Kemarin waktu Tutorial ke Makassar… saya nginep di salah satu kamar Kost punya siswa saya , itung-itung bernostalgia suasana kuliah dulu..
Ternyata tempat itu bersebelahan dengan kompleks kost mahasiswa cewek…., kenapa saya langsung tahu? Sedangkan rumah yang disebelah itu dalam keadaan kosong?
Kebetulan di depan rumah itu ada tempat jemuran, dimana berderet pakaian dalam yang sementara melambai-lambai tertiup angin.
Pakaian tersebut digantung dan dijemur begitu saja seakan sengaja diperlihatkan untuk umum.
Saya jadi mengeluh dalam hati……."Sangat bergeser jauh, dulu saat saya kost dulu, jarang ada pakaian dalam yang melambai dan di pertontonkan untuk umum di tempat jemuran, Sekarang malah seakan sengaja dipajang."
"Perubahan apakah yang menjadikan seperti itu?. Apakah karena lingkungan mereka yang baru menjadikan demikian?. Sekali lagi, ini kondisi sekarang. …
Hal ini juga terjadi dikalangan Anak remaja cowok, bagaimana cara berpakaiannya?
Model celananya melorot, kelihatan pakaian dalam, sehingga kita merasa waswas melihatnya. Mungkin lantaran model seperti itu, sehingga di Amerika ada gerakan “Naikkan Celana Anda," sesuai dengan apa yang pernah saya baca di salah satu Koran Ibukota.
Kembali soal pakaian dalam, saya teringat seorang rekan guru dari sebuah kota di Jawa Timur, ketika kami bersama mengikuti workshop pembelajaran ICT di Bogor tahun lalu.
Kami berdua ditempatkan sekamar. Saya perhatikan, ia sangat menjaga tingkah laku. Bila mandi, ia membawa seluruh pakaian gantinya ke kamar mandi, kemudian keluar dalam keadaan sudah rapi. Pakaian kotornya ia kepit, kemudian disimpan di bagian.........- entah. Tapi yang jelas selama empat hari sekamar dengannya, saya tidak pernah melihat pakaian kotor dan pakaian dalamnya digeletakkan begitu saja.
Baginya bagian dalam itu harus terjaga dengan baik. Hm, dia adalah manusia yang sangat menjaga diri-nya.
Bila kita berbicara nilai dan kebaikan, bukankah tidak akan bergeser , entah dulu maupun sekarang? Kondisi bisa berbeda tapi nilai kebaikan tidak akan berubah sampai kapan pun. Seberubah apa pun keadaan sekarang, kebaikan tetap kebaikan. Siapa pun orangnya, nilai kebaikan tetap sama."
Nilai itu tumbuh dari dalam. Nilai itu bersumber dari hati yang selalu tulus dan mengacu untuk berbuat baik, ujung-ujungnya menjadi manusia yang baik. Saya teringat pesan Bugis yang sangat indah.
Disebutkan bahwa yang harus kita jadikan pemimpin di dalam tubuh adalah hati yang baik. Ada juga yang dinamakan penumpang tubuh yaitu mata, telinga, lidah, dan hidung. Para penumpang itu kadang bertingkah.
Karena itu, jangan terlalu memercayai penglihatan mata, pendengaran telinga, perkataan lidah, dan penciuman hidung. Maka yang mesti diikuti adalah hati yang baik. Mata-hati yang baik tidak sembarang melihat, lidah-hati yang baik tidak sembarang berkata, telinga-hati yang baik tidak sembarang mendengar, hidung-hati yang baik tidak sembarang mencium.
Ternyata tempat itu bersebelahan dengan kompleks kost mahasiswa cewek…., kenapa saya langsung tahu? Sedangkan rumah yang disebelah itu dalam keadaan kosong?
Kebetulan di depan rumah itu ada tempat jemuran, dimana berderet pakaian dalam yang sementara melambai-lambai tertiup angin.
Pakaian tersebut digantung dan dijemur begitu saja seakan sengaja diperlihatkan untuk umum.
Saya jadi mengeluh dalam hati……."Sangat bergeser jauh, dulu saat saya kost dulu, jarang ada pakaian dalam yang melambai dan di pertontonkan untuk umum di tempat jemuran, Sekarang malah seakan sengaja dipajang."
