Bila hati kian suci, tak ada yang tersakiti
Pribadi menawan hati, ciri mukmin sejati
Tapi bila hati busuk, pikiran jahat merasuk
Akhlak kian terpuruk, jadi makhluk terkutuk
Bila hati kian lapang, hidup sempit terasa senang
Walau kesulitan datang, dihadapi dengan tenang
Tapi bila hati sempit, segalanya jadi rumit
Terasa terus menghimpit, lahir batin terasa sakit
Orang yang hatinya tertata dengan baik tak pernah merasa resah gelisah, tak pernah bermuram durja, tak pernah gundah gulana. Kemana pun pergi dan dimana pun berada, ia senantiasa mampu mengendalikan hatinya. Dirinya senantiasa berada dalam kondisi damai dan mendamaikan, tenang dan menenangkan, tenteram dan menenteramkan.
Hatinya bagai embun yang menggelayut di dedaunan di pagi hari, jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Hatinya tertambat bukan kepada barang-barang yang fana, melainkan selalu ingat dan merindukan Zat yang Maha Memberi Ketenteraman, Allah Azza wa Jalla.
Tentunya akan terjadi sebaliknya bagi orang berhati semrawut dan kusut masai. Ia bagaikan kamar mandi yang kumuh dan tidak terpelihara. Lantainya penuh dengan kotoran. Lubang WC-nya masih belepotan sisa kotoran. Dindingnya kotor dan kusam. Gayungnya bocor, kotor, dan berlendir. Pintunya tak berselot. Krannya susah diputar dan air pun sulit untuk mengalir.
Tak ada gantungan. Baunya membuat setiap orang yang menghampirinya menutup hidung. Sudah pasti setiap orang enggan memasukinya. Kalaupun ada yang sudi memasukinya, pastilah karena tak ada pilihan lain dan dalam keadaan yang sangat terdesak. Itu pun seraya menutup hidung dan menghindarkan pandangan sebisa-bisanya.
Begitu pun keadaannya dengan orang yang berhati kusam. Ia senantiasa tampak resah dan gelisah. Hatinya dikotori dengan buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain berbahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan.
Sungguh, orang yang berhati busuk seperti itu akan mendapatkan kerugian yang berlipat-lipat. Tidak saja hatinya yang selalu gelisah, namun juga orang lain yang melihatnya pun akan merasa jijik dan tidak akan menaruh hormat sedikit pun jua. Ia akan dicibir dan dilecehkan orang. Ia tidak akan disukai, sehingga sangat mungkin akan tersisih dari pergaulan. Terlepas siapa orangnya.
Adakah ia orang berilmu, berharta banyak, pejabat atau siapapun; kalau berhati busuk, niscaya akan mendapat celaan dari masyarakat yang mengenalnya. Derajatnya pun mungkin akan sama atau, bahkan, lebih hina dari pada apa yang dikeluarkan dari perutnya.
Bagi orang yang demikian, selain derajat kemuliannya, akan jatuh di hadapan manusia, juga di hadapan Allah. Ini dikarenakan hari-harinya selalu diwarnai dengan aneka perbuatan yang mengundang dosa.
Allah tidak akan pernah berlaku aniaya terhadap makhluk-makhluknya. Sesungguhnyalah apa yang didapatkan seseorang itu, tidak bisa tidak, merupakan buah dari apa yang diusahakannya.
Orang yang hatinya tertata rapih adalah orang yang telah berhasil merintis jalan ke arah kebaikan. Ia tidak akan tergoyahkan dengan aneka rayuan dunia yang tampak menggiurkan. Ia akan melangkah pada jalan yang lurus. Dititinya tahapan kebaikan itu hingga mencapai titik puncak.
Sementara itu ia akan berusaha sekuat-kuatnya untuk berusaha sekuat-kuatnya untuk memelihara dirinya dari sikap riya, ujub, dan perilaku rendah lainnya. Oleh karenanya, surga sebaik-baiknya tempat kembali, tentulah telah disediakan bagi kepulangannya ke yaumil akhir kelak. Bahkan ketika hidup di dunia yang singkat ini pun ia akan menikmati buah dari segala amal baiknya.
