Di tengah gencarnya pemberitaan dan desakan masyarakat untuk menuntaskan pemberantasan mafia hukum dan pajak, kasus-kasus pemberantasan mafia di lingkungan lembaga yang lain seakan termarginalkan.
Kemarin saya meminjam sebuah buku dari seorang teman judulnya MAFIA KESEHATAN yang ditulis oleh Alexandra Indriyanti.
Buku ini dengan lugas membeberkan kepada kita FAKTA gelap di dunia medis konvensional yang sering ditutup-tutupi oleh para “mafia kesehatan.” Saya percaya isi buku yang ditulis atas dasar realita hidup ini akan bisa menghindarkan masyarakat dari kasus-kasus malpraktek. Ketika membacanya, saya merasa seperti melihat adanya terorisme model baru yang menarik keuntungan dari pasien yang sedang berjuang mempertaruhkan nyawanya melawan penyakit.
Jaringan terorisme yang ternyata diatur dengan sangat rapi dan dikendalikan oleh orang-orang yang ahli dibidangnya melebihi para costra nostra atau para mafiaso Italiano. Mereka memiliki pertahanan yang sulit dilacak dan sulit ditembus bahkan oleh hukum sekalipun.
Bagaimana mungkin? Bukankah sesungguhnya kesehatan sangat menjunjung tinggi kemanusiaan, belas kasihan, dan keadilan? Rasanya sangat tidak mungkin ada jaringan mafia kesehatan. Namun faktanya ternyata jauh lebih daripada yang saya bayangkan.
Hubungan bebas antara dokter dan industri obat yang melakukan jual-beli obat telah banyak merugikan pasien. Pasien menjadi ajang permainan bisnis obat para dokter. Adanya “iming-iming” mencapai target penjualan dari industri obat, telah memicu rusaknya profesi dokter yang sepantasnya menjadi habitus moralitas.
Dampaknya nilai kemanusiaan dipertaruhkan guna kepentingan bisnis. Mengerikan lagi, dengan keahliannya, dokter dapat mengarahkan resep obat yang sarat dengan kepentingan bisnis pribadi, lebih-lebih tanpa menghiraukan kemampuan ekonomi pasien. Suatu realitas profesi yang tergadaikan.
Lebih memprihatinkan lagi, ketika mendapati dokter yang hanya berorientasi bisnis semata. Pemeriksaan berlangsung singkat dan berakhir hanya dengan penyelesaian memberikan selembar coretan resep obat tanpa memperhatikan hak-hak pasien untuk membuka kesempatan berkomunikasi dan memberi informasi penyakitnya lebih mendalam.
Lantas bagaimana institusi dan profesi di sekitar kesehatan ketika mental para profesionalnya telah tergadaikan? Tentunya institusi tercermin dari para pelaku profesinya. Buku ini hadir membongkar tentang mafia kesehatan, yang sarat dengan orientasi bisnis dan jauh dari jamahan hukum. Menguak jaringan yang rapi, tersembunyi serta dikendlikan oleh orang-orang profesional.
Alexandra Indriyanti, penulis yang intens berkutat di dunia kesehatan, menulis secara gamblang menguak tabir kejahatan di seputar kesehatan. Mulai dari membongkar politik strategi bisnis besar industri obat; Kelakuan para dokter hingga memunculkan sebutan Dokter Jurus Angin Puyuh, Dokter Ban Berjalan, dan Dokter Memukul Angin; serta rumah sakit yang kerap menolak pasien tidak mampu atau mempersulit birokrasi ketika pasien merasa dirugikan.
Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia Marius Widjajarta dalam acara pencerahan perlindungan konsumen di Hotel Pangrango Bogor, Senin (19/4/2010). Yang saya kutip dari detikfinance.com ,menyayangkan masih adanya praktek-praktek mafia di sektor kesehatan yang masih berkeliaran mulai dari sektor obat, kedokteran, dan rumah sakit. Tindakan-tindakan tersebut cenderung merugikan konsumen (masyarakat). "Kalau kita bicara mafia bidang kesehatan pembicaraannya dari pagi sampai malam," Ungkap Marius.
