Lawanlah buku dengan buku. Agaknya itulah yang bakal terjadi dengan buku Membongkar Gurita Cikeas karya George Junus Aditjondro.
Kontroversi buku "Gurita Cikeas" makin memanas, dengan hadirnya buku tandingan berjudul "Hanya Fitnah & Cari Sensasi," Sebagai buku yang kontra, uniknya justru memiliki banyak kesamaan dengan buku yang dibantahnya.
Pertama, penulis buku ini, yaitu Setiyardi adalah mantan wartawan Tempo, sama seperti George Aditjondro.
Kedua, tampilan cover buku ini benar-benar mirip (serupa tapi tak sama) dengan buku yang dibantahnya.
Ketiga, data yang disajikan dalam buku ini sama dengan buku yang dibantahnya, yaitu sama-sama memakai data sekunder dari kliping-kliping media. Keempat, buku ini sama-sama memanfaatkan situasi politik untuk sensasi dan popularitas buku.
Saya juga belum sempat baca bukunya artikel ini saya tulis dari hasil penelusuran saya di dunia maya dan jejaring sosial facebook disini
Halaman awal setelah cover dari buku ini dimulai dengan tulisan besar: Hanya Fitnah dan Cari Sensasi, George Revisi Buku, oleh redaksi politik indonesia.com.
Pada halaman selanjutnya, ada judul Prolog. Isinya, hampir sama dengan cara George Aditjondro mengungkapkan data awal pada bukunya. Yaitu memakai kutipan.
Bedanya, dalam buku berjudul Membongkar Gurita Cikeas, George mengutip pidato Presiden SBY saat memberi penjelasan tentang kasus yang sedang berkembang, yaitu ketegangan KPK dan Polri.
Dalam buku "Hanya Fitnah & Cari Sensasi," Setiyardi mengutip pendapat Metro TV yang melansir pemberitaan tentang launching buku George di Yogyakarta. Bahwa, buku yang dilaunching oleh George itu hanya cari sensasi.
Lalu, sama seperti George, Setiyardi juga membangun opini bahwa buku Gurita Cikeas itu hilang dari pasaran setelah dirilis. Inilah yang membuat masyarakat jadi penasaran terhadap isinya.
Padahal, di sini Setiyardi membalas George dengan pernyataan Amien Rais, yang intinya menyebutkan bahwa buku Membongkar Gurita Cikeas, banyak memiliki kelemahan. Terutama dalam hal sumber data.
George, seperti Setiyardi mengutip Amien Rais, hanya menyajikan data sekunder. Yaitu data dari kliping koran, internet dan jurnal.
Dalam halaman kedua dan ketiga buku ini, sepertinya makin menunjukkan adanya perang antar-mantan wartawan Tempo. Dua-duanya menggunakan jurus yang sama: main kutip sana-sini, setelah itu membangun opini.
Pada bagian ketiga buku Hanya Fitnah & Cari Sensasi, Setiyardi sepertinya mau membalas seniornya, George Aditjondro yang mengutip pernyataan beberapa media.
Di buku balasan Membongkar Gurita Cikeas, yang dikutip selanjutnya adalah pernyataan Ketua DPD Irman Gusman. Waktu itu, Irman diwawancarai wartawan untuk memintai pendapatnya tentang buku George.
Irman mengatakan bahwa buku George tak ada nilainya. Isinya gosip dan fitnah yang hanya mencari sensasi belaka. Karena itu, Irman saat itu mengatakan tidak mau menanggapi tentang beredarnya buku Membongkar Gurita Cikeas, yang isinya seolah-olah ada aliran dana besar ke Tim Sukses SBY.
Di situ, Setiyardi juga mengutip pernyataan Irman yang menyebutkan bahwa buku George jauh sekali perbedaannya dengan buku All The President's Men, yang membuat jatuhnya Presiden Nixon.
Juga, dikutip pernyataan dari Andrik Purwasito, pengamat politik dari Solo yang menyebutkan bahwa di dalam buku George sama sekali tidak ada hal yang menguatkan tuduhan.
