HIDUP SEORANG BLOGGER mulai mempersiapkan diri dalam menyambut hari kemenangan Idul Fitri. Idulfitri bagi umat Islam merupakan hari yang sangat dinanti kedatangannya. Namun bagi banyak ibu-ibu, terutama kalangan menengah atas, Idulfitri seringkali dianggap sebagai beban karena pulangnya tulang punggung urusan domestik, pembantu rumah tangga, sekarang "diperhalus" menjadi pekerja rumah tangga (PRT).
Kisah HIDUP SEORANG BLOGGER kali ini terpaksa harus menjalani dan melakukan sendiri berbagai kerjaan domestik yang selama ini jarang tersentuh. Meskipun PRT yang kerja di rumahnya diiming-imingi materi agar menunda mudik hingga Idulfitri amat mepet, dan kembali sesegera mungkin.Di kota-kota besar, eksistensi PRT pengganti (PRT Infal) menjadi trend dengan dua sampai tiga kali lipat upah PRT biasa.
Sayangnya, ketergantungan HIDUP SEORANG BLOGGER itu seringkali tak diiringi dengan apresiasi terhadap "pengabdian" mereka. PRT seringkali diperlakukan sebagai seseorang yang needed, but not wanted sebagaimana perlakuan terhadap beberapa kasus PRT yang sering kita terjadi.
Kita hanya butuh tenaganya, tapi tak peduli dengan hak-haknya sebagai manusia. Ketika kita butuh, kita hunting ke segala penjuru untuk mendapatkannya, tapi ketika mendapatkannya kita tak memperlakukannya sebagai manusia yang tidak hanya memiliki kewajiban, tapi juga hak.
Berbagai persoalan yang terkait dengan PRT di luar negeri sebenarnya memiliki keterkaitan yang signifikan dengan tidak adanya UU-PRT di Indonesia. Kita seringkali mengecam Malaysia dan negara-negara tujuan PRT lainnya atas berbagai kasus kekerasan terhadap PRT, padahal di negara sendiri hal serupa banyak terjadi.
Hingga kini belum ada aturan yang mengatur hubungan antara PRT dan majikan, dan pada banyak kasus PRT masih mengalami berbagai masalah hubungan kerja.
Tak jarang kita mendengar PRT bekerja mulai dari terbitnya matahari hingga terbenamnya mata majikan, beban kerja tak seimbang dengan upahnya, dan pembayaran upah yang tertunda dengan alasan ditabungkan, tapi sulit diambil ketika diperlukan, sebagai contoh bentuk perbudakan modern.
Ini menjadi bagian dari urgensi melahirkan UU Perlindungan PRT. Namun, tidak dicakupkannya RUU-PRT dalam Program Legislasi Nasional Tahun 2010 menunjukkan ketidakseriusan negara dalam melindungi hak-hak PRT. Tak heran jika kecaman terhadap Komisi IX tak terhindarkan.
Perdebatan yang muncul terkait dengan RUU-PRT, bahwa isinya kental dengan hubungan yang formal antara majikan dan PRT, dan kerentanan majikan untuk dikriminalkan.
Perdebatan semacam ini wajar saja mengingat kita sudah terbiasa dengan hubungan informal terkait PRT (perekrutan, pembayaran, dll) dan dalam banyak kasus lebih dititikberatkan pada kewajiban PRT, sementara haknya terabaikan. Kekuasaan digunakan untuk dilayani, bukan untuk melayani dan membantu orang lain.
Hal yang dilematik juga muncul. Di satu sisi, pasal-pasal yang tercakup berkesan hubungan kerja yang formal majikan-buruh, dan rentan mengeliminir hubungan kekeluargaan diantara keduanya. Di sisi lain, pencakupan asas kekeluargaan bisa menyamarkan hak-hak PRT itu sendiri.
Misalnya, jika seorang PRT dianggap keluarga, maka ia memiliki hak-hak seperti anggota keluarga lainnya, tapi kemudian hak-haknya industrialnya terabaikan. Oleh karenanya, ini penting untuk dikaji kembali agar dapat mengawinkan dilema yang terjadi, di mana hak-hak mereka dan asas kekeluargaan itu sendiri menjadi two-in-one.
Lebaran makin dekat, PRT sebentar lagi pulang. Meski UU-PRT belum disahkan, itikad baik tak ada salahnya, agar puasa tak sekadar lapar dan haus. Berikan hak-hak mereka agar HIDUP SEORANG BLOGGER lebih bermakna dan menjadikannya sebagai makanan bergizi untuk jiwa.
Artikel ini sebagai entri wajib II dalam Contest SEO HIDUP SEORANG BLOGGER yang digelar oleh sahabat kita Denaihati.com
Sementara kontes lainnya Hidup Untuk Memberi, Acer Aspire One gratis untuk dimiliki.masih berlangsung sampai penghujung tahun ini.
pertamax gan..hidup juga sob..
BalasHapussukses selalu yah sob..
PRT seharusnya dibela sekiranya disalahgunakan oleh majikan. Jasanya besar sekali. Menggantikan tanggungjawab yang sepatutnya digalas oleh si isteri/ibu.
BalasHapusCerita yg baik mas walaupun sesetengahnya gak ngerti. Hehehe.
Semoga berjaya dgn pertandingan-pertandingan yg disertai. Peace! :)
wah ikutan kontes nie Om...
BalasHapuscuman bisa mendoakan semoga suksesssss ^^/
wah, semangat, Hidup Seorang Blogger. :)
BalasHapusboleh tidak kanda url saya diganti dengan postingan kedua saya kayaknya yang itu bisa lebih bagus posisinya
BalasHapusThis comment is not related with your posts, but I have still be your follower... if you will to do that either, please follow me...thanks, Guys...
BalasHapuswah betapa kacaunya jika PRT lagi mudik
BalasHapushikz rumah berantakan
hehehhe
selamat mengikuti kontesnya semoga beruntung, Pak
BalasHapusMungkin tidak semua hal dapat diformalkan dan diatur hak dan kewajibannya dengan aturan yang birokratis... misalnya apabila kita menyuruh tukang kebun; dan sejenisnya.. Peace :) and trims
BalasHapussekarang lagi getol ikutan kontes yang berbau seo bang
BalasHapuskayaknya ada peluang dapat salah satu tuh
salam dari pamekasan madura
Pe Er Te pun seorang manusia yang selain mempunyai kewajiban juga memiliki hak. beitupun kita yang juga manusia, mempunyai kewajiban dan memiliki hak. Tunaikan kewajiban, penuhi hak dengan imbang, termasuk kepada para Pe Er Te. Insya Allah
BalasHapushidup saya sebagai blogger..
BalasHapusgak jelas, nih =_=
hidup blogger
BalasHapusyihaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Jangan lupa THR nya. Beri kesempatan pada mereka untuk menikmati kebahagiaan di hari raya.
BalasHapusSelamat pagi .....
kisah yang menarik untuk dikongsi.
BalasHapussemoga terus sukses ya :)
hmmm,,, artikel nya yg ini ikut dilombakan ya??? sukses yaa :D
BalasHapusmungkin ga ya kalo indonesia menang di pukulin tuh PRT TKI
BalasHapus