Home » , , » Mari Lestarikan Budaya Gotong-Royong

Mari Lestarikan Budaya Gotong-Royong

Written By FATAMORGANA on Senin, April 25, 2011 | 4/25/2011

Bangsa kita sesungguhnya adalah bangsa yang mulia, bangsa yang saling menghargai, saling mencintai, memiliki toleransi tinggi, dan memiliki sifat bergotong royong.

Gotong royong dan sikap saling menghargai sesama manusia merupakan warisan nilai budaya tinggi. Dilihat dari maknanya, gotong royong adalah nilai kultural yang berasal dari bahasa Jawa, yakni pikul atau angkat, atau sesuatu yang harus dipikul dan diangkat bersama.

Gotong royong merupakan sifat dasar yang dimiliki bangsa Indonesia dan tidak dimiliki bangsa lain di dunia. Dengan mengedepankan sikap gotong royong, akan muncul sikap tolong-menolong kepada sesama.

Tolong-menolong digerakkan oleh asas timbal balik (reciprocity). Artinya, siapa yang pernah menolong, tentu dia akan menerima pertolongan balik dari pihak yang pernah ditolongnya.

Di sinilah muncul paham kekeluargaan. Sejak dahulu, dalam kehidupan masyarakat kita, terbina suasana religius, kerukunan, gotong royong, tolong-menolong tanpa pamrih, kekeluargaan, dan solidaritas antarsesama.

Walaupun di sisi lain masih ada sebagian warga yang bersifat individualistis, hal tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari.

Tidak bisa dipungkiri bahwa dikalangan masyarakat perkotaan Tradisi bergotong royong kini mulai memudar, kebanggaan pada karya bangsa sendiri semakin pupus, dan semangat memperjuangkan kepentingan bersama semakin susah didapat, Bahkan kejujuran semakin langka, sementara egoisme kelompok semakin mewabah, begitu pula penghianatan sesama saudara sebangsa bertambah hebat.

Kondisi yang memprihatinkan itu bukan hanya untuk sekedar diratapi dan disesali, karena itu harus berfikir dan berusaha mengubahnya. Untuk itu diperlukan kembali tumbuhnya sikap kepahlawanan dari siapapun untuk mau berusaha keras mengubah situasi dan kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara agar bisa menjadi lebih baik dan sesuai dengan cita-cita kemerdekaan.

Keharmonisan budaya dan sikap masyarakat di masa dahulu berbeda dengan kehidupan modern saat ini, ketika budaya, sikap, dan tradisi tersebut terkikis, bahkan hilang dalam kehidupan bangsa kita.

Dari teori sosiologi, perubahan di Indonesia tidak merata, ada yang cepat ada juga yang lambat. sebagai perbandingannya adalah daerah Jawa dan Papua. seperti yang kita ketahui pulau Jawa merupakan pusat pemerintahan sehingga masyarakatnya sudah mengalami perubahan menuju manusia modern yang segala aktifitasnya ditunjang oleh berbagai teknologi canggih. Sedangkan diPapua merupakan daerah yang penduduknya kebanyakan masih memegang teguh tradisinya dan jarang dijumpai peralatan teknologi disana, terutama didaerah pedalaman.

Terkadang kita menemukan bahwa pijakan kebenaran bukan lagi diukur dari budaya kita tapi barometernya ialah budaya barat. Sekarang mari kita mencoba berlayar di tepian budaya kita, agar tahu bahwa budaya ketimuran luar biasa mengagumkan, misalnya kegiatan Gotong royong, betapa indahnya ketika mereka berjejal-jejal menghampiri suatu tempat untuk melakukan kegiatan, mereka berkomunikasi dengan sangat akrabnya, saling bertukar fikiran, setelah itu mereka bersama-sama makan dengan lahapnya.

Perhatikan gambar dibawah ini, salah satu budaya gotong royong dikalangan suku bugis yaitu mengangkat rumah.

mengangkat RumahMengangkat Rumah
Rumah Bugis
Mengangkat Rumah
Sayangnya ritual seperti ini sudah semakin jarang terlihat. Selain memerlukan biaya yang cukup banyak, sudah banyak warga yang menggunakan rumah dari tembok ketimbang rumah kayu.

Alangkah hinanya dan tidak tahu malu kalau kita menampilkan budaya barat didepan bangsa barat yang semakin memupus jiwa gotong-royong kita, layaknya topeng moyet dijalan-jalan raya yang menjadi bahan ketawaan. Mari kita bertekad untuk memupuk lagi budaya yang telah lama pupus, agar mereka tidak meronta-ronta, alangkah sedapnya jika budaya kita menjadi kaca budaya negara luar. Betul ?

DAPATKAN iPad 2 GRATIS DARIPhotobucket
Share this article :

17 comments:

  1. sekarang yang banyak ya cor rumah tapi bantunya nggak ihklas lagi bang mesti diupah 20 ribu sehari

    BalasHapus
  2. Di tempat saya masih ada Bang, mindah rumah yang diangkat kayak gitu...
    Tapi di desa asli saya
    Kalau dikota ya nggak ada

    BalasHapus
  3. ini yang aku suka dari bangsa ini :)

    BalasHapus
  4. salam sahabat
    sangat embuat rasa toleransi yang tinggi kepada sesama dengan adanya gotong royong

    BalasHapus
  5. wah, jaman sekarang sudah susah cari masyarakat yang masih mau bergotong royong.

    BalasHapus
  6. Wah... baru kali ini saya melihat foto pemindahan rumah seperti itu :D

    BalasHapus
  7. hebat,patut dicontoh dan dilestarikan seperti dalam gambar di atas saya benar2 salut dengan penduduk warga tersebut dan merasa iri kapan di daerah saya bisa sepert iitu

    BalasHapus
  8. kalau budaya gotong royong ane yakin kagak bakal hilang,soal'a manusia kagak bisa hidup sendiri

    BalasHapus
  9. yups neh sudah jarang neh dikampung saya, padahal saya dikampung... doh

    BalasHapus
  10. Salut dengan yang masih gotong royong

    BalasHapus
  11. iya ni sudah mulai jarang kegiatan gotong royong,,, padahal itu banyak nilai dan manfaatnya :)

    BalasHapus
  12. budaya ini harus diakui, makin lama makin rendah..
    rata2 sekarang org mau kalau ada upahnya :(

    BalasHapus
  13. insfiratif sekali mas artikelnya..

    BalasHapus
  14. betull ituu
    agar kita sebagai warga masyarakat lebih saling menyatu dan melengkapi kkebersamaan

    BalasHapus

SAHABAT FATAMORGANA

 
Support : FATAMORGANA
Copyright © 2015. FATAMORGANA - MERANGKUM FAKTA, MEREKAM INFORMASI, DAN BERBAGI KHAZANAH
Created by Creating Website Published by Mas Template
Powered by Blogger