''Apakah George melakukan, misalnya, wawancara dengan SBY,'' begitu kata Andrik yang dikutip di dalam buku Hanya Fitnah & Cari Sensasi karya Setiyardi, yunior George yang sama-sama bekerja sebagai wartawan di Tempo.
Pemilik perusahaan penerbitan bernama Senopati Media ini mengaku motivasinya menulis buku tersebut murni bisnis. Dia membantah mendapat sponsor dana dari pihak-pihak tertentu untuk menulis buku ini.
"Saya kira buku ini akan menarik dan diminati banyak orang," ujar Setiyardi
Harga buku Hanya Fitnah & Cari Sensasi, George Revisi Buku dibandrol Rp35.000. Buku tersebut juga tidak terlalu tebal, sekitar 40 halaman. “Ya buku ini kan sekadar mengulas buku Gurita Cikeas. Seperti yang dikatakan George sendiri, lawanlah buku dengan buku,” tukas Setiyardi.
Kontroversi buku "Gurita Cikeas" makin memanas, dengan hadirnya buku tandingan berjudul "Hanya Fitnah & Cari Sensasi," Sebagai buku yang kontra, uniknya justru memiliki banyak kesamaan dengan buku yang dibantahnya.
Pertama, penulis buku ini, yaitu Setiyardi adalah mantan wartawan Tempo, sama seperti George Aditjondro.
Kedua, tampilan cover buku ini benar-benar mirip (serupa tapi tak sama) dengan buku yang dibantahnya.
Ketiga, data yang disajikan dalam buku ini sama dengan buku yang dibantahnya, yaitu sama-sama memakai data sekunder dari kliping-kliping media. Keempat, buku ini sama-sama memanfaatkan situasi politik untuk sensasi dan popularitas buku.
Saya juga belum sempat baca bukunya artikel ini saya tulis dari hasil penelusuran saya di dunia maya dan jejaring sosial facebook disini
Halaman awal setelah cover dari buku ini dimulai dengan tulisan besar: Hanya Fitnah dan Cari Sensasi, George Revisi Buku, oleh redaksi politik indonesia.com.
Pada halaman selanjutnya, ada judul Prolog. Isinya, hampir sama dengan cara George Aditjondro mengungkapkan data awal pada bukunya. Yaitu memakai kutipan.
Bedanya, dalam buku berjudul Membongkar Gurita Cikeas, George mengutip pidato Presiden SBY saat memberi penjelasan tentang kasus yang sedang berkembang, yaitu ketegangan KPK dan Polri.
Dalam buku "Hanya Fitnah & Cari Sensasi," Setiyardi mengutip pendapat Metro TV yang melansir pemberitaan tentang launching buku George di Yogyakarta. Bahwa, buku yang dilaunching oleh George itu hanya cari sensasi.
Lalu, sama seperti George, Setiyardi juga membangun opini bahwa buku Gurita Cikeas itu hilang dari pasaran setelah dirilis. Inilah yang membuat masyarakat jadi penasaran terhadap isinya.
Padahal, di sini Setiyardi membalas George dengan pernyataan Amien Rais, yang intinya menyebutkan bahwa buku Membongkar Gurita Cikeas, banyak memiliki kelemahan. Terutama dalam hal sumber data.
George, seperti Setiyardi mengutip Amien Rais, hanya menyajikan data sekunder. Yaitu data dari kliping koran, internet dan jurnal.
Dalam halaman kedua dan ketiga buku ini, sepertinya makin menunjukkan adanya perang antar-mantan wartawan Tempo. Dua-duanya menggunakan jurus yang sama: main kutip sana-sini, setelah itu membangun opini.
Pada bagian ketiga buku Hanya Fitnah & Cari Sensasi, Setiyardi sepertinya mau membalas seniornya, George Aditjondro yang mengutip pernyataan beberapa media.
Di buku balasan Membongkar Gurita Cikeas, yang dikutip selanjutnya adalah pernyataan Ketua DPD Irman Gusman. Waktu itu, Irman diwawancarai wartawan untuk memintai pendapatnya tentang buku George.
