Apa itu Redenominasi??.. Wacana ini sekarang mengemuka, karena saya tidak begitu paham, langsung aja saya browsing.
Ternyata Redenominasi yaitu pengurangan nilai pecahan tanpa mengurangi nilai dari uang tersebut.. dengan perbandingan Rp. 10.000 Jadi Rp. 10 atau Rp. 1.000 jadi Rp. 1 ya kalo uang kita 10 juta berarti jadi 10 rebu rupiah ….... What!!! Bisa Kere mendadak dong!!! Tentu saja tidak......
Kalo dulu pas jaman-jaman Orde lama pernah juga terjadi sanering atau pemotongan nilai mata uang yang bikin rakyat melarat jadi makin melarat.. Apakah Redenominasi sama dengan Saneering? Apakah kita akan mendadak melarat kayak jaman mbah-mbah kita dulu??..
Perbedaan antara saneering dan redenominasi sebenarnya adalah mengenai perbandingannya dengan harga barang.. Sekarang anggap saja harga BlackBerry Torch sekitar 5 juta rupiah dan kebetulan punya uang sebesar itu. Kalau Redenominasi dilakukan maka uang saya berubah mendadak jadi cuma jadi 5 ribu , tapi harga BB juga berubah jadi 5 ribu pula, jadi ndak ada masalah khan? Tetap bisa beli BlackBerry Torch.. Sedangkan saneering… uang 5 Juta berubak jadi 5 ribu tapi harga BlackBerry Torch tetap 5 juta rupiah.. Nah, saya bakalan nggak mungkin dapat BB .
Banyak kalangan neganggap bahwa Pelaksanaan redenominasi ini sangat rawan akan terjadinya hyperinflasi seperti yang terjadi di Zimbabwe.
"Ini akan terjadi jika waktu penyesuaian harga barang, para pengusaha tidak disiplin. Misalnya harga barang Rp1.000 per unit pada pecahan lama harusnya dengan pecahan baru menjadi Rp1 per unit, tapi pengusaha ini tidak disiplin dengan menetapkan harga Rp100 per unit pada pecahan baru. Ini yang bikin hyperinflasi," katanya.
Tapi banyak juga yang menilai bahwa Wacana Redenominasi yang dilontarkan Gubernur Bank Indonesia (BI) terpilih Darmin Nasution adalah hal yang positif, namun tentunya kebijakan tersebut perlu diatur secara matang.
"Kebijakan tersebut perlu periode peralihan yang panjang karena dikhawatirkan dapat mengganggu pergerakan rupiah di masyarakat. Apalagi tidak semua masyarakat terdidik," ujar pengamat valas Farial Anwar, saat berbincang dengan okezone di
Namun, terlepas dari pro dan kontra yang ada di masyarakat, dirinya merupakan pihak yang pro dengan kebijakan tersebut.
"Karena saat ini rupiah sudah seperti mata uang 'sampah' karena pecahannya sudah terlalu besar jika dibandingkan dengan mata uang lainnya. seharusnya kita prihatin dan malu. Apalagi jika kita hitung dengan kalkulator saja sudah tidak cukup," jelasnya.
Dengan kebijakan redenominasi, lanjutnya, maka diharapkan pergerakan rupiah menjadi lebih stabil. selain itu kenaikan dan penurunan rupiah juga tidak terlalu besar.
"Dengan redenominasi, maka rupiah akan kembali kepada kebijakan yang normal, tidak terlalu volatile seperti sekarang. Selain itu mengurangi biaya pengeluaran pemerintah dalam mencetak uang," pungkasnya.
Bank sentral merasa perlu melakukan redenominasi karena uang pecahan terbesar
Di posisi pertama adalah
aku setuju banget kalau matawang Rupiah di redenominasi yang perlu ditukar hanya pemikiran seperti di Singapore, Malaysia dan Brunei.
BalasHapusterus terang banyak yang takut memikirkan hal ini bang
BalasHapusaku penasaran neh dari pesbuk.. apa sih maksudnya hehehe..
BalasHapusternyata gitu toh..
wah ngirit ya gag perlu susah ngitungnya kalo kek gitu...
aku setuju deh.....
setuju dengan redenominasi, namun sebelum penerapannya perlu sosialisasi kepada seluruh masyarakat Indonesia. Kalo masyarakat udah ngeh yang dimaksud dengan redenominasi, pasti masyarakat siap menerimanya...
BalasHapussaya juga setuju
BalasHapusKurasa semua hanya tinggal adaptasi saja, karena harusnya nilainya gak dipotong. Semoga pemerintah bisa menangani transisi ini dengan mulus.
BalasHapussemoga tidak menimbulkan masalah baru deh... *membayangkan harga leptop bisa jadi 6-7ribu rupiah :))
BalasHapusYa mas .. saya sangat setuju dengan redenominasi ini .. semoga bisa berhasil y mas .. ^^
BalasHapusBoleh juga sih idenya, semoga saja penerapan dan sosialisasinya bisa berjalan dengan baik. Salam saya..
BalasHapusmenurut saya sih memang praktis seperti itu, tapi (mengutip perkataan Bu Mega) bagaimana dengan uang ratusan? misalnya 100 rupiah, apakah akan menjadi 0,1 rupiah? wah, kalau begini sih jadi bingung juga...
BalasHapussetuju sih..tapi pendapatanku bakalan jadi kelihatan sedikit..hiks
BalasHapuspedahal baru wacana ya
BalasHapustpi adbagus nya biar gugh banyak 00 nya kan lumayan bikn ribet?
BalasHapusDari 1000 jd 1 lumayan kan irit tempat
BalasHapuslam kenal bang
Pemerintah CQ Gubernur BI harus menjelaskan secara gamblang kepada masyarakat perihal redenominasi, dan apa keuntungannya baik bagi Pemerintah maupun Rakyat dan sejauh apa urgensinya, mengingat masih banyak masalah yang sangat mendasar belum terselesaikan, seperti korupsi, bank Century dll.
BalasHapusoh, gitu...
BalasHapusjadi ngerti saya. thanx infonya :)
aku setuju redenominasi
BalasHapushal yang pernah kusampaikan di seminar UGM
hal ini bertujuan untuk meratakan dengan kurs asing dan penguatan kurs rupiah, jangan mpe ancur dibantai kurs asing
Semua ada sisi positif dan negatifnya, mudah2an kebijakan ini membuahkan hasil yang positif untuk kemajuan negeri ya bang.. thanks dah nulis ini,, (saya jadi lebih ngerti) hehehhe....
BalasHapussaya sedikit menengar komentar dr bu mega tentang masalah ini, kasihan orang tua, ada lagi yg lebih, kalau misalnya uang 1000 jd 1, terus kl pecahan uang 100 rupiah, mau jd berapa ? 0,5
BalasHapussaya rasa cara ini kurang bijak kalau mengurangi nominalnya
Wah kalau orang yang kagak begitu paham, bisa jadi tambah membingungkan rakyat kayaknya.
BalasHapussemoga nggak jadi redenominasi rupiah
BalasHapus