Setelah membaca fakta-fakta dari apa yang diangkat dalam buku tersebut, saya jadi khawatir tentang peluang bagi pasien untuk keluar hidup-hidup dari rumah sakit? Jangan-jangan kita hanya akan disuguhi kata-kata ala sinetron melankolis Indonesia: “Maaf, kami sudah berusaha sekuat tenaga tetapi Tuhan menentukan lain”. Kalau begitu endingnya, saya baru mulai paham kenapa orang-orang berduit banyak yang lari ke luar negeri untuk berobat.
Kemarin saya meminjam sebuah buku dari seorang teman judulnya MAFIA KESEHATAN yang ditulis oleh Alexandra Indriyanti.
Buku ini dengan lugas membeberkan kepada kita FAKTA gelap di dunia medis konvensional yang sering ditutup-tutupi oleh para “mafia kesehatan.” Saya percaya isi buku yang ditulis atas dasar realita hidup ini akan bisa menghindarkan masyarakat dari kasus-kasus malpraktek. Ketika membacanya, saya merasa seperti melihat adanya terorisme model baru yang menarik keuntungan dari pasien yang sedang berjuang mempertaruhkan nyawanya melawan penyakit.
Jaringan terorisme yang ternyata diatur dengan sangat rapi dan dikendalikan oleh orang-orang yang ahli dibidangnya melebihi para costra nostra atau para mafiaso Italiano. Mereka memiliki pertahanan yang sulit dilacak dan sulit ditembus bahkan oleh hukum sekalipun.
Bagaimana mungkin? Bukankah sesungguhnya kesehatan sangat menjunjung tinggi kemanusiaan, belas kasihan, dan keadilan? Rasanya sangat tidak mungkin ada jaringan mafia kesehatan. Namun faktanya ternyata jauh lebih daripada yang saya bayangkan.
Hubungan bebas antara dokter dan industri obat yang melakukan jual-beli obat telah banyak merugikan pasien. Pasien menjadi ajang permainan bisnis obat para dokter. Adanya “iming-iming” mencapai target penjualan dari industri obat, telah memicu rusaknya profesi dokter yang sepantasnya menjadi habitus moralitas.
Dampaknya nilai kemanusiaan dipertaruhkan guna kepentingan bisnis. Mengerikan lagi, dengan keahliannya, dokter dapat mengarahkan resep obat yang sarat dengan kepentingan bisnis pribadi, lebih-lebih tanpa menghiraukan kemampuan ekonomi pasien. Suatu realitas profesi yang tergadaikan.
Lebih memprihatinkan lagi, ketika mendapati dokter yang hanya berorientasi bisnis semata. Pemeriksaan berlangsung singkat dan berakhir hanya dengan penyelesaian memberikan selembar coretan resep obat tanpa memperhatikan hak-hak pasien untuk membuka kesempatan berkomunikasi dan memberi informasi penyakitnya lebih mendalam.
Lantas bagaimana institusi dan profesi di sekitar kesehatan ketika mental para profesionalnya telah tergadaikan? Tentunya institusi tercermin dari para pelaku profesinya. Buku ini hadir membongkar tentang mafia kesehatan, yang sarat dengan orientasi bisnis dan jauh dari jamahan hukum. Menguak jaringan yang rapi, tersembunyi serta dikendlikan oleh orang-orang profesional.
Alexandra Indriyanti, penulis yang intens berkutat di dunia kesehatan, menulis secara gamblang menguak tabir kejahatan di seputar kesehatan. Mulai dari membongkar politik strategi bisnis besar industri obat; Kelakuan para dokter hingga memunculkan sebutan Dokter Jurus Angin Puyuh, Dokter Ban Berjalan, dan Dokter Memukul Angin; serta rumah sakit yang kerap menolak pasien tidak mampu atau mempersulit birokrasi ketika pasien merasa dirugikan.
Ketua Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia Marius Widjajarta dalam acara pencerahan perlindungan konsumen di Hotel Pangrango Bogor, Senin (19/4/2010). Yang saya kutip dari detikfinance.com ,menyayangkan masih adanya praktek-praktek mafia di sektor kesehatan yang masih berkeliaran mulai dari sektor obat, kedokteran, dan rumah sakit. Tindakan-tindakan tersebut cenderung merugikan konsumen (masyarakat). "Kalau kita bicara mafia bidang kesehatan pembicaraannya dari pagi sampai malam," Ungkap Marius.