Irman mengatakan bahwa buku George tak ada nilainya. Isinya gosip dan fitnah yang hanya mencari sensasi belaka. Karena itu, Irman saat itu mengatakan tidak mau menanggapi tentang beredarnya buku Membongkar Gurita Cikeas, yang isinya seolah-olah ada aliran dana besar ke Tim Sukses SBY.
Di situ, Setiyardi juga mengutip pernyataan Irman yang menyebutkan bahwa buku George jauh sekali perbedaannya dengan buku All The President's Men, yang membuat jatuhnya Presiden Nixon.
Juga, dikutip pernyataan dari Andrik Purwasito, pengamat politik dari Solo yang menyebutkan bahwa di dalam buku George sama sekali tidak ada hal yang menguatkan tuduhan.
''Apakah George melakukan, misalnya, wawancara dengan SBY,'' begitu kata Andrik yang dikutip di dalam buku Hanya Fitnah & Cari Sensasi karya Setiyardi, yunior George yang sama-sama bekerja sebagai wartawan di Tempo.
Pemilik perusahaan penerbitan bernama Senopati Media ini mengaku motivasinya menulis buku tersebut murni bisnis. Dia membantah mendapat sponsor dana dari pihak-pihak tertentu untuk menulis buku ini.
"Saya kira buku ini akan menarik dan diminati banyak orang," ujar Setiyardi
Harga buku Hanya Fitnah & Cari Sensasi, George Revisi Buku dibandrol Rp35.000. Buku tersebut juga tidak terlalu tebal, sekitar 40 halaman. “Ya buku ini kan sekadar mengulas buku Gurita Cikeas. Seperti yang dikatakan George sendiri, lawanlah buku dengan buku,” tukas Setiyardi.
PERTAMAX dulu
BalasHapusmungkin ini perang pemikiran para politikus di belakang mereka kali ya?
BalasHapusSelamat pagi kang ...
BalasHapusSangat setuju sekali
lawanlah buku dengan buku
Nah lho...!! makin bingung aja nih...mana yang benar ?
BalasHapusha ha ha saya tunggu buku yang ketiga penengah dari keduanya dan hasil akhir dari masalah ini!
BalasHapustambah pusing ngikutin beritanya...
BalasHapusgeorge aditjondro cuma cari sensasi dan memperkaya diri sendiri intinya...hehehehe...
* pa kabarnya, bang iwan..
maaf baru bisa mampir lagi, jarang buka2 blog nih ..
Kenapa saya jadi ketawa aja ya...?
BalasHapusMungkin mereka ribut sendiri, sedang saya lagi menikmati blogging...
Semoga kita semua bisa membangun negeri ini dengan tindakan bukan dengan saling menghujat.
ikutan ajah.. baca.. baca.. baca..
BalasHapuspadahal daku ga bgitu ngerti ttg bank century dll di belakangnya @_@
Gimana kalo 2 buku itu dijual sebagai 1 paket?
BalasHapusAh..makin pusing dan bingung aja nih. Mendingan baca novel fiksi aja deh, ga usah dipertanggung jawabkan, ga ada yg merasa difitnah, everybody happy. Setuju?
ok ditunggu buku wasitnya ya :D
BalasHapusselamat pagi mas ^_^
BalasHapusaku blm sempat baca bukunya mas,sepertinya heboh banget ya.
apa kabar mas ?
artikel yang bagus... bisa jadi tambahan ilmu buat saya... makasih...
BalasHapushwaduh.. pening dah ikuti politik elit,
BalasHapusatau.. ini cara baru jualan buku ?
Wah 2x... Kasus Century aja belum selesai. Ada konflik baru lagi..
BalasHapusini pertarungan antar buku berikut pengarangnya nih, bakalan seru abis nih
BalasHapusIkut nyimak ahh jadi penonton aja... kira-kira dalangnya siapa ya???
BalasHapusmakin panas aja ini om.... negara kita memang negara penuh intrik
BalasHapuslha,, makin bikin binun aja neehh,, yang mana yang bener... @_@
BalasHapusBaru tahu kalau buku tandingannya udah keluar. Kira2 versi ebooknya yang bisa didownload gratis ada gak?