Dengan demikian, sungguh betapa beruntungnya orang yang senantiasa bersungguh-sungguh menata hatinya karena berarti ia telah menabung aneka kebaikan yang akan segera dipetik hasilnya dunia akhirat.
Sebaliknya alangkah malangnya orang yang selama hidupnya lalai dan membiarkan hatinya kusut masai dan kotor. Karena, jangankan akhirat kelak, bahkan ketika hidup di dunia pun nyaris tidak akan pernah merasakan nikmatnya hidup tenteram, nyaman, dan lapang.
Mari sahabat, kita senantiasa melatih diri untuk menyingkirkan segala penyebab yang potensial bisa menimbulkan ketidaknyamanan di dalam hati ini. Karena, dengan hati yang nyaman, indah, dan lapang, niscaya akan membuat hidup ini terasa damai.
Beragamnya masalah yang berseliweran,.... semoga saja tidak akan pernah membuat kita terjebak dalam kesulitan hidup karena kita selalu mampu menemukan jalan keluar terbaik, dengan izin Allah. Insya Allah!
Pribadi menawan hati, ciri mukmin sejati
Tapi bila hati busuk, pikiran jahat merasuk
Akhlak kian terpuruk, jadi makhluk terkutuk
Bila hati kian lapang, hidup sempit terasa senang
Walau kesulitan datang, dihadapi dengan tenang
Tapi bila hati sempit, segalanya jadi rumit
Terasa terus menghimpit, lahir batin terasa sakit
Orang yang hatinya tertata dengan baik tak pernah merasa resah gelisah, tak pernah bermuram durja, tak pernah gundah gulana. Kemana pun pergi dan dimana pun berada, ia senantiasa mampu mengendalikan hatinya. Dirinya senantiasa berada dalam kondisi damai dan mendamaikan, tenang dan menenangkan, tenteram dan menenteramkan.
Hatinya bagai embun yang menggelayut di dedaunan di pagi hari, jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Hatinya tertambat bukan kepada barang-barang yang fana, melainkan selalu ingat dan merindukan Zat yang Maha Memberi Ketenteraman, Allah Azza wa Jalla.
Tentunya akan terjadi sebaliknya bagi orang berhati semrawut dan kusut masai. Ia bagaikan kamar mandi yang kumuh dan tidak terpelihara. Lantainya penuh dengan kotoran. Lubang WC-nya masih belepotan sisa kotoran. Dindingnya kotor dan kusam. Gayungnya bocor, kotor, dan berlendir. Pintunya tak berselot. Krannya susah diputar dan air pun sulit untuk mengalir.
Tak ada gantungan. Baunya membuat setiap orang yang menghampirinya menutup hidung. Sudah pasti setiap orang enggan memasukinya. Kalaupun ada yang sudi memasukinya, pastilah karena tak ada pilihan lain dan dalam keadaan yang sangat terdesak. Itu pun seraya menutup hidung dan menghindarkan pandangan sebisa-bisanya.
Begitu pun keadaannya dengan orang yang berhati kusam. Ia senantiasa tampak resah dan gelisah. Hatinya dikotori dengan buruk sangka, dendam kesumat, licik, tak mau kompromi, mudah tersinggung, tidak senang melihat orang lain berbahagia, kikir, dan lain-lain penyakit hati yang terus menerus menumpuk, hingga sulit untuk dihilangkan.
Sungguh, orang yang berhati busuk seperti itu akan mendapatkan kerugian yang berlipat-lipat. Tidak saja hatinya yang selalu gelisah, namun juga orang lain yang melihatnya pun akan merasa jijik dan tidak akan menaruh hormat sedikit pun jua. Ia akan dicibir dan dilecehkan orang. Ia tidak akan disukai, sehingga sangat mungkin akan tersisih dari pergaulan. Terlepas siapa orangnya.
