Home » , , » Mencari Sosok Panutan

Mencari Sosok Panutan

Written By FATAMORGANA on Minggu, Oktober 17, 2010 | 10/17/2010


Umat manusia diciptakan hanya dua alternatif, tidak ada alternatif ketiga atau pada posisi antar keduanya, yaitu menjadi pemimpin atau yang dipimpin.

Dalam Islam disebut sebagai Jamiyyatul muslimin, berada di luar itu berarti di luar sistem. Syariat Islam mengatur bagaimana beribadah kepada Allah sesuai dengan keteladanan pemimpin dan pemimpin berkewajiban menjaga keselamatan umat dalam beribadah kepada Allah.

Kondisi dewasa ini seperti anak ayam kehilangan induk, hiruk-pikuk tak tahu arah. Mengapa demikian? Jawabannya sederhana tetapi sangat sulit sekali terwujud karena sekarang ini mencari seorang figur sosok pemimpin yang sekaligus teladan itu seperti mencari benda di bawah reruntuhan puing-puing bangunan yang hancur karena gempa.

Banyak orang yang mengaku dan menempatkan diri sebagai pemimpin, baik formal maupun nonformal karena ambisinya untuk menduduki jabatan itu maka harus ditempuh dengan cara-cara yang tidak wajar. Bagaimana mungkin mereka bertanggung jawab atas beban yang menjadi tanggung jawabnya.

Lalu seperti apa sosok pemimpin yang diharapkan? Allah berfiman:

“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin,” (QS.At-Taubah: 128).


Dalam peristiwa menghadapi perang Badar, Nabi dan umat Islam secara serempat bersama-sama bekerja bakti menggali parit, di situ tiada yang nampak mana pemimpin dan mana yang dipimpin, mana yang kelas menengah ke atas mana yang akar rumput. Pemimpin tidak memilih pekerjaan yang ringan-ringan. Bahkan ketika didapati sebuah batu yang tidak mampu dipecahkan oleh para sahabat pekerjaan itu diambil alih oleh Rasulullah.

Tidak hanya perasaan hatinya yang ikut hanyut terbawa penderitaan bawahannya dan berupaya cepat mengatasi penderitaan rakyat, maka menanamkan rasa kasih sayang terhadap sesama mukmin adalah penjelmaan keperibadian sosok pemimpin yang jujur sekaligus sebagai teladan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dari seorang pemimpin, walaupun tidak mungkin bisa menyejajari sifat utama para Nabi, tetapi ini wajib dimiliki pemimpin teladan. Pertama, sidik atau berkata dan berbuat benar. Kedua, amanah bisa dipercaya, artinya semua amanat yang untuk rakyat. Ketiga, tablig, segala kebenaran harus sampai di tengah-tengah rakyat atau transparan. Keempat, fathanah cepat dan tepat mengambil keputusan demi kepentingan rakyat.

Lalu bagaimana dengan cerita tentang penegakan hukum dan aparatnya di negeri ini ?. Masih sering tersiar kabar tentang aksi-aksi perusakan atau penyerangan terhadap pos-pos atau kantor polisi. Menurut para ahli sebagaian besar hal tersebut merupakan buah dari makin berkurangnya rasa kepercayaan masyarakat terhadap polisi sebagai aparat penegak hukum.

Rasa ketidakpercayaan tersebut terakumulasi, dan ujung-ujungnya masyarakat kita cenderung melampiaskan kekecewaannya dengan main hakim sendiri. Belum lagi permasalahan mafia hukum yang menambah citra buruk kepolisian negeri ini.

Bahkan salah seorang tataran pimpinan polri, justru didakwa kasus penyuapan saat sedang berkoar-koar mengungkap kasus mafia hukum. Lagi-lagi sepertinya kita butuh sosok teladan di sini. Jika kita membuka kembali lembaran-lembaran sejarah bangsa ini, tepatnya pada zaman orde baru, dalam dunia kepolisian, nama Hoegeng tentunya tak asing lagi.

Beliau sekiranya dapat menjadi sosok teladan bagi aparat hukum negeri ini. "Di Indonesia hanya ada dua polisi yang tidak bisa disuap, yaitu polisi tidur dan Hoegeng", begitulah kira-kira ungkapan Gus Dur untuk memberikan gambaran tentang Hoegeng.

Hidup bersahaja dan di dalam menegakkan hukum tak pandang bulu. Bahkan ia berani mengusut kasus penyelundupan mobil mewah di mana pelakunya disebut-sebut dekat dengan keluarga cendana.

Beliau merupakan sosok yang jujur serta konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum. Akan tetapi karena kejujuran serta kekonsistenannya tersebut beliau diberhentikan dari kapolri sebelum habis masa jabatannya. Patutlah ia menjadi sosok teladan bagi lembaga kepolisian negeri ini dan juga bagi masyarakat.


laptop gratis


Kita sudah ketahui bersama bahwa beberapa hari yang lalu, Komisi III DPR akhirnya secara aklamasi menyetujui Komjen Polisi Timur Pradopo sebagai Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia menggantikan Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri. Keputusan ini diambil usai uji kelayakan dan kepatutan yang berlangsung selama hampir 11 jam.

Beberapa fraksi memberikan catatan khusus sebelum Timur dilantik menjadi Kapolri. Anatara lain Kapolri harus bisa melakukan reformasi di dalam tubuh Kepolisian dan tidak boleh terjebak sebagai alat kekuasaan dalam pemilu. Timur harus mampu meminimalisasi korupsi yang masih menyelimuti Polri di empat zona rawan korupsi yakni pelayanan, perizinan, zona fiskal, dan zona manajemen personalia.