BalasHapuswalah, aku ga banyak komen deh soal buku cikeas itu...ga terlalu ngerti sehingga takutnya salah kaprah
BalasHapusbenar bang.... Buku harus di lawan dgn buku....
BalasHapusWah2.. Perang buku neh critanya...
BalasHapusbtw tuker link yuk.. link kamu udah aku pasang dgn nama Seti@wan Dirgant@Ra ...
bisa dicheck... ditunggu link baliknya, thanks....
He..he pusing ah.,..ruwet dan tambah mumet
BalasHapustapi asyik dan lumayan buat jadi bahan berita
wuehh... yg gurita cikeas saja lompi dibaca kasian, ckckck..
BalasHapuskita tunggu saja perkembangan selanjutnya, jangan2 ditarik dari peredaran juga, ikut2 gurita ituh? humm...
aduh belum baca yang pertama udah ada tandingannya gimana ya isinya (just imagine)
BalasHapusSeperti biasa kanda up to date dan booming banget artikelnya
BalasHapussayah penasaran ama buku itu... sayah belom baca :(
BalasHapusntar masalah malah ga selesai-selesai
BalasHapusmakasih atas masukannya di blogku bang
langsung ku update
kayaknya akan ada perang mengarang buku ni.
BalasHapusada buku penengahnya nggak ya... :-)
BalasHapusbisa aja cari duit n sensasinya ehueheueu
BalasHapustapi isinya bikin heboh dan mungkin ada sebagian yang benar. Wallahu alam bissawaf
BalasHapusbiarlah mereka berperang yg pnting tDk sLing meLukai...
BalasHapusAmbil yang positif dan buang yang tidak masuk akal. Menurut saya buku gurita cikeas patut untuk dipertimbangkan. Wallahu a'lam
BalasHapussepertinya cerita di balik semua ini makin menarik sajja nii kang :( saiia banyak ketinggalan ternyata :(
BalasHapusFitnah lebih kejam dari pembunuhan
BalasHapuskedua duanya cari sensasi, jadi jangan mau terjebak dalam buku yang ga patut baca dan dipercaya. yakkk
BalasHapusWaduh dunia politik memang merambah ke segala aspek... termasuk dunia buku...
BalasHapuspertarungan pena namanya.
BalasHapusYah.. makin banyak dibicarakan .. makin banyk jadi polemik.. maka makin laku aja tuh buku.. hehe.. soal isinya sih no.. keberapa ??
BalasHapussemakin ramai buku-buku kontraversi.
BalasHapussemakin panas suhu politik.
semakin takut dan saling menuding yang berkaitan.
Malahan lupa bagaimana nasib ekonomi negeri indonesia, bagaimana harga makanan pokok yang semakin hari semakin melambung tinggi.
Bagaimana bisa tenang kinerja para pejabat jika dari setiap langkah di kutip.
Makanya jadi pejabat haruslah konsisten, Juga dasar kejujuranpun harus di tegakkan.
Pikir juga ekonomi rakyat miskin,melarat yang banyak hutang,bunuh diri,jual harga diri, jadi maling pisang,maling roti...
Tidak ada yang bisa membuat sensasi jika kaum miskin di biarkan selalu menderita.
Buku adalah buku, realitalah yang di perlukan.
Maaf OOT kak...
BalasHapusLink sudah adek pasang semua...
salam sukses dan tetap semangat selalu di tahun baru 2010 m.
Yang pasti makin seru. Yang satu aja belum sempat beli sudah muncul tandiungannya.
BalasHapusWaktu akan membuktikan kebenaran...!!
BalasHapusNice post mas..
Biarkanlah mereka berkarya sesuai dengan keinginanny.
BalasHapuswaktu akan menjawab semua mas,
BalasHapussalam kenal mas
hmm ...
BalasHapuscuma untuk cari sensasi ???