Adakah ia orang berilmu, berharta banyak, pejabat atau siapapun; kalau berhati busuk, niscaya akan mendapat celaan dari masyarakat yang mengenalnya. Derajatnya pun mungkin akan sama atau, bahkan, lebih hina dari pada apa yang dikeluarkan dari perutnya.
Bagi orang yang demikian, selain derajat kemuliannya, akan jatuh di hadapan manusia, juga di hadapan Allah. Ini dikarenakan hari-harinya selalu diwarnai dengan aneka perbuatan yang mengundang dosa.
Allah tidak akan pernah berlaku aniaya terhadap makhluk-makhluknya. Sesungguhnyalah apa yang didapatkan seseorang itu, tidak bisa tidak, merupakan buah dari apa yang diusahakannya.
Orang yang hatinya tertata rapih adalah orang yang telah berhasil merintis jalan ke arah kebaikan. Ia tidak akan tergoyahkan dengan aneka rayuan dunia yang tampak menggiurkan. Ia akan melangkah pada jalan yang lurus. Dititinya tahapan kebaikan itu hingga mencapai titik puncak.
Sementara itu ia akan berusaha sekuat-kuatnya untuk berusaha sekuat-kuatnya untuk memelihara dirinya dari sikap riya, ujub, dan perilaku rendah lainnya. Oleh karenanya, surga sebaik-baiknya tempat kembali, tentulah telah disediakan bagi kepulangannya ke yaumil akhir kelak. Bahkan ketika hidup di dunia yang singkat ini pun ia akan menikmati buah dari segala amal baiknya.
Dengan demikian, sungguh betapa beruntungnya orang yang senantiasa bersungguh-sungguh menata hatinya karena berarti ia telah menabung aneka kebaikan yang akan segera dipetik hasilnya dunia akhirat.
Sebaliknya alangkah malangnya orang yang selama hidupnya lalai dan membiarkan hatinya kusut masai dan kotor. Karena, jangankan akhirat kelak, bahkan ketika hidup di dunia pun nyaris tidak akan pernah merasakan nikmatnya hidup tenteram, nyaman, dan lapang.
Mari sahabat, kita senantiasa melatih diri untuk menyingkirkan segala penyebab yang potensial bisa menimbulkan ketidaknyamanan di dalam hati ini. Karena, dengan hati yang nyaman, indah, dan lapang, niscaya akan membuat hidup ini terasa damai.
Beragamnya masalah yang berseliweran,.... semoga saja tidak akan pernah membuat kita terjebak dalam kesulitan hidup karena kita selalu mampu menemukan jalan keluar terbaik, dengan izin Allah. Insya Allah!
ijin mengamankan yang pertama dulu
BalasHapusmembuka hari dengan menikmati pencerahan yang begitu menata hati, biarkanlah tuhan selalu menuntun langkah kita dalam kehidupan sehari-hari
BalasHapushati memang harus di atat sedemikian rupa, karena bila hati kita telah tertata hidup kita kan tenang dan damai^^
BalasHapussalam blogger :D
(maaf) izin mengamankan KEEMPAT dulu. Boleh kan?!
BalasHapusHati-hati dengan hati
....Dirinya senantiasa berada dalam kondisi damai dan mendamaikan, tenang dan menenangkan, tenteram dan menenteramkan......
BalasHapusBetapa inginnya aku selalu dalam keadaan spt itu Bang. Semoga... Amin
Datang pagi-2 utk membaca lagi tausiyah yang menentramkan hati. Terimakasih sudah mengingatkan Bang.
BalasHapuswah ada sambungannya ternyata,..
BalasHapustukeran linknya gmn pakde ?? linknya sudah kupasang..
assalamualaikum wr wb.. :)
BalasHapusPagi yang indah dengan pencerahan masalah hati yang mengalir dengan indah! Ajakan manis membersihkan hati!
BalasHapusAlangkah indahnya bila semua hati bercahaya, mulailah dengan senyum kehangatan dalam silaturahmi! senyuman membuat hati dan wajah kita bercahaya dan menimbulkan aura kedamaian!