"Perubahan apakah yang menjadikan seperti itu?. Apakah karena lingkungan mereka yang baru menjadikan demikian?. Sekali lagi, ini kondisi sekarang. …
Hal ini juga terjadi dikalangan Anak remaja cowok, bagaimana cara berpakaiannya?
Model celananya melorot, kelihatan pakaian dalam, sehingga kita merasa waswas melihatnya. Mungkin lantaran model seperti itu, sehingga di Amerika ada gerakan “Naikkan Celana Anda," sesuai dengan apa yang pernah saya baca di salah satu Koran Ibukota.
Kembali soal pakaian dalam, saya teringat seorang rekan guru dari sebuah kota di Jawa Timur, ketika kami bersama mengikuti workshop pembelajaran ICT di Bogor tahun lalu.
Kami berdua ditempatkan sekamar. Saya perhatikan, ia sangat menjaga tingkah laku. Bila mandi, ia membawa seluruh pakaian gantinya ke kamar mandi, kemudian keluar dalam keadaan sudah rapi. Pakaian kotornya ia kepit, kemudian disimpan di bagian.........- entah. Tapi yang jelas selama empat hari sekamar dengannya, saya tidak pernah melihat pakaian kotor dan pakaian dalamnya digeletakkan begitu saja.
Baginya bagian dalam itu harus terjaga dengan baik. Hm, dia adalah manusia yang sangat menjaga diri-nya.
Bila kita berbicara nilai dan kebaikan, bukankah tidak akan bergeser , entah dulu maupun sekarang? Kondisi bisa berbeda tapi nilai kebaikan tidak akan berubah sampai kapan pun. Seberubah apa pun keadaan sekarang, kebaikan tetap kebaikan. Siapa pun orangnya, nilai kebaikan tetap sama."
Nilai itu tumbuh dari dalam. Nilai itu bersumber dari hati yang selalu tulus dan mengacu untuk berbuat baik, ujung-ujungnya menjadi manusia yang baik. Saya teringat pesan Bugis yang sangat indah.
Disebutkan bahwa yang harus kita jadikan pemimpin di dalam tubuh adalah hati yang baik. Ada juga yang dinamakan penumpang tubuh yaitu mata, telinga, lidah, dan hidung. Para penumpang itu kadang bertingkah.
Karena itu, jangan terlalu memercayai penglihatan mata, pendengaran telinga, perkataan lidah, dan penciuman hidung. Maka yang mesti diikuti adalah hati yang baik. Mata-hati yang baik tidak sembarang melihat, lidah-hati yang baik tidak sembarang berkata, telinga-hati yang baik tidak sembarang mendengar, hidung-hati yang baik tidak sembarang mencium.
Astagfirullah... saya juga prihatin Bang melihat tingkah polah anak2 jaman sekarang, tp mungkin juga itu terpengaruh oleh public figur yg juga suka mengumbar auratnya.
BalasHapusNice posting...thanks
BalasHapusnice posting...thanks
BalasHapussemoga yg kedua utk komentar
BalasHapusperubahan sosial terjadi dimana-mana Kang, termasuk di malang.
BalasHapusbenar sekali bang Iwan, dewasa ini tidak bisa lagi dipungkiri bahwa telah terjadi pergeseran moralitas & etika, kalau dulu dianggap tabu atau bersifat privasi, maka sekarang ini dianggap hal yang biasa. Perlu pendekatan orang tua terhadap anak2nya.
BalasHapusPerubahan itu telah terjadi dimana-2 Bang... Di kotaku aja perubahan itu juga terjadi... Kita memang sering merasa risih melihat perilaku remaja yg kini sudah sangat bebasnya. Ini PR kita semua, Bang.
BalasHapuske sini siang hari dpt pencerahan.. seneng banget klo punya temen skamar gitu, rapih bersih. sy punya pengalaman ga enak soalnya :p
BalasHapusyg paling susah itu, puasa lidah kang...
Pameran jemuran baju dalam... rupanya sudah menjadi pemandangan 'biasa' di berbagai kota ya. Aku sendiri masih risih kalau harus jemur pakaian di depan...(meskipun itu bukan baju dalam)... :p
BalasHapusmemang bang, pemandangan seprti itu udah biasa dijumpai, saya bahkan pernah menegur seseorang yang jemur underwearnya didepan kamar mess kami. eh, malah disemprot balik, katanya nggak usah ngurusin hal pribadi orang lain
BalasHapusdan admin yang baik kayak bapak selalu gag sembarang posting. :)
BalasHapusSeneng sekali membaca postingan ini Pak. Yach,sepertinya ini sudah menjadi pergeseran Pak, bukan lagi sebuah perubahan. Ayo,kita kembalikan lagi pergeseran ini kearah yg semestinya..Kita,beramai-ramai,pasti bisa.