^_^
linkback y ...
www.4antum.wordpress.com
Halo bang setyawan....maap ya bang klo akhir2 ini saya jarang bgt bewe.... oh ya bang...mohon komentarnya di sini http://yulia.net16.net/index.html
BalasHapuskreasi kecil2 an bang daripada suntuk mikir pekerjaan yang mau di pehaka hehe
Semakin seru saja ya republik ini. Tapi ini budaya bagus di sisi budaya 'lawanlah buku dengan buku' bukannya dengan pencekalan.
BalasHapuswah klo baca bukunya pasti seru,baca kilasannya pun mantabb..
BalasHapusmalam pak...dtng k blog pa y ada award buat pak iwan
sangat bagus nie artikelnya,sangat membangun untuk kedepan......!!!!!!! thanks atas semuanya semoga tambah maju dan lebih bagus lagi...!!!!! my blog Ponsel and Laptop
BalasHapusPERTAMAX.......!!!!
nice artikel,. link kamu sudah ku pasang,. pasang link ku ya,. thanks
BalasHapushum,
BalasHapustapi dua-duanya cuma cari popularitas ya =_=a
Bukan Indonesia namanya kalo ngga kayak gini ya Bang..? yach, saya cuma bisa berdoa semoga masyarakat bisa mengambil hikmah dari perseteruan dua buku ini,hehe
BalasHapusMaaf baru sempet mampir bang, maafiiinnn...muridmu lg agak pemalas, hehe..semoga pak guru selalu sehat..
Diterbitkannya buku ini menimbulkan banyak orang ingin baca... kita ambil salah satu positifnya yaitu: meningkatkan kemauan/minat membaca masyarakat.
BalasHapusBuku ini hanyalah wacana iklim negara demokrasi kalau ada yang kebakaran jenggot harusnya berbesar hati ... maju terus Indonesiaku
BalasHapussama2 cari sensasi
BalasHapusSemakin banyak kontroversi, bukunya semakin banyak dicari.... pengarangnya semakin banyak duit.
BalasHapussiaal...buku membongkar gurita cikeas habis pas saya mau beli. ahkk
BalasHapussetuju nich. ini baru perang intelek, ga main pukul seperti anggota DPR
weh gud nih,,, jadi gag perlu gontok2an. saya juga dpt PDFnya si gurita cikeas, nah lg nunggu gratisan yg lawannya nih.. *gratisan mode ON*
BalasHapuslupa nih, bang iwan ada hadiah di tempatku, jika berkenan di boyang.. tp kalo dah ada.. yaa ditengok aja yaa..hahahah *maksaaa*
BalasHapusini baru adil hujatan di buku lawan di buku juga jangan hujat di twiter di lawan ke pengadilan wkwkwkkw.
BalasHapuspake imel curhat balas donk pake imel...
mau koment di sini yah harus koment dulu di sana *blog AC maksudnya* hehehe peace bang iwan
Kalau buku Setiyardi isinya tidak jauh berbeda dengan bukunya George, benar sekali apa yang ia katakan. Seperti pengakuan Setiyardi sendiri bahwa bukunya hanya untuk kepentingan bisnis. Tapi itu juga lumayan dari pada melarang peredaran buku.
BalasHapusTerima kasih.
Salam kenal dari Cianjur
tontonan menarik lagi nih :D
BalasHapusaku gak ngerti politik,
BalasHapusaku gak peduli dengan politik,
yang aku sayangi hanyalah blogwalking dan berkomentar pada sahabat blog.
Padahal bukunya sudah aku baca berulang-ulang dan gak mennarik bagiku.
BalasHapusterserahlah pada mereka...
yang penting happy dan koneksi lancar.
wah...memang buku yang satu ini lebih heboh dari film 2012.....di blog qu ada download link nya lho....
BalasHapusSee More My Blog
Natha Lia Blog
Download Ebook Free
Download Full Free Software
Adult Blog
waduh kaykanya dua2nya mau populer kali ya heheh
BalasHapusklu saya sih netral aja, sp yg benar dan salah lambat laun aka ketahuan dgn sendirinya
BalasHapussalam kenal? ikutan ahhh.......
BalasHapushalooo?
BalasHapusthanks infonya
BalasHapusthanks infonya
BalasHapus