BalasHapusmembaca tulisan bang Iwan bagi saya termasuk tuk mengingatkan agar lebih berhati2 dalam berbicara dan bersikap, terima-kasih bang atas artikelnya. Salam
BalasHapussemoga saja hati kita selalu tertata sehingga dapat memberi warna kehidupan dengan baik. Salam
BalasHapusTukaran link yuk sob dgn blog ku PR 3 ? pasang link ku seperti ini yah :
BalasHapusnowGoogle.com adalah Multiple Search Engine Popular
link anda gimana ?
kunjungan pertama kalinya...salam silaturahmi...
BalasHapusmelapangkan hati dengan bersyukur kalau gituh :)
BalasHapusbener bang
BalasHapushati yang lapang
akan membuat hidup terasa senang
jauh dari permasalahan yang menghadang
walah si abang pake nyanyi lagi?
BalasHapushehehehe
aku yang tabuh rebana aja ya
amiin. amiinn.. amiiinn.. sejuk dibaca sejuk di hati.. makasih pencerahannya..
BalasHapussemoga sehat selalu mas iwan :)
Salam Takzim
BalasHapusTanggal 3&4 April saya akan ke Makassar bang menghadiri undangan KOSTUM
ini Undangannya bang, barangkali kita bisa kopdar
http://kostumakassar.wordpress.com/2010/02/28/undangan-hut-ke-5-kostum-makassar/
Salam Takzim Batavusqu
salam sejahtera
BalasHapusmarilah kita menata hati dan menjaganya agar terhindar dari kelamnya buruk sangka dan gelisah
Kalimat yang digunakan bagai syair yang elok.
BalasHapuskeren.
semoga kita masih bisa mengatur masalah, bukan kita yang diatur. amin
memang, sulit sekali menjaga dari penyakit hati ya bang..
BalasHapusmakasih sekali sdh diingatkan kembali.. :)
setiap masalah yang datang, pasti ada solusinya asalkan kita menghadapinya dengan hati yang iklas.
BalasHapusAlhamdulilah, tausiyah yang mantap. Semoga setiap yang mmebaca tulisan ini memperoleh ketenangan dan kebarokahan.
BalasHapus-_-_-_-_-_-_-Cosmorary-_-_-_-_-_-_-
BalasHapusAssalamualaikum,
*******Salam ‘Blog’!!*******
“””Semakin bersih hati seseorang maka semakin dekat dia dengan Sang Rabb. Dan jangan lupa juga kang, seperti saya komen kemarin,,bukan cuma hati yang bersihhhh,,jiwa juga kudu bersih,,,coz hati dan jiwa punya 2 ruang yang berbeda jauh”“”
-_-_-_-_-_-_-Cosmorary-_-_-_-_-_-_-
menata & menjaga hati agar tetap bersih dari sifat2 tercelaharus tetap diuayakan. Terima kasih pencerahannya Bang. SUkses
BalasHapusterima kasih pencerahannya om... huhu
BalasHapusterimakasih, hati harus selalu dijaga biar tetap bersih
BalasHapusmenjaga kesucian hati juga yah sob? hehehehehe...
BalasHapusTerimakasih banyak bang Iwan atas pencerahannya yang sangat menyentuh dan sangat dalam untuk diresapi.
BalasHapusnice...moga kita dapat mengambil hikmahnya :)
BalasHapusjagalah hati jangan kau nodai hihihihi...
BalasHapusBaca-baca aja nih, ngak bisa komen :)
BalasHapusjadi bahan perenungan pribadi, makasih banyak yach...
BalasHapusbuat jadi bahan perenungan pribadi. makasih sob
BalasHapusPencerahan yang luar biasa. Terimakasih banyak bang.
BalasHapusbagus sekali pencerahan artikelnya terima kasih
BalasHapussemoga saja Rizky tidak menjadi seperti itu.
BalasHapusmenjaga hati dalamenjalani hidupo
BalasHapus