Semoga saja Komjen Pol Timur Pradopo dapat berbuat yang lebih baik sehingga menjadi sosok panutan yang sudah lama dirindukan. Amin…..

Share this article :

24 comments:

  1. Panutan tetap nabi Muhammad.
    O ya saya rasa hanya kaum muslimin yang lebih cocok jadi pemimpin.

    Salam.

    BalasHapus
  2. Teladan yang sebenar-benarnya teladan sesungguhnya adalah Rasulullah, SAW.

    BalasHapus
  3. (Maaf) izin mengamankan KEEMPAX dulu. Boleh, kan?!
    Semoga polisi yang gak bisa disuap bukan hanya dua tapi paling tidak bertambah satu. Semoga!

    BalasHapus
  4. saya kelimaksss dulu.. :)

    kalo masih ada polisi yang bilang : gak bawa stnk, gak gawa sim... 60 ribu... berarti harus diganti itu orang

    BalasHapus
  5. gw apatis dengan timur. kalo sesuatu dimulai dengan tidak baik, biasanya hasilnya juga tidak baik. kita liat aja hasilnya nanti.

    BalasHapus
  6. panutan yg paling baik hanya nabi Muhammad rosul Allah yg terakhir :)

    BalasHapus
  7. kalo ane pmimpin yg baik ad pmimpin yg mjdikan Rasulullah sbagai rujukan kpmimpinannya. Allah berfirman: "Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya."(An-Nisa': 65).

    BalasHapus
  8. Bang Iwan... Cek email yah.. :)

    BalasHapus
  9. semoga di negara ini segera mendaptkan pemimping yang amanah dan memberikan kemajuan dinegara Indonesia

    BalasHapus
  10. semoga Timur bisa memenuhi harapan kita karena banyak yang bilang setelah dari Mekkah dia berubah dan sangat religius

    BalasHapus
  11. Semoga Kapolri yang baru dapat menjalankan kewajibannya dalam menciptakan dan memelihara ketertiban dan keamanan di Indonesia.

    multibrand.blogspot.com

    BalasHapus
  12. mencari panutan memang sangat penting juga ya

    BalasHapus
  13. Mungkin Nama Hoegeng sudah banyak yang nggak kenal...
    Seorang Polisi yang seniman tulen...

    BalasHapus
  14. sulit juga untuk menjadi panutan :)

    BalasHapus
  15. Saat ini kita seolah kehilangan figur pemimpin....tetapi kita berharap, anak-anak kita menjadikan kita (para orangtuanya)sebagai figur teladan. semoga

    ------------

    Hadir menyapa sahabat.
    Setelah lama absen (tidak posting dan malas blogwalking),
    Saya coba kembali menjalin silaturahmi.
    Semoga berkenan
    Terima kasih
    Agus Siswanto (BaNi MusTajaB)

    BalasHapus
  16. Amin.
    Semoga beliau bisa membawa negeri ini kearah yang lebih baik, dari segi keamanan dan stabilitas negeri ini :)

    BalasHapus
  17. Teman minum kita adalah pena, kolam renang kita adalah tinta, sahabat kita adalah buka, rumah kita adlah istana, dan harta kekayaan kita adlah kekuatan dalam diri kita. Karena itu, tidak usah bersedih dengan sesuatu yang telah berlalu.

    Kebaikan yang terdapat dalam apa yang kita benci lebih banyak daripada yang terdapat dalam yang kita sukai, karena kita tidak mengetahui akibat yang akan terjadi. Betapa banyak kenikmatan yang tersembunyi dalam kesulitan dan betapa banyak kebaikan yang tersembunyi di balik baju keburukan.

    Belajar sesuatu yang kecil akan melahirkan sebuah sesuatu yang lebih besar.

    Sukses selalu.

    Salam ~~~ “Ejawantah’s Blog”

    BalasHapus
  18. Panutan kita emang benar Nabi Muhammad SAW. Tapi emang aneh, sampai sekarang gak ada pemimpin yg bisa mengikuti tauladan nabi Muhammad walaupun hanya sedikit. udah tanda-tanda kali mas. hehe

    BalasHapus
  19. Sejauh ini hanya Nabi Muhammad SAW yang bisa menjadi sosok panutan.

    BalasHapus
  20. Kapankah Indonesia memiliki pemimpin yang dapat menjadi panutan...???

    BalasHapus
  21. ada trik menarik..agar cepat diaprove google adsense dg blog bahasa indenesia

    BalasHapus
  22. susah bener jadi pemimpin, tapi kalo hanya dipimpin, apa arti hidup kita?

    Cukup sekali saja human jadi pemimipn, kapok karena susahnya

    tapi kenapa orang orang memperebutkan jabatan?

    salam human. hahaha

    BalasHapus
  23. Sebaik-baiknya panutan adalah Nabi Muhammad. Semoga yang terbaiklah yang Bangsa Indonesia dapatkan..

    BalasHapus

SAHABAT FATAMORGANA

 
Support : FATAMORGANA
Copyright © 2015. FATAMORGANA - MERANGKUM FAKTA, MEREKAM INFORMASI, DAN BERBAGI KHAZANAH
Created by Creating Website Published by Mas Template
Powered by Blogger