Setelah membaca fakta-fakta dari apa yang diangkat dalam buku tersebut, saya jadi khawatir tentang peluang bagi pasien untuk keluar hidup-hidup dari rumah sakit? Jangan-jangan kita hanya akan disuguhi kata-kata ala sinetron melankolis Indonesia: “Maaf, kami sudah berusaha sekuat tenaga tetapi Tuhan menentukan lain”. Kalau begitu endingnya, saya baru mulai paham kenapa orang-orang berduit banyak yang lari ke luar negeri untuk berobat.
amanin pertamax dulu yah sob .. ^^ Komentar asli akan muncul ..
BalasHapusya aku keduaxxx bang hehe
BalasHapusCkckck .. Astaga .. Saya baru tahu yg seperti itu sob .. Semoga dokter2 d Indonesia tdk mw melakukan mal praktek atau semacamnya hanya demi bisnis.. **
BalasHapusIni jadiperingatan bagi kita ..
ternyata semua aspek sudah tersentuh oleh tangan2 bejat mafia...
BalasHapus“Maaf, kami sudah berusaha sekuat tenaga tetapi Tuhan menentukan lain”
BalasHapusketawa bacanya hehe bener tuh bang,
ini bagaikan lingkaran setan bang, mudah2an buku ini bisa bener2 membongkar
BalasHapusmemprihatinkan yah...
BalasHapusmenyangkut masalah nyawa... :(
saya sudah mengalami yang kaya gini..!
BalasHapuskapok saya ketemu dokter itu..
untung saya sedang sakit dan masuk ugd, kalo gak dia yang masuk ugd karena saya yang hajar
Dulu mafia hanya ada di itali. sekarang di mana-mana ada mafia
BalasHapussemoga di duniae prgbalogan tidak ada mafia
BalasHapusiya, jadi gak bisa disalahkan ya kalo pada berobat di luar negeri. hmm..harus ada perubahan
BalasHapusmet siang, pak..bawain kolak.
BalasHapussaya tau yang seperti itu dari komik...
BalasHapuskirain cuma ada di komik.
wah sampai segitu ya ternyata, makasih impo bermanfaat ini
BalasHapussemoga banyak dokter yang baca, kalau saya mah cuma bisa berharap agar menjadi lebih baik pelayanan kesehatan kita
BalasHapusBegitulah pak potret beberapa rumah sakit di negara kita.. begitu banyak dokter yang lahir namun malah banyak kejadian yang tidak di inginkan
BalasHapusbukannya menyalahi dokter.. tapi seharusnya berbuat dengan hati bukan semata bisnis
Pernah kesal saya bang, nganterin teman ke UGD, teman saya udah sekarat.. eh dimintain uang jaminan dulu..... ck..ck..ck..ck..
BalasHapuspengabdian seorang dokter kepada masyarakat untuk saat ini boleh dikatakan 1000:1.......
BalasHapusMemprihatinkan sekali... kasihan orang2 miskin jika jadi objek bagi para pengeruk keuntungan itu.
BalasHapusmafia kesehatan
BalasHapusmafia kehutanan
mafia bea cukai
mafia bandara
mafia hukum
mafia tentara
waaaah bang iwan dah duluan mosting
draft aku ttg daftar mafia kutunda dulu deh
jiahahahaha...
Iya bang saya juga punya saudara yang kerja sebagai MR (Medical Represantatif) yang tugasnya melobi para dogter.....
BalasHapusSangat tragis
wah sepertinya mengerikan sekali.......kalo kedokteran dah berorientasi keuntungan
BalasHapusBanyak kali masalah di negeri ini, kpn ini semua selesai, kapan Bangsa ini bisa tersenyum?
BalasHapusSemoga ini cepat selesai
wah bukunya seperti bagus, jadi pengen baca..
BalasHapusdi toko2 buke seperti gramedia gitu ada gak ya ? atau coba cari di google dulu ah.. sapa tahu ketemu..
oh ya sekalian mau bagi bagi domain gratis ne..silahkan om kalau mau ikutan.. :)
BETUL PAK!
BalasHapusBONGKAR MAFIA KESEHATAN..
khususnya dokter2 muda yg baru belajar...
Yang berobat keluar negeri kebanyakan mereka yang punya pabrik obat dan dokter itu sendiri dan beberapa para pejabat di negara kita!
BalasHapusRasa kemanusiaannya semakin luntur! Keuntungan yang selalu dicari! Bisnis kesehatan!
BalasHapusBila tahu disekitar kita, ayo bongkar semuanya!