BalasHapusPerubahan ini sudah sampai kepelosok Desa Bg Iwan....
BalasHapuspergeseran yg mengarah ke negatif
BalasHapusbisa saja karena perbeaan perfectif
nice poat bang...! salam
Saya disini malah sering melihat anak kos cewek keluar dari kamar mandi hanya dibalut handuk (kebetulan belakang rumah saya juga saya sewakan untuk kost putri), waduh sepertinya mereka memang sudah terbiasa dengan perilaku seperti itu, saya hanya bisa menahan nafas melihatnya ck...ck..ck...
BalasHapusPrihatin dengan kondisi remaja dan pemuda kita sekarang. Semoga artikel-artikel positif semacam ini dibaca oleh banyak remaja dan pemuda dan disertai dengan hidayah Allah.
BalasHapusSalam ukhuwah
Wah, ternyata hati yang baik itu, sudah mulai langka sekarang ya bang.
BalasHapusbegitulah perubahan ya pak, hhhhhh harus bisa belajar menghadapi semua itu...tq dah berbagi :)
BalasHapusPerubahan atau pergesaran itu harusnya ke arah yang lebih baik, bukan ke budaya sampah atau kotor.
BalasHapusbenar bang...jaman sudah mulai bergeser kearah kebebabsan..dimana sebagian manusia udah mulai lupa batas-batas adat ketimuran yang menjunjung tinggi kesopanan dalam berpakaian....
BalasHapusnice saharing bang....
BalasHapusaq sendiri juga sering melihat seperti itu g cow g cew pakaian dalam kelihatan, itu kainnya yang kurang apa mang seperti itu trend pakian jaman sekarang
BalasHapusHeemmm... CD. Anak-anak jaman sekarang memang model pakaiannya aneh-aneh, membuat kita geleng-geleng kepala.
BalasHapussetuju dengan Kang Sugeng di atas. Public figur secara ga langsung ikut mempengaruhi gaya hidup anak muda zaman sekarang..
BalasHapusharusnya kalo memang mau jemur pakaian, dilihatlah pakaian apa yang "pantas" untuk dijemur didepan orang...ckck..masa pakaian dalam mau dipamer? yang bener aja dunk...
BalasHapusduh.. aku salut sekali sm bapak yang satu ini, selalu update posting, dan selalu bermakna, banyak pelajran dan nilai-nila sosial yg bs didapat setelah baca dsini
BalasHapusyang paling saya biasa nggak enak ngelihatnya kalau ada anak remaja ke apotek atau kedai cari kondom wah, mau diapakan tuh nggak ada malunya dia
BalasHapuskalau hal2 sebangsa cara berpakaian masih mending pak..yang lebih ngeri itu kelakuannya.. :(
BalasHapusSepertinya kedua-duanya Bang...
BalasHapuspergeseran dan perubahan nilai, nilai moral, dll. Semoga saja tidak diikuti dgn degradasi moral yg sptninya sudah mulai melanda sebagian masyarakat kita.
SY baca postingan ini jadi inget dulu masa2 jadi anak kost... hehe..
saya masih mahasiswa tapi saya gak begitu kok :)
BalasHapusya, kebaikan tetap kebaikan, seharusnya gak berubah.
Mantap artikelnya Mas dan sdh seharusnya kita menjaga cara berpakaian kita karena cara berpakaian kita juga mencerminkan kepribadian kita,slm...:D
BalasHapusinfonya bagus mas!
BalasHapusmakasih udah sharing ya.
salam kenal 0_0
haloo pak, saya berkunjung lagi jih, mumpung nganggur.:)
BalasHapussaya lagi nyari review blog ini di majalah Hai judulnya aku sudah lihat kemarin ditunjukkan ama iswady tapi lupa lagi alamatnya di google
BalasHapusindah sekali kata2 diakhir alinea ini Bang,
BalasHapusbunda suka sekali, baik sekali utk dijadikan renungan diri,
percayalah hanya pd mata-hati, lidah-hati dan hidung -hati.
salam
bagus postingannya
BalasHapus