan ada yg bisa mengerem lajunya perubahan di dunia ini. Lebih baik justru mengarahkan generasi muda utk memanfaatkan teknologi itu untuk menyebarkan kebaikan dan mendapatkan wawasan.
aku sendiri mengakui bahwa lewat facebook aku telah kembali dapat merajut pertemanan dg teman2 lama yg sempat 'hilang'... meskipun aku sendiri jarang ber-facebook-ria hehehe.
BalasHapusAlhamdulillah Shasa udah membaik... cerita lengkapnya di The Others tuh Bang..
menurut saya semua tergantung bagaimana kita menyikapi facebook.
BalasHapuskalau memang rakyat INDONESIA di rasa masih belum dewasa dan bisa memanfaatkannya..ditutup juga tidak apa2
memang yang salah adalah penggunanya..
BalasHapussemoga lebih dewasa dalam menyikapinya
Benar sobat, segala sesuatu harus dikembalikan pada kita sendiri. FB ini mirip pisau, bisa dipake memasak dan membunuh sekaligus. Jd, ya... mau kita jadikan apa FB itu tergantung kita sendiri.
BalasHapusGud pos sob...
salam sahabt
BalasHapusehm ternyata pengaruh yang begitu dahsyat juga berpengaruh [ada keadaan yang tidak baik bila tidak bisa menempatkannya..oh ya mas tentang google buzz icon dah saya posting loh silahkan di coba
saya dulu sih awut2an make facebook.. apa aja saya posting.. nah.. dulu orang2 belum begitu kenal facebook sehingga masih sedikit ada bapak, emak, kakek, tante, nenek, om, adik, kakak, sepupu, saudara lain, rekan kerja, bos, bawahan dan lain2.
BalasHapusDi situlah letak kebebasan bercengkerama dengan teman2 sebaya / sekelas / teman kecil yang sudah mengenal kita.. ntar de saya buat artikelnya ehehheeh..
maaf udah lama ga mampir pak iwan.. pusing nih............................
Lagi-lagi, kembali kepada sifat manusia bang. Sejauh mana, bisa mengatur tekhnologi, bukan diatur tekhnologi
BalasHapusFB atau fasilitas yang ada hanyalah alat
BalasHapustergantung siapa yang mempergunakannya.
saya secara pribadi merasakan banyak manfaat yag didapt dari FB
kita memang harus bijak menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan..
BalasHapusTulisan mantap bang. Ya, Facebook, apapun bisa negatif atau posiitif tergantung penggunaan. Berita di media maassa memang sering tidak seimbang. Bahkan ada salah satu stasiun tv, tak boleh sebut nama ya, dalam seminggu-dua minggu ini gencar sekali mmeberitakan hal negatif dari FB, mulai dari 4 anak sekolah yang dikeluarkan dari sekolahnya s/d prostitusi lewat akun FB. Padahal, hal positif dari jejaring ini juga banyak. Seperti yang sudah diungkap bang Iwan di atas. Jadi, mari gunakan FB untuk hal positif.
BalasHapusSepakat...
BalasHapusMemang karena kualitas manusianya...
Seharusnya FB bisa jadi sarana yang bagus jika digunakan dengan naik dan benar..
Setuju sekali Bang, kembali kpd manusianya
BalasHapusHe..he..he....
BalasHapusYang Salah sebenarnya diri kita. Coba deh ngaca, pasti item wajahnya.
( kasian kambing diitemin terus ).
Kita sering menyalahgunakan sesuatu untuk yang tidak pada pemanfaatan sebenarnya.
Jalan alus buat ngebut, ada pagar buat loncat dan itu hal yang kita anggap umum.
Nah kali ini Facebook,
Bukan salah Facebook kalau Kinerja karyawan turun,
Bukan salah Facebook kalau ada beberapa anak gadis diculik,
Ada istri/suami selingkuh.
Sebelum ada facebook semua itu juga telah terjadi.
wakwkakw bener banget smua kesalahan n kejahatan dikaitkan dengan facebook
BalasHapusberkunjung dan ditunggu kunjungan baliknya makasihhh :D
Mengapa mesti sengaja menyembunyikan status di account sampai menimbulkan konflik rumah tangga?
BalasHapusMengapa menoleransi Pocker permainan bawaan Facebook yang demikian menyandu, sampai lalai waktu bekerja dan beribadah?
wkwkwkwkwkwk.....wah, saya termasuk diantara yg 2 di atas ini mas....hahahaha....
Tapi bagi sy Pribadi mas, Fb hanya sebagi hiburan buat sy (POKER), sebelum sy mengenal poker...sy tidak pernah masuk ke Fb (hanya daftar...trus tinggalin begitu saja),kerja'an sy sepulang Kerja...ya main GAME aja di rumah (tp beribadah sy msh INGAT ko').
Artikel ini bagus mas...sangat-sangat bagus...
Tapi sekarang sy udah gak bisa main pOKER lg mas...akun Fb sy lagi DISABLE...hahahaha...
BalasHapusdaku sudah lama sekali nggak buka FB kanda, semua yang baik bisa jadi rusak kalau disalahgunakan
BalasHapusmari pergunakan dunia maya dengan bertanggung jawab
BalasHapussemua berpulang kepada Usernya
BalasHapusSelamat malam, lama tidak berkunjung.
BalasHapusSaya termasuk orang yang merasa mendapat banyak manfaat dari facebook. Sebatas untuk penelitian saja.
Setuju, bukan facebook yang salah semuanya kembali kepada mental pemakainya.