BalasHapusO kok gitu ya ,, pusing aku pusing
BalasHapusdalam bidang kesehatan pun orang tega melakukan sistem mafia. padahal dokter2 itukan sudah disumpah.. makin miris aja negeriku
BalasHapusEmang begitu kok Bang
BalasHapusIbuku kan kerja di Farmasi
jadi tahu seluk beluk kolusi
mengerikan manusia makan manusia
BalasHapushidup sehat lebih baik :)
BalasHapusbukan cerita baru lagi, para dokter 'diajari' oleh para sales obat menggunakan obat :P
hohohoho..mafia oh mafia...
BalasHapussalam,
tfd
Buku yang menarik untuk di baca nih bang, saya harus mendapatkanya.
BalasHapuskembali kepada individu kembali bang
BalasHapusapakah bisnis atau untuk betul2 membantu orang lain menjalani sebuah profesi
terkadang sangat ironis ya bang
BalasHapusrumah sakit hanya menjadi ajang bisnis jauh menyimpang dari kemanusiaan
tidak mampu bayar tidak ada jaminan kesehatan
Betul sekali isi buku ini Bang, ketika kita tengah berjuang antara hidup dan mati, mengapa justru dipermainkan oleh pihak yg semestinya mengayomi, memberikan keringanan rasa sakit???
BalasHapusaneh...
bang iwan, new entri lihat yaaa http://empatmimpi.blogspot.com/2010/04/i-love-my-life.html
BalasHapusbuku ini bukti bahwa kejahatan udah merasuk ke segala aspek
BalasHapusrumah sakit dikampung aja kanda sudah praktek begitu jualan obat mahal kemudian tiap hari obat berganti , belum terlihat pengaruh obatnya diganti lagi yang lucunya obat yang belum habis diambil lagi ama suster
BalasHapusinformasi yang menarik dan bermanfaat bang Iwan, btw tempat2/instansi seperti itulah yang justru pada umumnya banyak terjadi "penyimpangan". Salam
BalasHapusprihatin bang,...
BalasHapusjika sebuah lembaga yaitu kesehatan yg seharusnya memakai hati nurani karena berkaitan dgn nyawa manusia sdh tergadaikan,apa jadinya ??
mngkn untuk menolong si sakit saja harus ada uang dulu...kalo gak ada jgn harap mendapatkan layanan kesehatan.
Nauzubillah... ternyata ada juga mafia spt ini, jangan sampai terjadi lagi deh.. membaca resensinya saja udah ngeri, aplagi kalo bacanya.
BalasHapusTerima kasih infonya Bang
masalah kesehatan aja ada mafianya, itulah sebab ketika bidang2 yg harusnya bersifat sosial tp justru kenyataannya justru bersifat bisnis
BalasHapusduh, mirisnya setelah membaca tulisan ini,
BalasHapuslalu bagaimana lagi rakyat bisa percaya pd suatu institusi , yg kebanyakan isinya hanya orang2 rakus harta semata?
oh, negeriku .........
pantas saja kalau bencana tak pernah henti di bumi ini.
salam
buku yang mencerahkan dan informatif, bang iwan. dunia kesehatan agaknya tak luput dari jaringan mafioso juga, bang. semoga buku ini bisa membantu upaya menyingkap jaringan mafia yang sesungguhnya.
BalasHapusyang ke-49 neh
BalasHapusjadi pengen baca nih buku..... penasaran kaya apa isinya
BalasHapusMengelus dada dan mbrebes mili melihat kondisi seperti ini.
BalasHapusUang..uang dan uanglah biangnya sehingga demi martabak mereka rela menjual martabatnya.
Mari kita jaga kesehatan agar tak jadi mangsa mereka.
Salam hangat dari Blogcamp.
Mafia kejahatan ini sudah begitu membudaya di negara kita bang. Malah di dunia pendidikan yang seharusnya mendidik kebenaran malah mengajarkan ketidakjujuran dan kecurangan, termasuk mengajarkan jadi penghianat bangsa dengan membocorkan rahasia negara. Sedih saya bang, sampai kapan bangsa ini mikir...
BalasHapusKemuliaan seseorang bukan dilihat dari profesinya tetapi tergantyng moralitasnya
BalasHapusMemang benar, harus ada Satgas Anti Mafia Kedokteran !!!!!
BalasHapus